Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ibadah Haji 2023

Cerita Tim Dokter Selamatkan Jemaah Haji dari Serangan Jantung yang Sempat Henti Denyut Nadi

Dua dokter dari Tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP3JH) itu memberikan penanganan pertama kepada jemaah yang mengeluh.

Penulis: Galih Lintartika | Editor: Taufiqur Rohman
Tribun Jatim Network/Galih Lintartika
Tim PKP3JH saat melakukan perawatan medis terhadap jemaah haji Indonesia. 

Laporan Langsung Wartawan Tribun Jatim Network, Galih Lintartika

TRIBUNJATIM.COM, MADINAH - Waktu menunjukkan pukul 23.15 waktu Arab Saudi (WAS), saat dr Lebriandy dan dr Sarah menemukan seorang jemaah yang kesakitan di sekitar areal Mataf (tempat thawaf lantai dasar).

Jemaah yang diketahui berusia 75 tahun dan tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 1 Embarkasi Batam (BTH 01) itu mengeluh karena rasa sakit yang menyerang uluhatinya.

Dua dokter dari Tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP3JH) itu lalu berusaha memberikan penanganan pertama.

Jemaah diberi obat pereda nyeri, Paracetamol dan obat maag Ranitidine.

Namun demikian, jemaah itu masih terus mengeluh kesakitan. Dari tubuhnya keluar keringat dingin.

Dia mengeluh, ada nyeri dada yang hebat seperti ditekan.

Melihat kondisi ini, tim PKP3JH bersama petugas lainnya bergegas mengevakuasi jemaah ke klinik Masjidil Haram.

Sampai di klinik Masjidil Haram, pasien dirujuk ke Ajyad Hospital karena masuk kategori emergency.

Saat itu, jam menunjukkan sekitar pukul 23.30 WAS. Ajyad Hospital ternyata juga tidak mampu melakukan penanganan secara invasive.

Sebab, alat penunjang medis di sana masih kurang lengkap. Jemaah akhirnya dirujuk ke RS King Abdullah pada sekitar pukul 23.50 WAS.

“Kami saat itu memang berkejaran dengan waktu yang genting."

"Sebab, ini berkaitan dengan nyawa manusia yang terkena serangan jantung,” terang dr. Lebri, panggilan akrabnya, saat ditemui usai membantu jemaah.

Setelah dilakukan pemeriksaan di RS King Abdullah, lanjut dr Lebri, dokter mendiagnosa pasien dengan STEMI Extensive Anterior Wall. Karenanya, harus dilakukan tatalaksana primary PCI.

Kondisinya, terjadi kerusakan otot jantung yang disebabkan adanya penyumbatan plaque di pembuluh darah arteri koroner jantung.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved