Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Terkini

Ada Anggota TNI yang Membelot ke KKB Papua, Pengamat Militer Ungkap Penyebabnya, Singgung Mental

Sejak tahun 1970, setidaknya ada enam anggota TNI yang membelot ke Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Editor: Januar
Kolase Tribunnews.com
Lucky Y Matuan alias Lukius (kiri atas), Yotam Bugiangge (kanan atas), Senat Soll (kiri bawah), Seth Rumkorem (tengah bawah), dan Elieser Awom (kanan bawah). Mereka adalah prajurit TNI yang membelot dan memilih bergabung KKB Papua. 

TRIBUNJATIM.COM- Polemik antara pemerintah dengan KKB hingga saat ini masih terus berlanjut.

Meski demikian, dalam catatan sejarah, sudah ada beberapa anggota TNI yang membelot ke KKB.

Pengamat militer ungkap penyebab hal tersebut.

Sejak tahun 1970, setidaknya ada enam anggota TNI yang membelot ke Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Dilansir dari Tribunnews.com, anggota TNI yang pertama kali bergabung yakni anggota Kostrad bernama Seth Jafeth Rumkorem.

Bahkan, ia diangkat menjadi pimpinan tertinggi Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Selanjutnya, ada mantan anggota TNI bernama Elieser Awom yang bergabung ke KKB pada tahun 1980-an.

Kemudian ada anggota TNI dari Batalyon 753 Arfai, Manokwari bernama Surabut yang bergabung ke KKB Papua pada tahun 1990-an.

Masuk ke medio 2018-2021, setidaknya ada tiga anggota TNI yang sudah bergabung ke KKB Papua yaitu Senat Soll alias Ananias Yalak (2018), Lucky Y Matuann alias Lukius (Februari 2021), dan Yotam Bugiangge (Desember 2021).

Berkaca dari hal tersebut, apa penyebab para anggota TNI itu membelot ke KKB? Berikut penjelasan pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi kepada Tribunnews.com.

Awalnya, Khairul menjelaskan, bahwa di medan tempur, seperti terkait operasi untuk penumpasan KKB di Papua, mental prajurit tidak dapat dipukul rata.

Baca juga: Cara Hidup Satu Keluarga Bertahan 2 Tahun di Hutan Hindari KKB, Tak Mau Gabung: Kami Sangat Takut

Hal tersebut terlihat dari adanya praktik buruk yang dilakukan oknum TNI dengan bekerja sama ke KKB Papua seperti menjual senjata hingga pembelotan.

"Di medan tempur, kekuatan mental prajurit tidak bisa dianggap sama rata. Fakta, kita melihat sejumlah praktik buruk penjualan senjata dan amunisi oleh oknum prajurit pada kelompok yang mestinya mereka tumpas," katanya saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (2/6/2023).

"Selain itu, adapula sejumlah prajurit TNI yang dikabarkan telah membelot ke pihak KKB. Salah satu alasannya, tidak tahan melihat kekerasan yang dialami oleh saudara-sauradannya warga Papua," sambung Khairul.

Dengan fakta tersebut, Khairul menegaskan, bahwa peluang pembelotan seperti anggota TNI bergabung ke KKB, selalu ada dengan berbagai cara seperti intimidasi, iming-iming materi, dan alasan ideologis.

Khairul pun mengungkapkan besar kecilnya peluang terjadi pembelotan bergantung dari TNI mampu menjaga moril dan mental prajuritnya.

Selain itu, TNI juga harus mampu melakukan propaganda yang kuat dan efektif demi meraih simpati dan dukungan.

"Lalu yang paling penting adalah kemampuan menghindari terjadinya praktik buruk dan kekerasan yang tidak patut (improper violence) oleh prajuritnya di medan operasi di Papua," ujarnya.

Khairul pun menjelaskan, propaganda pemerintah terkait KKB yang dilabeli sebagai eksremis, jahat,dan pengacau masih kalah dengan propaganda dari KKB sendiri yang melabeli organisasinya sbagai wujud perjuangan pembebasan Papua dari Indonesia.

"Jadi di masa lalu, propaganda kita bahwa KKB ini adalah ekstremis jahat pengacau keamanan yang harus dibasmi agar kedamaian hadir di Papua, dapat disimpulkan belum mampu membendung propaganda lawan bahwa yang mereka lakukan adalah perlawanan atas penindasan, ketidakadilan, pembodohan, dan merupakan perjuangan untuk membebaskan warga," paparnya.

Di sisi lain, Khairul menduga pembelotan oleh prajurit TNI dimungkinkan lantaran adanya pergulatan batin yang luar biasa selama melakukan operasi.

Keadaan tersebut, sambungnya, dapat menjadi sasaran empuk dari lawan untuk menyerang psikologis dari prajurit TNI tersebut.

Dengan kondisi tersebut, Khairul pun meminta agar Mabes TNI mampu membentengi para anggotanya mental ideologis.

"Harus mampu meyakinkan prajuritnya bahwa kekerasan yang mereka lakukan itu sepenuhnya layak dan para pelaku kejahatan memang harus ditumpas," jelasnya.


Ngaku Tak Takut KKB, Susi Pudjiastuti Siap Perang Demi NKRI

Kesabaran Susi Pudjiastuti tampaknya sudah lewat ambang batas.

Susi Pudjiastuti kini menyatakan siap perang lawan KKB.

Semua dilakukannya demi NKRI.

KKB Papua masih menjadi ancaman keamanan di Papua.

Keberadaan KKB kerap membuat masalah.

Bahkan, mereka juga sering merusak fasilitas umum seperti sekolah dan puskesmas.

Tak hanya masyarakat Papua, Susi Pudjiastuti ternyata ikut kena dampak dari KKB Papua.

Diketahui, Susi Pudjiastuti adalah seorang pengusaha dan mantan menteri yang dikenal sebagai sosok yang berani dan tegas.


Ia juga memiliki maskapai penerbangan Susi Air yang melayani penerbangan perintis di daerah-daerah terpencil, termasuk di Papua.

Namun, belakangan ini Susi Air mengalami beberapa masalah akibat ulah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang beroperasi di Papua.

Salah satunya adalah penyanderaan pilot Susi Air Philips Mehrtens oleh KKB sejak 1 Maret 2023.

Susi Pudjiastuti tidak tinggal diam. Ia menuntut KKB untuk segera membebaskan pilotnya tanpa syarat.

Ia juga mengajak masyarakat Papua untuk tidak mendukung KKB yang kerap melakukan kekerasan dan merusak fasilitas umum.

Susi Pudjiastuti bahkan menyatakan bahwa ia siap berperang demi NKRI jika KKB terus mengancam keamanan dan kedaulatan negara.

Ia mengaku tidak takut dengan ancaman KKB yang ingin memisahkan diri dari Indonesia.

"Saya tidak takut dengan mereka. Saya siap berperang demi NKRI. Saya sudah berkorban banyak untuk Papua. Saya cintai Papua. Saya bantu Papua. Tapi mereka malah menyakiti saya dan rakyat Papua," kata Susi Pudjiastuti dalam wawancara eksklusif di program Rosi KOMPAS TV, Kamis (11/5/2023) malam.

Susi Pudjiastuti juga mengecam tindakan KKB yang menembak dua prajurit TNI saat hendak bernegosiasi dengan ppihak keamanan.

Susi Pudjiastuti mengaku sangat marah dan sedih atas tewasnya prajurit TNI yang berjuang untuk menjaga kedaulatan negara. Ia juga menyesalkan sikap KKB yang tidak konsisten dalam bernegosiasi.

"Saya pikir mereka tidak punya hati nurani. Mereka tidak menghargai nyawa orang lain. Mereka hanya ingin merusak dan mengacaukan Papua. Mereka tidak peduli dengan nasib rakyat Papua yang menderita akibat aksi mereka," ujar Susi.

Susi Pudjiastuti menegaskan bahwa ia tidak akan mundur dari Papua meski mendapat ancaman dari KKB.

"Saya akan terus berjuang untuk Papua. Saya akan terus membawa bantuan dan pelayanan bagi masyarakat Papua. Saya tidak takut dengan KKB. Saya siap berperang demi NKRI!" tegas Susi.

Susi Pudjiastuti juga mengapresiasi upaya TNI dan Polri yang terus berusaha untuk menumpas KKB dan menyelamatkan pilot Susi Air yang disandera.

Ia berharap operasi keamanan dapat berjalan dengan lancar dan tanpa korban jiwa.
yang telah berkorban dan berjuang untuk Papua.

"Saya berdoa agar mereka selalu diberi keselamatan dan keberhasilan. Saya juga berharap agar pilot Susi Air dapat segera dibebaskan dan kembali ke keluarganya," ujar Susi.

Susi Pudjiastuti menyerukan kepada seluruh masyarakat Papua untuk bersatu dan menolak KKB yang ingin memecah belah bangsa. Ia mengajak masyarakat Papua untuk mendukung pembangunan dan kemajuan di tanah Papua.

"Saya yakin bahwa Papua adalah bagian dari NKRI. Saya yakin bahwa Papua akan lebih baik jika bersama-sama dengan Indonesia. Saya yakin bahwa Papua akan lebih sejahtera jika bekerja sama dengan pemerintah dan pihak-pihak lain yang peduli dengan Papua. Mari kita bersama-sama menjaga Papua dari ancaman KKB. Mari kita bersama-sama membangun Papua untuk masa depan yang lebih cerah," pungkas Susi.


Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved