Berita Jatim
Pengakuan Pria di Gresik yang Main Petasan dan Bikin Bayi 38 Hari Meninggal karena Suara Ledakan
Astunggal (53), warga Desa Jatirembe, Kecamatan Benjeng yang menyalakan petasan kembang api hingga diduga mengakibatkan kematian bayi
Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Sugiyono
TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Astunggal (53), warga Desa Jatirembe, Kecamatan Benjeng, Gresik yang menyalakan petasan kembang api hingga diduga mengakibatkan kematian bayi, sudah meminta maaf kepada keluarga korban di hadapan Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani (Gus Yani), dan selalu bersedia meminta maaf kembali jika keluarga korban meminta, sebab menyalakan kembang api atas permintaan cucu dan keponkannya, Minggu (30/4/2023).
Astunggal menceritakan awal kejadian menyalakan petasan kembang api pada Sabtu (22/4/2023) malam, sekitar pukul 20.00 WIB.
Pada saat itu sedang merayakan hari raya Idul Fitri 1444 H. Sehingga, cucu dan keponakan merayakan Hari Raya Idul Fitri ke rumah Astunggal.
Saat berkunjung ke rumah Astunggal, cucu Astunggal yang masih usia 4 tahun dan keponakan, usia 5 tahun datang membawa sebatang petasan kembang api.
Karena, pada malam pertama hari raya Idul Fitri masih banyak warga dan remaja menyalakan petasan kembang api, sehingga Astunggal diminta menyalakan kembang api oleh cucu dan keponakannya.
“Saya secara hati yang mendalam, tidak ada niatan untuk mengganggu tetangga dan terutama pada bayi, sebab jarak rumah dengan keluarga sekitar tiga rumah sejauh dua lima belas sampai dua puluh meter. Dan, saat itu juga banyak anak-anak lain juga menyalakan petasan,” kata Astunggal, dengan didampingi istri yang sehari-hari bekerja sebagai buruh pabrik, saat ditemui di rumahnya.
Lebih lanjut Astunggal menambahkan, setelah menyalakan kembang api, bersama cucu dan keponakan juga melihat anak-anak lain menyalakan kembang api di Mushola.
Yang jaraknya hanya puluhan meter dari rumah bayi tersebut.
Menurut Astunggal, pada saat Hari Raya Idul Fitri di hari Sabtu malam masih banyak anak-anak lain yang menyalakan petasan kembang api. Sehingga, tidak ada niatan untuk mengakibatkan bayi meninggal dunia.
Atas musibah tersebut, Astunggal juga telah datang ke rumah keluarga korban untuk menyampaikan permintaan maaf.
Saat itu, ada Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani (Gus Yani) bersama jajaran muspika, polisi dan camat.
Baca juga: Bayi di Gresik Meninggal seusai Dengar Petasan Tetangga, Lapor RT Tapi Tak Ada Itikad Baik
“Saya tidak tahu kalau ada Pak Bupati Gus Yani ke rumah duka. Saya dipanggil di Kepala Desa untuk datang ke rumah duka dan saya juga telah meminta maaf kepada keluarga korban. Dan, jika saya diminta maaf kembali, saya bersedia, tapi harus ada petugas keamanan yang mendampingi, agar bisa menenangkan masalah ini,” katanya.
Sementara Zlk (43), keluarga dari Nur Hasim (34) Nur Faizah (28) yang bayinya meninggal dunia diudga akibat suara petasan kembang api mengatakan, dari keluarga hanya meminta keluarga Astunggal meminta maaf secara iklas.
Sebab, setelah kejadian suara ledakan petasan dan mengakibatkan bayi meninggal dunia, pihak keluarga Astunggal tidak ada itikad baik datang ke rumah untuk meminta maaf secara tulus.
Desa Jatirembe
Benjeng
Gresik
kematian bayi
menyalakan petasan kembang api
Hari Raya Idul Fitri
Tribun Jatim
TribunJatim.com
berita Jatim terkini
Cara Cek Pajak Kendaraan, Ada Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor Jawa Timur hingga 31 Agustus 2025 |
![]() |
---|
Kwan Sing Bio Kelenteng Terbesar di Asia Tenggara, Jelang HUT Kong Co ke-1865 Ketuanya Digugat ke PN |
![]() |
---|
Mengenal 6 Fakta Menarik Gresik, Dikenal Kota Bandar hingga Maskot Rusa Bawean Sudah Terancam Punah |
![]() |
---|
5 SD Negeri di Jawa Timur Kekurangan Siswa, Arsy Satu-satunya Murid Baru SDN Jalen Ponorogo: Enjoy |
![]() |
---|
4 Kota Tersepi di Jawa Timur, Salah Satunya Dijuluki Swiss Kecil karena Daerahnya Terkenal Dingin |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.