Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pemilu 2024

Biodata Yenny Wahid, Sosok Figur NU yang Diharapkan Nasdem Jadi Cawapres Anies Baswedan, AHY Dilepas

Berikut biodata Yenny Wahid, sosok figur mewakili NU yang diharapkan Nasdem menjadi cawapres Anies Baswwedan. Di sisi lain, AHY dilepas Partai Nasdem.

|
Editor: Elma Gloria Stevani
Instagram/yennywahid
Akhir-akhir ini nama Yenny Wahid, santer digadang-gadang jadi bakal cawapres Anies Baswedan. 

TRIBUNJATIM.COM -Akhir-akhir ini nama Yenny Wahid, santer digadang-gadang jadi bakal cawapres Anies Baswedan.

Terbaru, Waketum Partai NasDem Ahmad Ali berharap bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan, akan memilih putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu sebagai wakilnya.

Tak hanya menyodorkan kepada Anies Baswedan, Ahmad Ali bahkan akan mengapresiasi bakal capres yang berkenan menggandeng Yenny Wahid.

Yenny Wahid disebut memiliki kapasitas dan rekam jejak yang baik.

Selain sebagai figur yang mewakili Nahdlatul Ulama, Yenny Wahid dipandang mewarisi pemikiran pluralisme ala Gus Dur.

 

 

"Sebagai seorang sahabat dari Yenny, saya akan mengatakan, saya akan sangat bahagia, jika dia dipilih Anies jadi calon wakil presiden,” ujar Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali, seperti dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com, Senin (23/6/2023).

Yenny Wahid kian menonjol setelah intens melakukan pertemuan dengan sejumlah politisi Partai Nasdem.

Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid tersebut bahkan terang-terangan diajukan Partai Nasdem sebagai kandidat cawapres Anies Baswedan.

Karena itu, Ahmad Ali berharap Anies Baswedan mau memilih Yenny Wahid menjadi pendampingnya di Pilpres 2024.

Sementara itu, informasi yang diperoleh Tribunnews.com, Yenny Wahid dianggap repsentatif mewakili suara pemilih NU (Nahdlatul Ulama).

Selain berasal dari Jawa Timur yang memiliki basis suara pemilih besar di Indonesia, Yenny Wahid juga dianggap bisa mengakumulasi suara perempuan.

Yenny Wahid disebut-sebut sebagai jalan tengah kebuntuan nama cawapres Anies Baswedan setelah sebelumnya nama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sempat mengemuka.

Yenny Wahid merupakan mantan Staf Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Bidang Komunikasi Politik tahun 2006 lalu.

Diharapkan dia bisa diterima anggota Koalisi Perubahan lainnya seperti Demokrat dan PKS.

Sejauh ini terdapat tiga nama sosok yang disebut-sebut masuk dalam bursa bakal cawapres Anies.

Mereka adalah Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY ); Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher.

Yenny dipandang memiliki sejumlah keunggulan yang bisa melengkapi Anies dalam menghadapi pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

“Naif kalau kita katakan Yenny Wahid itu tidak menjadi salah satu orang yang dipandang pantas mendampingi Anies,” tandas Ali.

Wakil Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem), Ahmad Ali menyatakan Yenny Wahid berpotensi besar jadi cawapres Anies Baswedan.
Wakil Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem), Ahmad Ali menyatakan Yenny Wahid berpotensi besar jadi cawapres Anies Baswedan. (Warta Kota/Leonardus Wical Zelena Arga)

Lantas, siapakah sosok Yenny Wahid sebenarnya?

Simak biodata dan rekam jejak Yenny Wahid di dunia politik selengkapnya.

Biodata dan rekam jejak Yenny Wahid di Dunia Politik

Yenny Wahid merupakan politikus Indonesia dan aktivis Nahdlatul Ulama. Pemilik nama Zannuba Ariffah Chafsoh ini lahir pada 29 Oktober 1974.

Sosok yang karib disapa Mbak Yenny ini adalah anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Gus Dur dan Sinta Nuriyah.

Kakaknya bernama Alisa Wahid sedangkan dua adiknya, Anita Wahid dan Inayah Wahid.

Yenny Wahid merupakan alumni SMA Negeri 28 Jakarta pada 1992.

Setamat SMA, dia kemudian menempuh studi Psikologi di Universitas Indonesia (UI).

Namun, atas saran dari ayahnya, Yenny memutuskan keluar dari UI lalu melanjutkan pendidikan di Jurusan Desain dan Komunikasi Visual, Universitas Trisakti.

Setelah lulus dari perguruan tinggi, Yenny memutuskan menjadi wartawan yang secara khusus bertugas di Timor-Timur dan Aceh mendampingi ayahnya.

Namun, sebelum itu, ia pernah menjadi koresponden koran terbitan Australia, The Sydney Morning Herald dan The Age.

Saat Yenny Wahid bertugas di Timor-Timur, ia berhasil membuat liputan pasca-referendum.

Dia mendapatkan anugerah Walkley Award berkat liputannya itu, seperti dilansir dalam laman walkleys.

Kiprahnya dalam dunia jurnalistik, juga ditunjukkan ketika ia meliput Jakarta menjelang Reformasi 1998.

Namun, Yenny Wahid terpaksa mentas dari dunia jurnalistik karena sang ayah, Gus Dur terpilih sebagai Presiden RI ke-4.

Sejak itu, Yenny Wahid selalu mendampingi sang ayah dengan posisinya sebagai Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik.

Setelah sang ayah tidak lagi menjabat sebagai presiden, ia melanjutkan pendidikan gelar Magister Administrasi Publik dari Universitas Harvard di bawah beasiswa Mason.

Sekembalinya dari Amerika Serikat pada 2004, Yenny Wahid langsung menjabat sebagai Direktur Wahid Institute.

Semasa pemerintahan SBY, Yenny Wahid sempat menjadi staf khusus bidang komunikasi politik selama satu tahun.

Dia akhirnya mengundurkan diri karena perbedaan kepentingan dengan jabatannya sebagai Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB.

Namun, pada 2008, ia didepak dari PKB oleh Muhaimin Iskandar.

Yenny lalu membuat partai sendiri, Partai Indonesia Baru pada 2012.

Partai tersebut belakangan berubah nama menjadi Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB).

Pada Januari 2020, Yenny Wahid ditunjuk menjadi Komisaris Independen Garuda Indonesia.

Di mana dirinya dipilih sebagai perwakilan publik.

Tak lama kemudian ia mengundurkan diri. Yenny menandatangani surat pengunduran dirinya pada Jumat, 13 Agustus 2021.

“Untuk membantu mengurangi biaya-biaya yang dikeluarkan Garuda Indonesia, saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari posisi saya sebagai komisaris independen. Semoga langkah kecil ini membawa manfaat bagi perusahaan, agar lebih bisa cost efficient, sehingga bisa lebih lincah mengudara,” kata Yenny Wahid dalam akun Instagram pribadinya.

Di sisi lain, Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali mengatakan tokoh seperti Yenny Wahid yang memiliki kapasitas dan memiliki rekam jejak yang baik, sudah sepantasnya dipertimbangkan Anies menjadi bakal cawapresnya.

Ia lalu menjelaskan sejumlah kelebihan Yenny Wahid.

Pertama, kata Ahmad Ali, Yenny Wahid merupakan figur NU atau sosok yang bisa mewakili Nahdlatul Ulama (NU).

Sebab, ia merupakan cucu KH Wahid Hasyim, pendiri NU, dan mewarisi pemikiran Gus Dur sebagai figur yang menjunjung tinggi pluralisme.

“Pikiran-pikiran Gus Dur itu tergambar dalam diri seorang Yenny Wahid, karena dia punya waktu yang cukup mendampingi almahrum Gus Dur selama hidup beliau."

"Saya mengapresiasi, siapa pun yang menjadi presiden harusnya mempertimbangkan Yenny Wahid sebagai salah satu (kandidat) wakil presiden,” katanya.

Diumumkan Seusai Ibadah Haji

Bacapres Koalisi Perubahan Anies Baswedan dalam waktu dekat ini akan memiliki cawapres wanita yang tangguh.
Bacapres Koalisi Perubahan Anies Baswedan dalam waktu dekat ini akan memiliki cawapres wanita yang tangguh. (Bangka Pos/Adi Saputra)

Sebelumnya, Anggota Tim Delapan Koalisi Perubahan untuk Persatuan Sudirman Said menyebut Anies Baswedan tinggal mencari waktu terbaik untuk mengumumkan nama bakal cawapresnya.

Kemungkinan, waktu terbaik itu ialah usai ia kembali dari melaksanakan ibadah haji di tanah suci.

Sudirman juga menyebut Anies telah memberitahukan nama bakal cawapres pilihannya kepada para ketua umum partai pendukung.

Menurut Sudirman, tiga ketua umum partai politik pengusung Anies Baswedan yakni Nasdem, Demokrat, dan PKS sudah mengetahui satu nama bakal cawapres di kantong Anies.

“(Anies sudah) berkeliling ke semua pimpinan partai untuk pamitan sekaligus menjelaskan arah keputusannya itu,” ujarnya.

Selain itu, kata dia, Anies juga meminta Tim Delapan KPP berhenti membicarakan penentuan bakal cawapres. Sebab, waktunya sudah selesai.

“Sekarang sudah harus dipersiapkan mengidentifikasi tempat, acaranya bagaimana, jadi hal teknis kita kerjakan,” ujarnya.

Sosok bakal calon wakil presiden (Cawapres) Anies disebut akan diumumkan setelah ia pulang dari menunaikan ibadah haji.

Adapun Anies bertolak ke Tanah Suci pada 22 Juni 2023.

Informasi rencana pengumuman sosok bakal cawapres Anies dikonfirmasi Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS, Muzzammil Yusuf. Ia juga diketahui sebagai anggota Tim Delapan KPP.

“Sepulang dari haji, Insyaallah beliau akan umumkan (cawapres)," ujar Muzzammil saat dimintai konfirmasi, Jumat (23/6/2023).

Menurut dia, Anies sudah meminta agenda atau kegiatan selama satu bulan ke depan dibahas.

Adapun Tim 8 KPP sepenuhnya menyerahkan pemilihan nama cawapres ke mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

"Tim 8 sudah jumpa Pak Anies menjelang Pak Anies berangkat haji. Dan Tim Delapan yang mewakili tiga partai alhamdulillah solid," ujarnya.

Reaksi Partai Demokrat

Menanggapi hal ini, Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat , Herzaky Mahendra Putra mengingatkan Nasdem mematuhi perjanjian KPP.

Bagi Demokrat, kata Herzaky, persoalan cawapres Anies sudah selesai dan sudah menandatangani piagam.

“Sudah kita serahkan (penentuan bakal cawapres) pada Mas Anies. Sudah clear, kita dukung,” ujar Herzaky pada Kompas.com, Jumat (23/6/2023).

Herzaky mengingatkan semua pihak internal KPP menghormati keputusan Anies yang sampai saat ini telah menyimpan satu nama cawapres. Hanya saja, sosoknya belum diumumkan ke publik.

Ia juga meminta Anies tetap memiliki keleluasaan memilih pasangannya dalam menghadapi Pilpres 2024.

“Kalau Mas Anies sudah memilih, janganlah diganggu-ganggu, jangan dijegal-jegal, jangan diotak-atik. Biarkan Mas Anies dong,” tutur Herzaky.

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com

---

Berita Jatim dan Berita Viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved