Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Jatim

1.500 Peserta Temu Karya Didorong Hasilkan Produk Pertanian Berdaya Saing Internasional

Sebanyak 1.500 petani hutan dari berbagai daerah di Jawa Timur berkumpul dalam acara Temu Karya yang diinisiasi oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jatim di

Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Ndaru Wijayanto
Pemprov Jatim
1.500 Peserta Temu Karya Didorong Hasilkan Produk Pertanian Berdaya Saing Internasional 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Nur Ika Anisa

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA- Sebanyak 1.500 petani hutan dari berbagai daerah di Jawa Timur berkumpul dalam acara Temu Karya yang diinisiasi oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jatim di Gedung Graha Unesa, Selasa (27/6/2023).

Kegiatan temu karya petani hutan Jatim ini diawali dengan penanaman Pohon Maja dan Pohon Mentega oleh Gubernur Khofifah didampingi Kapus Penyuluhan Kehutanan BP2SDM Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Dr. Drs. Sugeng Priyanto, M.Si. dan Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian kepada masyarakat, inovasi, publikasi dan pemeringkatan Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Junaidi Budi Prihanto.

Para peserta juga diberikan materi penguatan Kelompok Tani Hutan (KTH) di era digitalisasi yang disampaikan oleh Dr. Drs. Sugeng Priyanto.

Sementara Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, Bapak Dr. Ir. Jumadi, mengatakan, antusias para kelompok tani hutan datang dari berbagai daerah.

“Yang hadir hanya perwakilan saja bu 1.500 bahkan kami punya 5.600 kelompok petani hutan dan 1.800 lembaga masyarakat desa hutan,” ungkap Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, Bapak Dr. Ir. Jumadi di Graha Unesa.

Jumadi menyebutkan, saat ini di Jawa Timur terdapat 5.310 lembaga KTH dengan keanggotaan 238.455 KK, sementara Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) di Jawa Timur bersama Perum Perhutani melakukan pengelolaan kawasan hutan sebanyak 1.829 lembaga dengan keanggotaan sejumlah 544.050 KK.

Sedangkan Kelompok Perhutanan Sosial (KPS) sebanyak 347 kelompok dengan keanggotaan sebanyak 120.990 KK dan Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) sebanyak 765 unit. KTH, LMDH dan KUPS tersebut telah menjalankan usaha produksi, baik Hasil Hutan Kayu (HHK), Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dan jasa lingkungan.

Dalam acara Temu Karya, juga dilakukan uji kompetensi terkait kehutanan yang diikuti 10 kelompok tani. Mereka mengasah kemampuan dan pengetahuan terkait pemahaman tentang hutan, agroforest dan sebagainya.

Mereka juga menampilkan karya produk-produk yang dikreasikan melalui pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) hutan menjadi produk bernilai ekonomi. 

Bahkan ada beberapa produk milik kelompok tani hutan yang sudah menembus pasar ekspor, ke Amerika dan Australia.

“Beberapa di Pacitan eskpor gula aren ke Amerika dan beberapa tempat juga mengelola untuk pendampingan ekspore. Di belakang ada suporting dari Ekspor Center dan bagaimana melayani kelompok tani hutan untuk ekspor,” ungkapnya.  

“Bank Jatim juga kami hadirkan untuk membantu pembiayaan seperti apa di area kelompok usaha tani hutan,” tambahnya.

Secara khusus, Gubernur Khofifah mengapresiasi karya-karya para petani hutan Jatim yang ditampilkan. 

Menurutnya, para petani hutan yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan (KTH) ini sangat inovatif dalam melakukan pengembangan agroforestri. 

Dimana, keunggulannya selain memberikan nilai tambah juga memberikan dampak positif terhadap lingkungan.

Pertemuan ini sekaligus menjadi komitmen bersama dalam menjaga alam, menjaga hutan dan menjaga lingkungan. Sisi lain, juga mendapat nilai tambah untuk kesejahteraan kelompok tani hutan.

“Mereka bisa mendapatkan nilai tambah untuk membangun kesejahteraan kelompoknya dan masyarakat sekitar. Itu yang harus kita jaga, karena banyak sekali hutan yang kemudian tidak terpelihara. Ada beberapa presentasi tertentu hutan dengan tanaman keras, tidak bisa semua jahe, tidak semua kentang. Ada presentase tertentu di area tertentu,” ungkap Khofifah Indar Parawansa.

Khofifah menyebutkan bahwa hingga saat ini cukup banyak produk KTH di Jatim yang sukses tembus pasar ekspor melalui pendampingan dari Pemprov Jatim. 

Salah satunya adalah produk Jahe Gajah dari Nganjuk dan dari Ponorogo yang melalui fasilitas Misi Dagang bisa mencatatkan nilai transaksi perdagangan yang luar biasa. 

