Berita Viral
Terjawab Asal Suara Misterius dari Atmosfer yang Terdengar Mirip Air Terjun, Ilmuwan: Terperangkap
Terjawab asal suara misterius yang terdengar dari atmosfer karena mirip air terjun, ilmuwan mengungkapkan fakta di baliknya.
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Belakangan, dunia sains astronomi tengah dihebohkan dengan munculnya sebuah suara yang misterius dari atmosfer bumi.
Berawal dari penemuan Ilmuwan Amerika Serikat (AS) yang menangkap adanya gelombang suara yang menggambarkan keadaan aneh.
Ilmuwan AS menangkap suara misterius dari langit yang belum diketahui penyebabnya.
Tentu ini menjadi perbincangan eksklusif di kalangan astronom dunia dan sains astrologi.
Apa sebenarnya suara tersebut dan dari mana asalnya?
Dikutip Tribun Jatim dari Kompas.com , suara tersebut berasal dari stratosfer, lapisan kedua pada atmosfer yang berada di antara troposfer dan mesosfer di atas permukaan Bumi.
Suara misterius dari statosfer berhasil ditangkap menggunakan balon bertenaga surya dengan mikrofon yang diterbangkan ke langit.
Ketika menjelajahi atmosfer, balon menangkap suara misterius pada ketinggian 50 kilometer di atas permukaan Bumi.
Bunyi dari suara tersebut menjadi heboh lantaran sangat keras dan cukup mendebarkan siapa saja yang mendengar.
Suara misterius itu mirip seperti suara air terjun.
Baca juga: Fenomena Serbuan Ubur-ubur di Pelabuhan Perikanan Mayangan Probolinggo Jadi Tontonan Warga
Dilansir dari Space, suara misterius dari stratosfer ditangkap oleh balon yang diterbangkan oleh peneliti Sandia National Laboratories di New Mexico, AS.
Sandia National Laboratories adalah sebuah laboratorium nasional riset dan pengembangan Departemen Energi AS.
Salah satu ilmuwan yang terlibat dalam proyek tersebut adalah Daniel Bowman.
Bowman bersama timnya menggunakan perangkat yang awalnya dirancang untuk memantau gunung berapi yang disebut mikrobarometer.

Perangkat itu dapat menangkap suara frekuensi rendah yang diharapkan dapat mendeteksi suara infrasonik berulang misterius dari stratosfer.
Perangkat yang dilengkapi dengan sensor kemudian disematkan pada balon dengan diameter 6 x 7 meter.
Balon terbang dapat bergerak dengan tenaga surya atau sinar Matahari dan mampi mencapai ketingian 70.000 kaki.
"Kami membuatnya menggunakan painter's plastic dari toko perkakas, lakban, dan bubuk arang dari toko peralatan piroteknik," jelas Bowman.
"Saat matahari menyinari balon yang gelap, udara di dalamnya memanas dan menjadi ringan," sambungnya.
Baca juga: Ngaku Tak Takut KKB, Susi Pudjiastuti Siap Perang Demi NKRI: Mereka Ingin Mengacaukan Papua
Berbekal perangkat dan sensor yang diterbangkan menggunakan balon udara, Bowman dan tim dapat menangkat suara misterius dari statosfer.
Suara tersebut dapat didengar karena berada di stratosfer yang relatif tenang dan bebas dari badai, turbulensi, dan lalu lintas udara komersial.
Suara direkam dalam rentang infrasonik, yang berarti berada pada frekuensi 20 hertz (Hz) dan lebih rendah jauh di bawah jangkauan telinga manusia.
"Ada sinyal infrasonik misterius yang terjadi beberapa kali per jam pada beberapa penerbangan, tetapi sumbernya sama sekali tidak diketahui," tutur Bowman.
Dari rekaman yang dirilis CNN, suara misterius dari stratosfer terdengar mendengung, bergemuruh, dan seperti air terjun.
Seorang ahli geofisika di Sandia National Laboratories bernama Sarah Albert kemudian menyelidiki temuan suara misterius tersebut.
"Mungkin suara itu terperangkap di saluran dan bergema sampai benar-benar kacau," kata Bowman.
"Tapi apakah itu dekat dan cukup sepi (seperti turbulensi) atau jauh dan keras (seperti badai yang jauh) masih belum jelas," sambungnya.
Ia dan Albert berkomitmen untuk menyelidiki sumber suara misterius yang ditangkap dari stratosfer.
Mereka juga akan meneliti mengapa beberapa penerbangan tidak merekam suara tersebut.
Baca juga: FAKTA-FAKTA Gerhana Matahari Hibrida, Fenomena Langka 20 April 2023: Pengertian hingga Dampak
Namun balonnya dapat melakukan hal ini.
Bowman sangat ingin memahami lanskap suara stratosfer dan membuka fitur-fitur utama, seperti variabilitas lintas musim dan lokasi.
Dilansir dari Independent, Bowman mengutarakan bahwa balon yang ia gunakan untuk menangkap suara misterius dari atmosfer awalnya dirancang untuk memantau gunung berapi di Bumi.
Balon dapat mengumpulkan data dan mendeteksi infrasonik frekuensi rendah menggunakan mikrobarometer.
Para peneliti bisa melacak rute balon menggunakan GPS karena perangkat ini dapat terbang ratusan kilometer dan mendarat di tempat-tempat yang sulit dijangkau.
"Tenaga surya pasif ini cukup untuk membawa balon dari permukaan ke ketinggian lebih dari 20 km di langit," jelas Bowman.
Baca juga: Fakta Fenomena Gelombang Panas di India, Mengerikan Durasi Bakal Meningkat hingga 18 Hari pada 2060
Berbagai aktivitas di langit memang sering menjadi perbincangan tersendiri.
Belakangan misalnya fenomena lain yang terjadi yakni penampakan adanya bintang di atas bulan sabit.
Sebuah unggahan mengenai foto adanya bintang di atas bulan sabit, viral di media sosial belakangan ini.
Sejumlah unggahan bahkan menyebut fenomena langit ini terjadi 100 tahun sekali.
Salah satu unggahan mengenai adanya bintang di atas bulan sabit ini diunggah oleh akun TikTok @junaidinirahmanni1.
"Bulan dan bintang ttanda 100 tahun telah tiba semoga senantiasa kita menjadi manusia yang di dalam keadaan sadar," kata akun tersebut #Bulanbintang #langit #Bulantrendviral ? suara asli - mbe_link - ????????????_????????????????
Sejumlah akun lain juga mengunggah mengenai fenomena bintang di atas bulan sabit ini dan mengaitkannya dengan pertanda tertentu.
Baca juga: Fakta Hujan Cacing di China, Warga Merinding Keluar Pakai Payung, Ada Fenomena Serupa di Florida
"Pertanda apa ini... ada bintang di atas Bulan, 24.03.2023 pukul 19.15 WIB," kata akun @user7837947370428.
Lantas, sebenarnya fenomena munculnya bintang di atas bulan tersebut fenomena apa dan benarkah muncul 100 tahun sekali?
Dikutip dari Kompas.com, Minggu (26/3/2023), Peneliti Pusat Riset dan Antariksa di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang menjelaskan cahaya di atas bulan dalam unggahan viral tersebut adalah planet Venus.
"Fenomena yang viral adanya bulan sabit dan bintang tersebut itu sebenarnya adalah konjungsi bulan dan Venus," kata Andi kepada Kompas.com (26/3/2023).
Ia menegaskan fenomena ini bukanlah fenomena yang muncul setiap 100 tahun sekali, melainkan setiap antara 25 hingga 27 hari sekali.
Andi menjelaskan Venus yang terlihat di atas bulan sabit tersebut sudah terjadi pada 24 Maret 2023 kemarin.
Selanjutnya fenomena seperti ini akan bisa disaksikan kembali di 23 April 2023.
Andi menegaskan fenomena Venus di atas bulan sabit tersebut bukanlah pertanda bencana atau fenomena lain.
"Fenomena konjungsi bulan dan venus ini adalah fenomena yang wajar terjadi setiap 25 hingga 27 hari sekali," kata dia.
Sehingga menurutnya fenomena ini tidak menyebabkan dampak apapun baik ke seismik, vulkanis, atau oseanografis.
Baca juga: Fenomena El Nino, Musim Kemarau 2023 Diprediksi Bakal Lebih Kering dan Berlangsung Lama
Besar kemungkinan fenomena dua bulan sabit ini muncul karena terjadi pantulan lensa pada kamera baik itu kamera ponsel atau pun kamera DSLR.
"Saya sendiri tidak tahu apakah yang mengunggah video tersebut menggunakan kamera ponsel atau kamera DSLR. Akan tetapi kejadian seperti ini juga bisa terjadi ketika kita memotret benda-benda yang cukup terang, seperti matahari," ujar Andi kepada Kompas.com ( grup Tribun Jatim Network ).
Akibatnya, bisa muncul seolah-olah ada dua matahari atau bisa juga muncul dua bulan sabit saat dipotret, yang mana salah satunya adalah bayangan atau pantulan dari kamera lensa.
Andi mengatakan, bulan sebenarnya tetap berjumlah satu, akan tetapi karena dipotret dengan sudut tertentu sehingga mengalami pemantulan sempurna atau total internal reflection.
Saat mengalami total internal reflection ini, bulan dapat memunculkan bayangannya sehingga seolah-olah tampak sebagai dua bulan sabit, padahal obyeknya hanya satu.
Jadi bulannya tetap terlihat satu, akan tetapi karena diambil dari sudut tertentu sehingga menghasilkan total internal reflection, sehingga menghasilkan pantulan atau glerr.
"Jadi dua sabit itu sebenarnya adalah glerr, salah satu dari dua sabit yang muncul adalah pantulan dari obyek aslinya," jelasnya.
Andi kembali menjelaskan, dalam unggahan video tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi.
Pertama, bisa dikarenakan pantulan lensa optik dan yang kedua adalah editan.
"Hanya ada dua kemungkinan, kalau tidak pantulan lensa ya itu hanya editan saja," ucapnya.

Andi menyampaikan, masyarakat diimbau untuk tidak mudah percaya dengan video-video yang menghebohkan seperti ini.
"Kami menegaskan, bulan itu hanya satu dan tidak akan berjumlah dua," jelas Andi.
Diberitakan sebelumnya, pada malam kedua Ramadan 1444 Hijriah, langit Batam, Kepulauan Riau (Kepri) dihiasi fenomena langka.
Terlihat bulan sejajar dengan Venus, Jumat (24/3/2023).
Tidak saja di Batam, fenomena ini juga terlihat di beberapa wilayah yang ada di Indonesia, bahkan munculnya bulan sabit sejajar dengan Venus seketika viral di media sosial.
Momen ini dapat di saksikan jelas dengan mata telanjang.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
astronomi
Ilmuwan Amerika Serikat (AS)
gelombang suara
statosfer
Atmosfer
suara air terjun
Sandia National Laboratories di New Mexico
Daniel Bowman
mikrobarometer
jatim.tribunnews.com
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Imbas Tergiur Upah Rp 5 Juta, Alfin Kini Malah Dijatuhi Hukuman Mati oleh Majelis Hakim |
![]() |
---|
Cara Uang Rp 200 T Menkeu Purbaya Gerakkan Ekonomi Indonesia, Lulusan ITB Sorot Sektor Produktif |
![]() |
---|
Sosok Informan soal Dana di Rekening Dormant hingga Tewaskan Kacab Bank BUMN, Tersangka 4 Klaster |
![]() |
---|
Dicopot usai Diduga Tegur Anak Pejabat Bawa Mobil, Kepsek Ditangisi Muridnya, Ikhlas Jadi Guru Biasa |
![]() |
---|
Nasib Kafe TKP Residivis Bunuh Anggota TNI, Satpol PP Turun Tangan Menutup, Singgung Perizinan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.