Berita Viral
Tak Banyak Terungkap, Perjuangan Semasa Hidup Fajri Pria Berbobot 300 Kg, Mandi Butuh Waktu 2 Jam
Tak semua orang tahu, ternyata selama hidupnya Fajri manusia berbobot 300 kilogram melakukan perjuangan yang sangat keras.
TRIBUNJATIM.COM- Tak semua orang tahu, ternyata selama hidupnya Fajri manusia berbobot 300 kilogram melakukan perjuangan yang sangat keras.
Bahkan, untuk mandi saja dia harus berjuang keras.
Setidaknya, saat mandi dia butuh waktu selama 2 jam.
Dilansir dari TribunTrends, kisah hidup Fajri (27) pria berbobot 300 KG yang kini meninggal dunia di RSCM setelah dua minggu dirawat kini dibongkar orang-orang terdekat.
Diketahui, Fajri kesulitan untuk bergerak karena bobotnya yang besar dan berat.
Sehingga untuk mandi saja, Fajri harus mengeluarkan perjuangan ekstra.
Sebagaimana diketahui, Fajri pria obesitas asal Ciledug, Kota Tangerang hari ini menghembuskan nafas terakhir seusai dua pekan dirawat di rumah sakit.
Fajri sempat mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo ( RSCM) Jakarta sejak Jumat (9/6/2023).
Ia ditangani 14 dokter dari berbagai bidang keahlian untuk memantau kondisi kesehatannya.
Baca juga: Pemakaman Fajri Pria Bobot 300 Kg sempat Dramatis, Damkar Kerahkan Takel Katrol, Digelar Tertutup
Berbagai upaya dilakukan dokter untuk menyembuhkan Fajri.
Namun, takdir berkata lain. Fajri diinformasikan telah meninggal dunia di RSCM Kamis (22/6/2023) dini hari sekira pukul 01.25 WIB.
Semasa hidupnya, Fajri tak mau merepotkan orang lain.
Namun sesekali ia meminta bantuan tetangga apabila ada urusan genting yang tak bisa ia lakukan sendirian.
Misal meminta tolong membeli token listrik atau mengangkat air galon.
"Kalau minta tolong dia nelepon saya.
Kadang juga dia minta tolong ke anak saya ngambilin duit di ATM buat pegangan dia," kata Herman, tetangga Fajri, dilansir dari TribunJakarta.com.
Di rumah, Fajri hanya tinggal berdua dengan ibunya yang juga mengalami masalah kesehatan.
Sedangkan ayah Fajri telah meninggal dunia.
Fajri sebenarnya memiliki kakak namun tidak tinggal serumah karena sudah berkeluarga.
Untuk beberapa keperluan, Fajri memang kerap meminta tolong kepada Herman.
Namun, jika ada yang bisa dikerjakan sendiri, maka Fajri akan sebisa mungkin untuk melakukannya.
Hal ini lantaran Fajri tak mau sepenuhnya bergantung pada orang lain.
Salah satunya adalah perjuangan Fajri untuk mandi.
Ia harus menggeser tubuhnya selama 2 jam untuk sampai di teras rumah.
Ya, Fajri mandi di teras rumah karena kamar mandinya tak cukup besar untuk dirinya.
Sehingga pagar di teras rumah Fajri dibuat tertutup agar tak ada yang bisa melihat saat dirinya mandi.
"Itu dia geser sendiri badannya pelan-pelan. Sekali geser berapa senti meter dia istirahat dulu karena memang berat banget," ujar Herman.
Tak heran jika Fajri menghabiskan waktu hingga 2 jam hanya untuk mandi.
Oleh karena itu, Fajri tak mandi setiap hari.
Ia mandi hanya seminggu sekali lantaran perjuangannya yang begitu ekstra.
"Lamanya itu ya pas dia geser badannya. Biasanya itu dia mandinya malam," kata Herman.
Awal mula obesitas
November 2022 adalah awal mula Fajri terkapar di kasur rumahnya.
Kakinya mengalami infeksi hingga membengkak sehingga ia hanya bisa berbaring di rumah.
Lantaran tak bisa bergerak, asupan makan Fajri pun berlebih hingga membuat berat badannya terus bertambah.
Dari November 2022 hingga 8 Juni 2023, Fajri naik berat badannya dari 120 kg ke 280 kg.
Obsesitas yang dialami Fajri membuatnya tidak bisa bergerak.
Kesehariannya hanya terbaring, memperparah infeksi yang terjadi pada kakinya.
Sampai akhirnya Fajri dievakuasi menggunakan forklift untuk mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.
Kisah lain soal kasus obesitas juga pernah terjadi di tempat lain.
Sosok bayi obesitas diet menjadi perhatian publik.
Setelah menjalani program diet 1 minggu, berat badan bayi obesitas itu akhirnya menyusut.
Pasalnya baru usia 16 bulan, bayi obesitas ini sudah menyamai anak 8 tahun dengan bobot 27 kilogram.
Balita itu bernama Muhammad Kenzi Alfaro (1).
Ia disarankan menjalankan program diet oleh tim ahli dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Dikutip dari Kompas.com, Minggu (12/3/2023), Nurhasanah, tante Kenzi, menjelaskan berat badan Kenzi telah berkurang satu kilogram menjadi 26 kilogram.
Ini setelah lebih dari sepekan mengukuti anjuran dokter.
"Makannya disuruh ikuti menu dari dokter. Jadi sejak dirawat jalan, pola makannya diatur. Setiap hari ada menunya harus makan apa," ungkap Nurhasanah.
Kenzi disarankan dokter untuk mengomsumsi bubur yang dimasak sendiri oleh orangtuanya.
Bubur tersebut jadi menu utama bagi balita yang tercatat sebagai warga Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, tersebut.
Dokter juga meminta agar bubur dicampur asupan protein seperti ayam, sapi dan ikan dengan syarat tak melebihi batas ketentutan yang dianjurkan.
"Kalau mau ditambah ayam atau ikan, katanya boleh, tapi enggak boleh banyak-banyak. Sedikit saja, dicampur, dimasukkan ke dalam buburnya," tutur Nurhasanah.
Kenzi juga diwajibkan mengonsumsi asupan buah-buahan dan sayuran.
Hal tersebut harus dilakukan orangtua Kenzi setiap hari hingga waktu yang belum ditentukan.
"Kenzi kan enggak suka buah, tapi katanya harus makan itu. Jadi harus dipaksa walau pun enggak mau. Sama sayuran juga wajib," kata Nurhasanah.
Selain itu, Kenzi juga dilarang mengonsumsi kacang-kacangan dan makanan yang mengandung banyak gula.
Meski begitu, Kenzi masih diperbolehkan mengonsumsi susu formula.
Menurut Nurhasanah, program diet yang dilakukan Kenzi cukup berat dilakukan oleh orangtua yang ekonominya serba pas-pasan.
"Terus agak kerepotan karena harus nyiapin menu khusus buat Kenzi, enggak kayak biasanya kan kalau makan ya menunya bareng-bareng," imbuhnya.
Ia menambahkan hingga kini, belum diketahui secara pasti hal yang menjadi penyebab obesitas, dikarenakan masih diteliti oleh tim ahli dari RSCM.
Nurhasanah merasa beruntung karena banyak pihak yang memberikan bantuan selama Kenzi harus bolak-balik menjalani perawatan jalan di RSCM.
"Masih harus balik seminggu sekali ke RSCM, dianter sama mobil dinas koramil. Alhamdulillah disiapkan sama pihak desa juga, setiap kami kontrol, mereka stand by, antar-jemput," imbuh dia.
Bantuan yang diberikan lantaran waktu itu keluarga Kenzi sempat mengeluhkan beban biaya transportasi yang harus dikeluarkan setiap kali kontrol.
Setidaknya, mereka harus merogoh kocek Rp 300 ribu setiap kontrol.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Fajri manusia berbobot 300 kilogram
kisah hidup Fajri
pria berbobot 300 kg
Muhammad Fajri
Fajri meninggal dunia
obesitas
Jakarta
Tribun Jatim
TribunJatim.com
berita viral terkini
Kepercayaan Publik ke Penegak Hukum Bisa Lemah usai Prabowo Beri Abolisi dan Amnesti |
![]() |
---|
4 Fakta Sosok Yulianus Paonganan, Penyebar Foto Jokowi & Nikita Mirzani Dapat Amnesti Prabowo |
![]() |
---|
Kondisi Bayi Zafa usai Yusuf Kolong Jembatan Ditangkap Polisi karena Curi Motor Kerabat |
![]() |
---|
Ingat Aipda Robig? Polisi yang Tembak Pelajar itu Masih Anggota Aktif dan Terima Gaji |
![]() |
---|
Kekayaan Kepala PPATK yang Meroket Ketika Rekening Rakyat Ramai Diblokir, Naik 2 Kali Lipat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.