Tidak sampai disana, selain Jahe Gajah, success story petani hutan juga diwujudkan dalam penjualan kopi hingga ekspor ke luar negeri pada Nopember 2022 lalu. Ekspor kopi Javaeast Coffee itu berhasil ekspor perdana ke Mesir dengan total nilai lebih dari Rp 6,2 miliar. Pihaknya berharap potensi permintaan berikutnya adalah tanaman kakao.

Javeast Coffee ini, kata dia, merupakan merek dagang yang digunakan untuk memasarkan hasil kopi petani hutan dari tiga kabupaten, yakni Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember, Desa Wonosalam Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang dan Desa Kare Kecamatan Kare Kabupaten Madiun.

"Tiga KTH sudah dalam bentuk communal branding. Strategi Communal branding ini bisa dimanfaatkan untuk membantu dalam menjaga kualitas dan standar produk dari beberapa daerah. Dan dengan communal branding akan membantu untuk menjaga kuantitas dan kontinyuitas dalam pasar ekspor,” tuturnya. 

Selain communal branding, Pemerintah Jawa Timur tengah getol mengembangkan Desa Devisa. Khofifah menyebut ada 140 desa devisa di Jawa Timur. 

“Itu desa devisa terbanyak di antara seluruh provinsi di Indonesia,” ungkapnya.

Oleh karenanya, Khofifah mendorong KTH, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dan Perkumpulan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (PLMDH) untuk melakukan identifikasi produknya yang sudah bersiap ekspore untuk dikomunikasikan dengan Disperindag dan bertemu dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Kementerian Keuangan (LPEI).

Sehingga penyiapan produk-produk bisa mendapat pendampingan, peningkatan volume dan penguatan standart ekspor.

“Saya rasa akan sangat banyak peluang. Pertama, kalau masuk dalam identifikasi desa devisa akan ada pendampingan, quality controlnya, kadang-kadang kemampuan untuk kuantitasnya, kenapa butuh komunal branding,” ungkapnya.

Pertemuan Temu Karya ini dinilai Khofifah bisa membangun sinergitas dan akses yang lebih luas. Bukan hanya akses market tetapi juga kualitas dan standart produk-produk yang dihasilkan supaya bisa memberikan ruang yang lebih besar dan lebih luas untuk meningkatkan nilai tambah.

“Seperti tadi dari Wonosantri yang semula Rp 21 ribu menjadi Rp 130 ribu per kilo ini kan peningkatan luar biasa yang diharapkan bisa memberikan penguatan kepada masyarakatnya. Termasuk KTH Blitar dan Jombang,” kata Khofifah.

Berbagai komoditas bernilai ekonomi hingga dipasarkan ekspor tidak sekadar mensejahterakan petani hutan. Lebih dari itu, roda perekonomian Jatim terus mengalami pertumbuhan. 

Dari data yang didapatkan, 1500 KTH dan LMDH yang datang dari berbagai daerah di Jawa Timur di antaranya Banyuwangi, Jember, Lumajang, Pasuruan, Probolinggo, Malang, Blitar, Trenggalek, Tulungagung, Jombang, Kediri, Pacitan, Ponorogo, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep dan beberapa daerah lain.

Sebagai bentuk apresiasi, sebelumya Gubernur Khofifah menyerahkan 39 penghargaan kepada kelompok petani hutan Jatim diantaranya, lomba wana lestari tingkat Provinsi Tahun 2023 terdiri atas kategori Penyuluh Kehutanan PNS, Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM), Kelompok Tani Hutan (KTH), Kader Konservasi Alam (KKA) dan Kelompok Pecinta Alam (KPA).

Lomba Kinerja Kelompok Tani Hutan (KTH) Tahun 2023 terdiri atas kategori Kelompok Tani Hutan (KTH) Kelas Pemula, Kelompok Tani Hutan (KTH) Kelas Madya, dan Kelompok Tani Hutan (KTH) Kelas Utama. 

Lomba dukungan pemulihan ekosistem Tahun 2023 terdiri atas kategori Pemerintah Kabupaten/ Kota, BUMS Bidang Kehutanan, BUMN/BUMD/BUMS Bidang Non Kehutanan dan LSM Perorangan Pegiat Lingkungan

Melihat karya petani hutan yang mampu berinovasi hingga memasarkan produk ke luar negeri, Gubernur Khofifah optimis kegiatan seperti ini menjadi ajang untuk memperkuat jejaring mitra pemasaran dan pengembangan usaha bisnis.

Sehingga dapat mendorong terwujudnya kelompok-kelompok usaha yang produktif, mandiri dan mampu menembus pasar ekspor.

“Luar biasa. Terimakasih suport dari bibit yang terus mengalir, menghijaukan Jawa Timur, sedekah oksigen dan semua yang hadir di Temu Karya ini. Saya ingin mengajak kita semua jangan pernah berhenti untuk mencintai negeri ini, melalui mencintai alam dan lingkungan, terutama merawat hutan kita,” tutupnya

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved