Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Cerita Menegangkan Pelajar SMK Korban Pembacokan Gangster: Tangkis Celurit, Perut Sobek, Motor Raib

Remaja berinisial MRF (16) pelajar SMK negeri Kota Surabaya yang menjadi Polisi Cepek jadi korban kebrutalan gangster

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Taufiqur Rohman
TribunJatim.com/Luhur Pambudi
Remaja berinisial MRF (16) pelajar SMK negeri Kota Surabaya yang menjadi petugas swadaya penyeberang kendaraan (Polisi Cepek) di Jalan Raya Kebraon Gang V, Karang Pilang, Surabaya, menjadi korban kebrutalan gangster bercerlurit, pada Sabtu (20/5/2023) dini hari. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Remaja berinisial MRF (16) pelajar SMK negeri Kota Surabaya yang menjadi petugas swadaya penyeberang kendaraan (Polisi Cepek) di Jalan Raya Kebraon Gang V, Karang Pilang, Surabaya, menjadi korban kebrutalan gangster bercerlurit, pada Sabtu (20/5/2023) dini hari.

Remaja berpostur tinggi dan tetap itu, mengalami luka sobek pada bagian atas perut sisi kirinya, dan paha kaki kirinya.

Luka tersebut diperolehnya akibat sabetan celurit yang dibawa oleh beberapa orang massa dari kelompok gangster bermotor tersebut.

Selain MRF, kebrutalan gangster bersajam tersebut, juga dialami temannya yang tinggal bertetangga di kawasan Jalan Kebraon II, Gang Dukuh, Karang Pilang, Surabaya, bernama Antoni Wahyu Dwi Nurcahyo (20).

Remaja bertato pada bagian dadanya itu, diketahui mengalami luka sobek sepanjang enam sentimeter (cm), pada bagian punggung sisi kanan tubuhnya.

Meski sempat bersimbah darah, nyawa kedua remaja tersebut masih dapat terselamatkan. Keduanya, dibantu oleh warga untuk diantar ke rumah sakit (RS) terdekat, RS Siti Khadijah, Sepanjang, Taman, Sidoarjo.

Baca juga: Motif Gangster Gukguk Tuban Pamer Senjata Tajam Diungkap Polisi: Dapat Tantangan dari Kelompok Lain

Ceritanya, kedua remaja tersebut, berinisiatif menjadi petugas swadaya penyeberang kendaraan jalan raya depan Gang V, Karang Pilang, Surabaya, mulai pukul 03.30 WIB.

Setelah hampir setengah jam menjalankan tugasnya menyeberangkan kendaraan yang keluar dan masuk gang tersebut.

Tak dinyana-nyana, dari arah selatan kawasan Jalan Raya Karang Pilang, melintas massa gangster rombongan remaja bermotor dan menenteng berbagai senjata tajam dan tumpul, seperti celurit dan juga tongkat panjang.

Rombongan tersebut ternyata berbolok ke arah barat memasuki pintu gerbang Gang V yang menjadi lokasi kedua remaja korban tersebut, bertugas sebagai penyeberang kendaraan swadaya.

"Dari Jam 03.30-04.00. Iya saya nyemprit di situ. Setengah jam (jam 04.30 diserang). Gangster iya."

"Kendaraannya motor vixion, matic, scoopy, beat, vario, enggak knalpot brong. Jumlah massa 20 lebih."

"Motor sekitar 10 motor, tapi ada yang boncengan 3 orang," katanya saat ditemui TribunJatim.com, Senin (22/5/2023).

Tak jelas pemicunya apa. Gerombolan massa gangster tersebut menghentikan laju kendaraan mereka untuk mengejar dua orang korban.

Menyadari bahwa diri mereka menjadi sasaran amukan massa gangster tersebut.

MRF bergegas kabur bersama Antoni, mengendarai motor Honda Beat.

Motor yang diparkir di belakang pos penjaga pintu gerbang gang tersebut, milik Antoni yang biasa dipakai untuk bekerja sebagai kurir di pabrik roti.

Dasar motor pabrikan lawas. Belum juga berhasil menggeber kencang-kencang gasnya, mesin motor itu, malah mati mendadak.

Tak pelak Antoni yang duduk di bagian boncengan tersebut, terkena sabetan celurit panjang sekitar 3-5 meter, yang diayunkan oleh beberapa massa gangster tersebut.

Kaget melihat temannya terkena sabetan celurit. MRF sontak turun dari motor, dan memilih melanjutkan upayanya kabur dengan berlari.

Begitu juga dengan Antoni, bungsu dari dua bersaudara itu, malah lebih dulu berlarian meninggalkan MRF.

Saking takutnya, dan tak tahu harus ke mana lagi. Antoni yang saat itu bersimbah darah akibat lukanya itu, memilih kabur menuju area pemakaman umum Kelurahan Kebraon.

Justru MRF yang apes. Upaya pelariannya yang terbilang mati langkah atau terlambat itu, malah membuatnya disergap oleh kerumunan massa gangster tersebut.

"Gak ada bilang apa-apa soal motif mereka. Mereka cuma bilang; hayo hayo hayo ojo melayu ojo melayu. Gak ada aba-aba. Ya ada juga yang mabuk," ungkapnya.

Selama dikeroyok secara membabi buta itu, MRF mengaku sempat beberapa kali, menangkis, sabetan tongkat dan celurit menggunakan tangan kirinya.

Ia menduga kuat gerombolan gangster tersebut hendak bertempur atau tawuran dengan kelompok gangster lain.

Namun, saat melintas di kawasan Jalan Raya Kebraon Gang V, gerombolan gangster tersebut secara liar menyerang dirinya dan Antoni hingga berdarah-darah.

"Saya sempat menangkis celurit. Kami dikeroyok digerumbuli full depan kami. Pokoknya mereka datang langsung menyerang."

"Sepertinya mereka enggak ketemu musuh, dan akhirnya golek-golek musuh," terangnya.

Seingatnya, MRF melanjutkan, Antoni temannya itu mengalami luka paling parah.

Selain luka sobek pada punggung sisi kananya.

Dua jemari tangan kiri Antoni nyaris putus, akibat nekat menangkis ayunan celurit panjang yang disabetkan anggota gangster tersebut.

"Iya darah semua pokoknya kita kena luka sabetan celurit itu," jelasnya.

Seraya memegangi bagian luka pada perut dengan lengan tangan kirinya. MRF mengaku, merasa trauma akibat insiden tersebut.

Kini, ia tak lagi menjadi petugas swadaya penyeberang kendaraan tersebut ataupun pergi bermain hingga larut malam.

"Iya trauma kalau main jauh, atau main malam-malam. Harapannya semua bisa ditangkap, ya bisa ditangkap semua dan kapok," pungkasnya.

Seperti merasa tak cukup dengan melukai para korbannya.

Gerombolan gangster tersebut merampas motor Honda Beat dan ponsel Oppo milik Antoni.

Motor tersebut sebenar motor pinjaman dari tempat bekerja Antoni.

Ia merupakan salah satu karyawan pabrik roti bagian kurir pengiriman roti ke beberapa toko.

Ibunda Antoni, Riati mengungkapkan, nilai kerugian akibat insiden pengeroyokan berujung perampasan yang dialami oleh anaknya itu, sekitar tujuh juta rupiah.

"Ponselnya dia ada di motor (dasbor). Yang hilang motor dan ponsel itu. Ya sekitar segitu kerugiannya," ujar Riati, saat ditemui awak media di kediamannya.

Kini kondisi Antoni mulai membaik. Meskipun tidak sampai menjalani perawatan inap.

Menurut Riati, anaknya itu masih harus beristirahat secara cukup guna memulihkan kondisi fisiknya.

"Hari rabu besok dia juga check up kondisi kesehatan lagi di RS," ungkap perempuan berkerudung cokelat tersebut.

Setahu Riati, pihak kepolisian sudah berhasil mengamankan sekitar sembilan orang tersangka yang mengeroyok anaknya hingga terluka.

Namun, ia berharap, semua para pelaku penganiayaan tersebut, dapat ditangkap seluruhnya.

"Iya semoga ditangkap semua, gak lagi ada kejadian itu," pungkasnya.

Sementara itu, Kapolsek Karang Pilang Polrestabes Surabaya Kompol A Risky Fardian Caropeboka mengatakan, pihaknya telah mengamankan, beberapa orang tersangka atas insiden pengeroyokan tersebut.

Para tersangka itu, sebagian besar berdomisili di Kota Surabaya.

Proses penyelidikan dan penyidikan terhadap sejumlah tersangka yang berhasil ditangkap itu, masih terus dilakukan.

Ia mengimbau kepada masyarakat untuk senantiasa berhati-hati saat beraktivitas pada malam atau dini hari.

Dan diminta untuk proaktif melaporkan setiap temuan potensi adanya massa berjumlah banyak yang melakukan aktivitas mobilisasi dengan berkendara, dan berpotensi menggangu keamanan masyarakat.

"Ada beberapa tersangka sudah kami tangkap. Tapi anggota kami masih di lapangan untuk mengejar tersangka lainnya."

"Mohon waktu, akan kami update lagi secepatnya," ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com

Ikuti berita seputar Surabaya

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved