Berita Viral
Puskesmas Jauh, Ibu Hamil di Jambi Ditandu Tempuh 3,5 Km, Masih Lewati Jalan yang 23 Tahun Rusak
Ibu hamil di Jambi ditandu ke Puskesmas tempuh 3,5 km, masih lewati jalan yang rusak selama 23 tahun.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Video ibu hamil ditandu warga sejauh 3,5 km akibat jalan rusak dan minimnya faskes, viral di media sosial.
Dalam video tersebut terlihat tentang puluhan warga yang sedang menandu ibu hamil yang sedang sakit.
Tampak warga berbondong-bondong berjalan mengantarkan orang sakit sejauh tiga kilometer lebih.
Terlihat medan yang dilalui mereka sangat tak layak, jelek dan bebatuan.
Baca juga: Diejek Teman, Rasiman Langsung Gelontorkan Rp1 M Perlebar Jalan Desanya, Warga Berterima Kasih
Melansir TribunnewsBogor.com, peristiwa ini terjadi di Desa Simpang Narso, Kecamatan Batang, Kabupaten Sarolangun, Jambi.
Di tayangan video yang berdurasi 2 menit 11 detik tersebut, terlihat tujuh warga yang sedang membawa tandu.
Di tandu tersebut kelihatan ada seorang warga yang sedang sakit.
Warga yang sakit itu pun tampak diselimuti oleh kain batik.
Lalu di belakang tandu tersebut tampak ada seorang warga yang sedang memegangi payung.
Bahkan di belakang tandu tersebut terlihat ada puluhan warga yang mengikutinya.
Mulai dari ibu-ibu, bapak-bapak, orang tua, pemuda, sampai anak-anak.
Mereka pun terlihat berjalan sambil menaiki jalanan yang dipenuhi tanah dan batu.
Selain itu suasana pada area yang dilewatinya tampak dipenuhi pepohonan.
Baca juga: Kritik Jalan Rusak hingga Korupsi di Aceh, Rahma Viral di TikTok, Sindir Dana Otsus Pemerintahan
Menurut salah satu warga yang ikut membawa pasien, mengungkapkan bahwa hal tersebut sudah biasa dilakukannya.
Hal tersebut dikarenakan minimnya fasilitas kesehatan (faskes) di wilayahnya.
Menurutnya, orang sakit yang dibawanya ini adalah salah satu warga yang sedang hamil dan mengeluh sakit ingin melahirkan.
"Dibawa orang sakit dinaikkan tandu, sakit ingin melahirkan, kendalanya keadaan jalan."
"Ada yang sakit mau tak mau ditandu," katanya dalam tayangan video yang diunggah oleh akun Twitter @Irwan2yah1.
Dengan kondisi yang memperihatinkan ini, ia pun berharap bisa dapat bantuan dari pemerintah.
Bahkan menurutnya akses jalan desanya yang minim dan rusak ini sudah terjadi selama puluhan tahun.
Malah kendaraan roda empat pun tak bisa memasuki wilayah pedesaannya.
"Harapannya ke pemerintah, kalau bisa roda empat jalannya ini."
"Harapan luar biasa mulai dari tahun 2000 sampai sekarang belum ada yang datang ke desa terpencil Desa Simpang Narso," jelasnya.
Baca juga: Usai Viral di Medsos, Jalan Rusak di Jumputrejo Sidoarjo Diperbaiki, Sempat Ditanami Pohon Pisang
Oleh karena itu, membawa orang sakit ke Puskesmas terdekat dengan cara ditandu dari desanya sudah hal yang biasa.
Bahkan, untuk mencapai Puskesmas dari desanya ini membutuhkan waktu sekitar 3,5 jam dengan berjalan kaki.
"Jaraknya kalau jalan kaki sekitar tiga setengah jam," katanya.
Ia berharap agar pemerintah kota maupun provinsi bisa membuat akses jalan mobil menuju ke desanya.
Hingga saat ini, selama 23 tahun hal itu menjadi kendala tersendiri bagi warga desa yang sakit untuk pergi berobat.
"Enggak ada akses jalan roda empat, karena ada jembatan di dalam."
"Jaraknya dua sampai 3,5 kilometer dari desa ke Puskesmas," pungkasnya.

Kasus serupa juga menimpa seorang ibu hamil di Luwu Utara ditandu sampai melewati jarak 30 km menuju rumah sakit.
Malang, ibu hamil tersebut meninggal dunia setelah bertahan 16 jam.
Sudah sampai di rumah sakit, nyawanya tak bisa bertahan disusul oleh sang bayi yang turut meregang nyawa.
Ibu bernama Eva Yuliani (18), warga Dusun Pokappaang, Desa Tanamakaleang, Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Eva Yuliani meninggal dunia usai melahirkan bayinya di RSUD Andi Djemma Masamba.
Eva Yuliani diduga meninggal karena terlalu lama ditandu saat menuju rumah sakit.
Berselang dua jam kemudian, menyusul anaknya meninggal dunia.
Eva terpaksa harus ditandu menuju RSUD Andi Djemma Masamba setelah dirawat di Puskesmas Seko Barat.
Eva yang sedang hamil harus ditandu karena akses dan fasilitas kesehatan di daerah tersebut masih minim.
Puluhan bahkan ratusan warga bergantian mengangkat tandu sejauh kurang lebih 100 kilometer.
Mereka berjalan kaki melewati jalan tanah yang berlumpur dan penuh rumput ilalang melewati hutan-hutan, sejak pagi hingga malam hari.
Eva akhirnya dijemput menggunakan ambulans milik Puskesmas Kecamatan Rongkong setelah mendapat jalan yang kondisinya lumayan bagus.
Eva sempat mendapat perawatan di Puskesmas tersebut, namun kondisinya makin kritis dan diteruskan dibawa ke RSUD Andi Djemma Masamba.
Ambulans yang membawa Eva masih mendapat rintangan di jalan, yakni akses yang kurang memadai.
Sehingga rombongan warga yang mengikuti ambulans berupaya memperbaiki saat mendapat jalan berlumpur dan berkubang, dengan menggunakan alat seadanya.
Sesampai di RSUD Andi Djemma Masamba, Eva dan bayi dalam kandungannya mendapat perawatan intensif.
Sayangnya Eva lebih duluan meninggal, sekitar dua jam kemudian disusul bayinya, keduanya terpaksa harus dibawa kembali ke kampung untuk dimakamkan.
Kejadian meninggalnya ibu hamil ini pun menjadi pembicaraan publik.
Baca juga: Protes Jalan Rusak, Warga di Wiyung Gelar Aksi Teatrikal Seorang Diri: Ini Surabaya, Bukan Lampung
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Luwu Utara, Marhani Katma mengatakan, kondisi pelayanan kesehatan di Puskesmas Seko Barat berjarak sekitar 30 kilometer dari ibu kota Kabupaten Masamba.
Meski berjarak 30 kilometer, namun waktu yang ditempuh untuk sampai di Masamba sekitar 5-6 jam menggunakan ojek.
Tujuan utama dibangunnya Puskesmas Seko Barat di Kecamatan Seko adalah untuk mendekatkan akses pelayanan kesehatan ke masyarakat.
Puskesmas Seko Barat sejauh ini telah melakukan pelayanan kesehatan dengan baik, sampai terjadinya peristiwa tersebut.
"Puskesmas Seko Barat telah dilengkapi dengan sumber daya manusia untuk menunjang proses pelayanan kesehatan di sana," kata Marhani dalam keterangan persnya, Jumat (24/3/2023).
Menurut Marhani, alat kesehatan yang digunakan di Puskesmas Seko adalah alat kesehatan yang sudah sesuai standar pelayanan dasar.
"Alat kesehatan juga sesuai standar pelayanan dasar di puskesmas serta menggunakan bahan medis habis pakai dalam setiap pelayanan kesehatan."
"Juga telah tersedia kebijakan seperti standar operasional prosedur (SOP) serta kebijakan-kebijakan lainnya," ucap Marhani.

Soal kasus meninggalnya Eva Yuliani bersama bayi yang dikandungnya, Marhani mengatakan bahwa tenaga kesehatan yang menangani pasien di Puskesmas Seko Barat telah melakukan tindakan sesuai SOP yang ada.
"Terkait kematian Ny Evy, telah dilakukan tindakan di rumah sakit dengan diagnosis akhir CPD + partus lama + sepsis."
"Kami dapat katakan, segala prosedural pelayanan telah dilaksanakan mulai dari rumah pasien."
"Bidan juga telah melakukan tindakan sesuai SOP," ujar Marhani.
Ia mengungkapkan bahwa pada saat pasien dirujuk, bidan Puskesmas juga tetap mendampingi pasien sampai di RSUD.
"Ambulans Puskesmas Rongkong yang menjemput pasien langsung pada titik roda empat dapat beroperasi dan merujuknya sampai ke RSUD," tutur Marhani.
Marhani menjelaskan bahwa pihaknya dalam hal ini Pemda Luwu Utara, juga telah menyiapkan Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) di tiga kecamatan terpencil, yaitu Kecamatan Seko, Rampi dan Rongkong, serta satu RTK di kabupaten, sebagai upaya mendekatkan pasien ke fasilitas kesehatan.
"RTK ini bertujuan membantu masyarakat mendekatkan akses ke fasilitas kesehatan dan dapat dipantau langsung oleh tenaga kesehatan setiap saat," terang Marhani.
ibu hamil ditandu
viral di media sosial
Desa Simpang Narso
Kecamatan Batang
Kabupaten Sarolangun
Jambi
fasilitas Kesehatan
Puskesmas
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Akhirnya Terkuak Jam Kematian Diplomat Arya, Kesaksian Penjaga Kos Jawab Misteri Aktivitas di Kamar |
![]() |
---|
Fitri Ikhlas Nikahi Kakek 73 Tahun karena Ibunya Senang, Saiun Tak Ambil Pusing Komentar Orang |
![]() |
---|
Sri Rejeki Ogah Buka Akses Jalan Rumah Juladi, Suruh Pindah Demi Keamanan Warga |
![]() |
---|
Beli Pertalite, Warga Geruduk Petugas Imbas Puluhan Motor Langsung Mogok, Manajer SPBU Akui Keliru |
![]() |
---|
Pilu Pensiunan Kopassus Mustari, Uang Masa Tua Rp 100 Juta Diambil Anak, Dibiarkan Telantar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.