Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Jatim

Daya Beli Nelayan di Jatim Naik Berdasarkan Acuan NTN, Ikan Tongkol Penyumbang Tertinggi

Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur (Jatim) melaporkan, Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jatim pada April 2022 sebesar 102,22 atau naik 0,50 persen diband

Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Ndaru Wijayanto
tribunjatim.com/Fikri Firmansyah
Kepala BPS Jatim, Zulkipli saat menjelaskan perkembangan Nilai Tukar Petani dan Nilai Tukar Nelayan. Selasa (2/5/23). 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Fikri Firmansyah

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur (Jatim) melaporkan, Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jatim pada April 2022 sebesar 102,22 atau naik 0,50 persen dibandingkan NTN bulan sebelumnya.

Kepala BPS Jatim, Zulkipli mengatakan NTN merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli nelayan.

Selain itu juga, NTN juga untuk menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk perikanan tangkap dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

"NTN Jawa Timur bulan April 2023 naik 0,50 persen, dari 101,71 di bulan Maret 2023 menjadi 102,22 di bulan April 2023," ujar Zulkipli kepada awak media yang menghadiri press conference NTP dan NTN di Jatim. Selasa (2/5/23) di Kantor BPS Jatim.

Baca juga: Daya Beli Petani Jatim Menurun, BPS Beberkan Faktor Penyebabnya

Dia menjelaskan, kenaikan NTN ini disebabkan karena indeks harga yang diterima nelayan (lt) naik sebesar 0,70 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar nelayan (lb) naik sebesar 0,20 persen.

Adapun sepuluh komoditas utama yang mengalami kenaikan terbesar indeks harga yang diterima nelayan adalah ikan tongkol, ikan kembung, rajungan, ikan kuniran, kepiting air tawar, kerang, ikan tenggiri, ikan bawal, ikan benggol, dan ikan tambakan.

Dikatakannya pula, dari keseluruhan komoditas utama lt itu, ikan tongkol yang punya andil besar.

"Ikan Tongkol merupakan penyumbang kenaikan lt tertinggi yakni sebesar 3.68 persen," imbuh dia.

Sedangkan komoditas utama yang mengalami penurunan terbesar indeks harga yang diterima nelayan, lanjutnya, adalah ikan teri, ikan layang, udang laut, ikan belanak, ikan layur, cumi-cumi, ikan lemuru.

"Kemudian juga disusul kepiting laut, ikan kerapu, dan gurita," pungkasnya

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved