Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Anak Tak Tahu 28 Tahun Dicari Ibu Kandungnya, Marah Dikira Dibuang, Akhirnya Pelukan di Tepi Jalan

Seorang anak tak tahu 28 tahun dicari ibu kandungnya. Si anak 28 tahun mengira ditelantarkan ibunya.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TikTok @marwanhariri13
Momen anak bertemu ibu kandungnya setelah 28 tahun terpisah. 

TRIBUNJATIM.COM - Seorang anak tak tahu 28 tahun dicari ibu kandungnya.

Si anak 28 tahun mengira ditelantarkan ibunya.

Rupanya apa yang terjadi tak sesuai pemikirannya.

Anak itu adalah pria Malaysia bernama Saufi Marwan Muhammad Hariri (32).

Marwan selama ini tinggal bersama ayahnya, dilansir dari World of Buzz via Tribunnews.

Tetapi setelah ayahnya meninggal dunia pada tahun 2021, Marwan merasa sangat hampa.

Ia akhirnya memutuskan untuk mencari ibu kandungnya di Satun, Thailand.

"Selama 28 tahun, saya hidup dengan amarah karena saya mengira ibu saya telah menelantarkan saya," ujar Marwan.

"Tetapi ketika ayah saya meninggal, tiba-tiba rasa kerinduan pada ibu menjadi sangat dalam.

"Istri saya, Najla Zakaria (32), terus mendorong saya untuk mencari ibu saya."

"Saya tidak tahu di mana dia saat itu, saya hanya tahu ia berada di Satun."

"Alhamdulillah, dengan bantuan media sosial, saya dan ibu bisa bertemu lagi pada April 2022, sehari sebelum Hari Raya Idul Fitri."

Baca juga: Anak Tak Tahu Ibunya 14 Tahun Jadi Gelandangan, Kini Akhirnya Bertemu, Ingat Kebiasaan Simpan Uang

Menurut laporan Kosmo Malaysia, pertemuan Marwan dengan ibunya, Che An Asri (56) baru viral di media sosial akhir-akhir ini.

Marwan mengunggah video pertemuannya dengan sang ibu di akun TikTok miliknya.

Dalam video, terlihat sang ibu sudah menunggu Marwan di tepi jalan.

Ibunya pun langsung memeluk anaknya bahkan sebelum Marwan turun dari mobil.

Tak sendiri, Marwan datang bersama istri dan dua anaknya.

Baca juga: Nasib Ibu yang Bertemu Anak setelah 14 Tahun Jadi Gelandangan, Dulu Minggat Kini Idap Gangguan Jiwa

Istri Marwan pun baru pertama kali bertemu mertuanya itu sejak ia menikah.

Marwan berkata ia hanya membutuhkan waktu 3 hari untuk melacak ibunya melalui pengguna Facebook bernama Natrah.

"Kalau kita ikhlas, Tuhan akan memudahkan segalanya."

"Saya memposting di Facebook pada 1 April 2022, dan seorang wanita bernama Natrah menghubungi saya untuk memberi tahu saya bahwa dia mengenal ibu saya di Satun."

"3 hari kemudian, saya mendapatkan nomor telepon ibu saya dan saya terus meneleponnya.”

“Setelah bertemu ibu saya, barulah saya tahu yang sebenarnya."

"Ibu saya telah datang 3 kali untuk menemui saya, tetapi gagal."

"Saya sangat bersalah karena selama ini saya mengira ibu saya meninggalkan saya,” jelasnya.

Saat bertemu kembali dengan ibunya, Marwan baru mengetahui bahwa ia memiliki 4 saudara yang tinggal bersama di Satun.

"Hidup saya sudah tidak kosong lagi, saya memiliki ibu dan saudara perempuan."

"Sekarang saya menghubungi ibu saya setiap hari dan berbicara kepadanya."

"Harapan saya sekarang adalah menjaga ibu saya."

Baca juga: 37 Tahun Berpisah, Momen Pertemuan Ibu dan Anak di Malang Banjir Air Mata

Peristiwa serupa sebelumnya juga terjadi Malang, Jawa Timur.

Seorang perempuan bernama Hernik Martika warga asal Kelurahan Bumiayu Kecamatan Kedungkandang Kota Malang dapat kembali bertemu lagi dengan ibu kandungnya setelah terpisah selama 37 tahun.

Diketahui, ibunya yang bernama Suminah yang telah berusia 82 tahun, kaget hingga tak kuasa menahan air matanya.

Pertemuan penuh haru dan banjir air mata itu, digelar di lobi Polresta Malang Kota pada Rabu (15/3/2023) siang.

Sosok Hernik Martika yang saat ini berusia 54 tahun, sebelumnya ditemukan di jalanan di wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nusa Tenggara Timur (NTT) pada dua pekan lalu. Di NTT, ia dikenal dengan Sudarmi.

Baca juga: Terpisah dengan Ibunya di Pantai Dalegan, Bocah 5 Tahun Nangis Sejadi-jadinnya

Diketahui di NTT, ia hidup sebatang kara dan bekerja serabutan. Saat ditemukan tersebut, ia hanya membawa satu set pakaian.

Hernik pertama kali ditemukan oleh  Paur Subbag Binkar Bag SDM Polres Timor Tengah Selatan Polda NTT, yang merupakan Bhabinkamtibmas alias Polmas Kelurahan Topmeno Kecamatan Kota Soe Kabupaten TTS, Aipda Catur Indra Iriawan.

"Jadi saat itu, yang bersangkutan posisinya hanya membawa satu pasang baju saja. Kemudian kami amankan, dan dirawat sementara waktu,"

"Setelah itu, kami berhasil menemukan identitas, dan langsung kami sambungkan ke Bhabinkamtibmas yang berada di wilayah asalnya," jelasnya.

Tak lama kemudian, Bhabinkamtibmas di wilayah Kecamatan Kedungkandang tempat asal Hernik langsung memproses informasi tersebut.

Bersama dengan tim dari Komunitas Anak Bangsa yang dipimpin Yuyun Kartikasari, berhasil menemukan keluarga asalnya serta Suminah yang merupakan ibu kandungnya.

Dari ciri-ciri fisik yang disampaikan oleh Suminah dan keluarganya, ternyata benar bahwa Sudarmi adalah Hernik.

Anak yang hilang saat baru berusia 17 tahun, dan tiba-tiba memutuskan menjadi pekerja migran di luar negeri.

"Jadi, Hernik ini 22 tahun di Malaysia, kenal sama orang Kupang (NTT) dan ikut pulang kampung ke NTT. Namun di tengah perjalanan, keduanya pisah dan hidup sendiri-sendiri. Akhirnya, Hernik hidup sebagai buruh cuci piring, cuci baju, dan kerja serabutnya lainnya," terangnya.

Pihaknya kemudian berkoordinasi dengan Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Budi Hermanto untuk mengakomodasi kepulangannya.

Setelah itu, Hernik diberangkatkan dari Bandara El Tari Kupang ke Bandara Juanda pada Rabu (15/3) siang.

Baca juga: Nasib Anak Vokalis Band 12 Tahun Baru Bertemu Ayah, Diam-diam Idap 2 Panyakit, Pilu Operasi Sendiri

Setibanya di tanah Jawa, Hernik langsung dijemput dengan rombongan Yuyun dan Bhabinkamtibmas Polsek Kedungkandang di Bandara Juanda.

Sekitar pukul 12.35 WIB, Hernik tiba di Polresta Malang Kota. Suasana haru langsung mewarnai pertemuan Hernik dengan Suminah, yang datang bersama dengan saudara kandung Hernik.

Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Budi Hermanto mengungkapkan, bahwa itu adalah sebuah pertemuan yang mengharukan.

Di mana pertemuan ibu dan anak yang sudah puluhan tahun berpisah, dengan kondisi sang ibu sudah lansia akhirnya bertemu kembali.

"Ini adalah tugas dan fungsi kami dalam kemanusiaan. Belajar dari kejadian ini, kita sangat penting untuk menjadi bermanfaat. Tidak peduli dengan suku mana, agamanya apa, dan warna kulitnya apa, tetapi kesatuan ini kita jalin dengan erat dan kuat," tandasnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved