Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Lebaran Berujung Maut, 1 Keluarga Terkena Musibah saat Liburan ke Pemandian di Sumbar, 4 Orang Tewas

Lebaran berujung maut, satu keluarga terkena musibah saat liburan ke pemandian di Sumbar.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
ISTIMEWA
Lima orang warga Jambak Timur Jalur 10 terkena musibah di pemandian Lubuak Cempong IV Koto Kinali, Kabupaten Pasaman Barat, Sumbar, Sabtu (22/4/2023). 

Di rumah duka pun terlihat tetangga dan beberapa sanak saudara untuk berbelasungkawa atas peristiwa tersebut.

Adapun pihak keluarga korban masih syok dan berduka, sehingga enggan ditemui atau dimintai keterangan awak media.

Namun ayah pelaku yang notabenenya adalah kakak dari korban, Rosichi, berkenan menemui awak media.

Ia pun sedikit menceritakan kronologi pada saat kejadian yang merenggut nyawa adiknya.

Rosichi menjelaskan, anaknya pernah alami beberapa kali kecelakaan yang mengakibatkan luka pada bagian kepala dan cukup parah.

Pada usia enam bulan, pelaku mengalami kecelakaan sampai tempurung otaknya pecah.

Sehingga anaknya sampai usia tiga tahun rutin melakukan kontrol ke spesialis anak.

Baca juga: Curhatan Wanita Soal Mertua saat Lebaran Viral, Tak Betah Menginap, Para Perempuan Bagi Pengalaman

Kemudian pada usia tiga tahun, pelaku kembali alami kecelakaan lalu lintas dan luka di bagian kepala lagi.

Ketiga kalinya mengalami kecelakaan dan kembali mengalami gegar otak hingga hilang ingatan.

Karena kecelakaan yang berulang dan mengenai bagian kepala, pada tahun 2007, syaraf bagian otak pelaku kena, sehingga masuk rumah sakit dan mendapat perawatan.

Kerusakan syaraf tersebut mengakibatkan pelaku menjadi berbeda.

Dalam artian ketika marah maka akan menggebu-gebu dan tidak terkontrol, terlebih jika keinginan tak dipenuhi.

"Jadi anak saya ini kan habis menjual tanah warisan dan rencananya ingin dibuatkan rumah."

"Sehingga saat nanti pulang dari pondok pesantren sudah ada rumah, tapi yang beli ini kan bayarnya nyicil baru setengahnya."

"Nah, sedikit demi sedikit saya belikan material batu bata, besi, dan lain-lain, akhirnya uang habis."

"Nah, anak saya ini marah dan minta uang penjualan tanah Rp40 juta ditarik lagi, dan ingin ia gunakan beli motor baru."

"Tapi kan uang sudah saya belikan material, jadi sisa Rp3 juta."

"Anak saya tidak mau dan akhirnya marah, ngamuk dan mengancam saya."

"Akhirnya saya melarikan diri keluar rumah," ungkap Rosichi.

Ilustrasi garis polisi. Nasib tragis pemudik baru satu jam sampai di rumah nyawa telah terenggut. Pemudik di Kecamatan Slawi, Tegal ditusuk oleh keponakan sendiri menggunakan senjata tajam berulang kali, Senin (17/4/2023).
Ilustrasi garis polisi (TRIBUNJATIM.COM/AHMAD ZAIMUL HAQ)

Bahkan untuk menghindari kejaran dan amukan sang anak, Rosichi kabur sembunyi di makam desa setempat dari subuh sampai malam hari.

Rosichi pun mengaku, ia belum sempat bertemu sang adik yang menjadi korban, karena sejak subuh sibuk kabur dari kejaran anaknya.

Ia tidak berani masuk ke rumah karena mengetahui sang anak masih mencarinya.

"Adik saya ini baru sampai rumah sekitar setangah sampai satu jam, sampai peristiwa penusukan terjadi dilakukan anak saya," ujar Rosichi.

"Seharusnya sasarannya saya, tapi yang kena malah adik saya atau omnya sendiri, ya salah sasaran."

"Adik saya ditusuk di bagian dada pakai pisau belati," tambahnya.

Rosichi menyebut, sang anak pulang ke rumah sekitar satu bulan sebelum Lebaran.

Tapi saat masih di pondok pun, kondisi kejiwaan atau saraf sang anak juga sudah terganggu.

Sehingga puncaknya saat minta sepeda motor baru tapi tidak bisa dipenuhi, hingga akhirnya mengamuk.

Sejak kecil atau tepatnya kelas 1 SD, pelaku tinggal dengan sang ayah karena kedua orang tuanya bercerai.

"Dokter sudah menyampaikan ke saya bahwa akibat luka di bagian kepala ini, ke depannya akan menimbulkan masalah ke anak saya."

"Bahkan dokter mengingatkan untuk menjaga anak ini, obat-obatan untuk saraf juga sampai saat ini masih dikonsumsi anak saya," paparnya.

Adapun saat kejadian, korban yang adalah om dari pelaku sedang ada di belakang.

Kemudian sang paman mengetahui keponakannya datang-datang mengamuk mencari ayahnya.

Pemuda tersebut kemudian ditanya oleh korban ada apa sampai merusak sepeda motor.

Kemudian tiba-tiba pelaku langsung menusuk korban hingga tumbang.

"Saya mau menolong, tapi anak saya ini masih mengincar saya."

"Sempat pisau hendak mengenai bagian leher, tapi saya masih bisa mengelak dan kabur menjauh dari rumah," kata Rosichi.

Ayah pelaku penusukan, Rosichi, saat ditemui awak media di depan rumah korban beralamat di Dukuh Karangjongkeng, RT 03/RW 09, Kelurahan Pakembaran, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, Selasa (18/4/2023).
Ayah pelaku penusukan, Rosichi, saat ditemui awak media di depan rumah korban beralamat di Dukuh Karangjongkeng, RT 03/RW 09, Kelurahan Pakembaran, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, Selasa (18/4/2023). (TRIBUN JATENG/Desta Leila Kartika)

Terpisah, Kasat Reskrim Polres Tegal, AKP Vonny Farizky mengungkapkan, pelaku langsung berhasil diamankan.

Hal itu dikarenakan, saat kejadian ada anggota Polres Tegal yang sedang ada di sekitar TKP.

Sementara untuk motif dari pelaku, sampai saat ini masih dalam penyelidikan dan pendalaman lebih lanjut.

"Proses autopsi sudah kami lakukan, hasilnya korban meninggal dunia karena mendapat tiga kali tusukan benda tajam di bagian dada," imbuh Kasatreskrim.

Kini proses hukum tengah bergulir dan mengancam pelaku.

Pelaku terancam tak dapat merayakan Lebaran bersama keluarga pada tahun ini.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved