Berita Jatim
Nasib 5 Bocah di Probolinggo Ditarik dari Atas Rumah Pohon Hingga Terhempas, Bermula dari Air Minum
Kasus penganiayaan menimpa 5 bocah di Probolinggo. Mereka diduga ditarik dari atas rumah pohon.
Penulis: Danendra Kusuma | Editor: Januar
Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Danendra Kusuma
TRIBUNJATIM.COM, PROBOLINGGO- Kasus penganiayaan menimpa 5 bocah di Probolinggo.
Mereka diduga ditarik dari atas rumah pohon.
Akibatnya mereka terhempas hingga bajunya sobek.
Semua bermula dari air minum kemasan.
Nasib malang menimpa RA (12), RD (12), QR (14), RY (14), dan FT (10), warga Desa Sumberagung, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo
Ke lima bocah tersebut diduga dianiaya oleh IM (45), yang tak lain merupakan ayah dari teman sepermainannya, SN (9).
Kasus dugaan penganiayaan ini terjadi Selasa (16/5/2023) sekira 10.00 WIB.
Seorang ayah korban, Samsul Riyanto (33) mengatakan kejadian tersebut bermula ketika sang anak, RA (12) bersama empat kawannya baru saja tuntas membuat rumah pohon.
Mereka membangun rumah pohon dari bambu di atas pohon karet yang berada di lapangan sekitar rumah dengan ketinggian 2 meter.
"Karena berhasil membuat rumah pohon, kelimanya lantas mengadakan selamatan. Mereka memasak mie instan di rumah pohon bersama-sama," katanya kepada TribunJatim-Timur.com.
Samsul melanjutkan, tak berapa lama SN (9) melintas di lapangan dan melihat lima temannya makan bersama di dalam rumah pohon.
Baca juga: Penganiayaan 3 Orang di SPBU di Madiun, Pelaku Diburu Polisi, Lihat Kondisi Korban: Dirawat di RS
SN pun naik ke rumah pohon untuk menengok teman-temannya.
"Mendadak anak tersebut secara inisiatif bilang kepada lima anak di dalam rumah pohon jika ingin menyumbang air minum kemasan. SN pun kembali pulang ke rumahnya," lanjut Samsul.
Dia mengungkapkan setibanya di rumah, SN langsung meminta uang Rp 10.000 untuk membeli air minum kemasan ke ayahnya, IM.
Bukan sekadar itu, SN meneruskan pembicaraan kalau dia disuruh lima teman yang bikin rumah pohon untuk membeli air minum kemasan.
Mendengar ucapan tersebut, IM seketika menafsirkan anaknya telah dipalak.
"Padahal anak saya dan empat kawannya tak pernah meminta apapun kepada SN. SN inisiatif sendiri ingin menyumbang air minum kemasan," terangnya.
Tak terima, IM kemudian berjalan menuju lokasi rumah pohon.
Terlanjur naik pitam, IM diduga menarik satu per satu ke lima anak yang bertengger di dalam rumah pohon menggunakan tangan.
Mereka pun terhempas ke permukaan tanah.
Bahkan, kaus yang dikenakan para bocah sampai robek.
Tak puas IM juga diduga menjewer telinga seorang anak.
"Kuatnya tarikan membuat ke lima anak ke banting ke tanah. Ada anak yang sampai dijewer telinganya," timpal ayah korban lain, Umar (48). Umar adalah ayah dari RD.
Mendapat perlakuan tersebut, kelima anak mengadu ke orang tuanya.
Mereka mengadu sembari menangis sesenggukan.
Kasus penganiayaan terhadap seorang bocah juga terjadi di tempat lain.
Seorang bocah 9 tahun di Gorontalo mengalami nasib tragis.
Bocah itu tewas seusai disiksa oleh paman dan tantenya.
Semua hanya karena 1 hal, yaitu tuduhan mencuri.
Tepatnya, bocah berinisial M-R itu dituduh sering mencuri uang.
Kejadian nahas itu terjadi 3 hari lalu.
Yaitu, Sabtu 13 Mei 2023 lalu di Perumahan Padengo Permai, Desa Tenggela, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo.
Polres Gorontalo terus menangani dugaan penganiayaan bocah Gorontalo hingga tewas ini.
Hingga hari ini, Senin (15/5/2023) menurut Kapolres Gorontalo, AKBP Dadang Wijaya pihaknya sudah melakukan pemeriksaan.
"Motifnya (penganiayaan) untuk sementara kami sampaikan karena kekesalan paman dan bibinya. Karena korban ini sering (dituduh) mengambil uang," ungkap Dadang, Senin (15/5/2023).
Dua terduga pelaku yang merupakan pasangan suami istri (pasutri) kerap menuding bocah ini mencuri uang.
Jika terjadi kehilangan uang di rumah, selalu yang disalahkan adalah bocah tersebut.
Karena kesal, keduanya pun kerap melampiaskan emosinya dengan kekerasan.
Kata Kapolres Dadang, kekerasan itu kerap meninggalkan luka memar dibagian kepala dan tubuh bagian belakang.
Memperkuat dugaan itu, Polres Gorontalo melakukan otopsi di rumah sakit Aloei Saboe.
"Kami masih menunggu tim dokter forensik, karena saat ini berada di luar daerah," lanjutnya.
Untuk jeratan hukum yang dikenakan, pihak kepolisian sementara mengenai undang-undang peradilan anak.
Adapun barang bukti yang telah diamankan pihak polisi ialah selang. Diduga ini alat yang dipakai memukul bocah tersebut.
"Untuk sementara barang bukti yang kami amankan baru selang, dan kami masih mencari barang bukti lain," tandasnya.
Pengakuan Keluarga Korban
Zenab atau Zein, keluarga bocah tersebut kepada TribunGorontalo.com mengakui, jika bocah itu memang kerap disiksa.
Meski belum dikonfirmasi oleh terduga pelaku, namun Zein yakin betul pengakuan kakak korban tersebut adalah benar.
"Torang dapat pengakuan dari pa depe kakak (kakanya) korban, bahwa dorang (mereka) ini tantenya kuat (sering) siksa," jelas Zenab, keluarga korban kepada TribunGorontalo.com, Minggu (14/5/2023).
Bahkan kakak korban itu juga mengalami nasib yang sama.
Keempat bersaudara itu diketahui tinggal bersama tante mereka di Perumahan Padengo IV, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo.
Hal senada dikatakan paman korban, FB. Katanya, kakak korban mengungkapkan dirinya sering dianiaya sang tante selama tinggal di perumahan Tenggela.
Bahkan si kakak korban ini masih menyimpan luka memar di bagian belakang tubuhnya.
Luka ini bisa menjadi bukti autentik yang bisa menyeret si tante sebagai pelaku kekerasan.
Namun, pihak kepolisian Polda Gorontalo masih menyelidiki kasus ini. Sementara jasad korban sudah dievakuasi di RSUD Aloei Saboe Kota Gorontalo.
Sebelumnya, korban pertama kali diketahui meninggal saat tante korban menelpon pihak keluarga.
"Jadi torang dapat telepon dari tantenya ini. Dia menelpon di Sabtu sore. Dan kami baru ke lokasi pukul 21.00 Wita," ungkap Zenab.
Ketika pihak keluarga ini tiba di TKP, mereka justru tidak diizinkan si tante melihat kondisi bocah yang meninggal tersebut. Posisi korban telah ditutupi sarung di dalam kamar.
"Bahkan tantenya ini berkeinginan mengubur korban malam itu juga," ungkap Zenab.
Sontak pihak keluarga semakin curiga gelagat tante korban. Mereka mulai menduga bocah malang itu meninggal akibat ulah tantenya.
Zenab pun mengaku memaksa si tante agar mau memperlihatkan keponakan mereka itu.
Kecurigaan mereka semakin kuat manakala menyaksikan langsung kondisi korban.
"Ada luka memar di bagian leher, mata, dan telinga. Terus di bagian bibir itu ada hitam begitu," terang Zenab.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
kasus penganiayaan
Probolinggo
ditarik dari atas rumah pohon
Dringu
Tribun Jatim
TribunJatim.com
berita Jatim terkini
Sosok Eron Ariodito Adik Wagub Jatim Emil Dardak Merantau ke Swedia, Kerja Sebagai AI Engineer |
![]() |
---|
Sosok Kades di Jombang Diduga Lecehkan Istri Orang, Awalnya Ngaku Khilaf Kini Merasa Dirinya Korban |
![]() |
---|
Sosok Memed Thomas Alva Edhi Sound Horeg Viral, Dunia Sound System Sudah Jadi Passionnya Sejak Kecil |
![]() |
---|
Pemerintah Diminta MUI Jangan Biarkan Sound Horeg Gegara Persoalan Ekonomi, Kini Ada Fatwa Haramnya |
![]() |
---|
Cara Cek Pajak Kendaraan, Ada Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor Jawa Timur hingga 31 Agustus 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.