Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Ternyata Siswa SD Sukabumi Dianiaya Teman Sampai Tewas Baru Pindah 4 Bulan, Awal Tak Ngaku Dibully

Ternyata siswa SD yang dianiaya teman sampai tewas di Sukabumi itu merupakan anak pindahan baru empat bulan, awalnya tak mau ngaku ke dokter.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Tribunnews
Ilustrasi. 

Mewakili keluarga, MY berharap agar kasus kematian cucunya bisa diusut tuntas.

"Harapan dari kami sebagai keluarga, minta dituntaskan siapa pelaku yang sebenarnya, dan minta pertanggungjawaban dari keluarganya (pelaku) dan tanggung jawab sekolah," tuturnya.

Kini, kasus tewasnya siswa SD di Sukabumi ini tengah diselidiki polisi.

Baca juga: Nasib Bocah SD di Sukabumi, Dianiaya Kakak Kelas, Korban Panggil Nama Pelaku Sebelum Meninggal

Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Sukaraja Kompol Dedi Suryadi menuturkan, polisi bakal menindaklanjuti informasi masyarakat dan meminta keterangan dari berbagai pihak, termasuk keluarga korban.

Dedi mengungkapkan, untuk saat ini, keluarga menolak jenazah korban diotopsi.

"Namun tetap saat ini kami masih mengumpulkan bahan keterangan, masih menyelidiki," jelasnya.

Kronologi MHD yang baru berusia 9 tahun itu menjadi korban penganiayaan akhirnya diungkap.

Baca juga: Grup Gibah Berujung Penyiksaan di Lombok, Siswi SMK Dianiaya Gerombolan Teman, Kasek: Nebar Fitnah

MHD (9), bocah kelas 2 di salah satu Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Jabar), meninggal dunia akibat dikeroyok oleh kakak kelasnya pada Senin (15/5/2023).

Kakek korban, HY mengatakan, usai kejadian yang terjadi di sekolah itu, cucunya tersebut sempat mengeluh sakit.

Keesokan harinya, Selasa (16/5/2023), korban memaksa tetap masuk sekolah meski dalam keadaan sakit, namun nahas, saat itu korban kembali dikeroyok oleh kakak kelasnya.

"Saya bilang, kalau sakit jangan dulu sekolah, istirahat dulu aja di rumah. Namun saat itu korban memaksa ingin sekolah. Lalu ketika saat berada di sekolah, korban kembali di keroyok oleh kakak kelasnya pada Selasa (16/5/2023)," kata HY, dikutip dari TribunJabar.id, Sabtu (20/5/2023).

Akibat pengeroyokan terakhir, korban harus dilarikan ke RS Primaya pada Rabu (16/5/2023) akibat mengalami kejang-kejang.

Korban sempat enggan berterus terang kepada dokter dan orangtuanya bahwa dia menjadi korban penganiayaan kakak kelas.

Ilustrasi penganiayaan.
Ilustrasi penganiayaan. (Tribunnews.com)

"Akhirnya dokter pura-pura menyuruh keluarga untuk keluar ruangan, dan pihak keluarga bersembunyi di balik tirai di ruangan periksa. Dari situ korban baru mangakui bahwa dia sudah dikeroyok oleh 3 orang kakak kelasnya," ujar HY.

Korban pun selanjutnya dipindahkan ke RS Hermina lantaran RS Primaya tidak menerima pasien akibat tindak kekerasan.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved