Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pemilu 2024

Presiden Jokowi Tak Suka Anies Baswedan Capres, Ditulis SBY dalam Buku 'Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe'

Presiden Joko Widodo tak suka Anies Baswedan Capres Pemlilu 2024? Dibahas Susilo Bambang Yudhoyono dalam buku terbarunya.

Editor: Hefty Suud
Kolase Istimewa/TribunJatim.com
Buku SBY tentang berjudul Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe Presiden Jokowi, The President Can Do No Wrong disorot. Tulis Presiden Jokowi tak suka Anies Baswedan. 

TRIBUNJATIM.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut tak suka Anies Baswedan maju Pilpres 2024. 

Hal itu ada dalam isi buku Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY.

Ya, buku SBY soal Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe Presiden Jokowi menyita perhatian publik.

Menurut SBY, Jokowi tak suka Anies Baswedan maju sebagai calon Presiden (Capres) di Pilpres 2024.

Diketahui, Anies Baswedan diusung oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) sebagai Capres dalam Pemilu 2024 mendatang.

Baru-baru ini isu panas Pemilu 2024 dipantik dari buku terbaru SBY.

Dalam bukunya, SBY blak-blakan soal sikap Jokowi terhadap Anies Baswedan.

Menurutnya, Jokowi tak suka Anies Baswedan maju sebagai capres di Pilpres 2024.

Dilansir dari Tribunnews, Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meluncurkan buku terbarunya.

Baca juga: Anies Baswedan Ngibul Naik Haji Diundang Raja Salman? Disenggol Tentara Kerajaan Arab

Buku berjudul Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe Presiden Jokowi, The President Can Do No Wrong, itu memiliki ketebalan sebanyak 27 halaman dengan cover berwarna merah hitam.

Buku yang bisa dibaca publik melalui versi digital ini berisikan tentang fokus SBY terhadap pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) sekaligus Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menyatakan, ini sejatinya disampaikan khusus untuk jajaran kepemimpinan dan kader Partai Demokrat di seluruh tanah air.

"Jadi, tulisan ini dimaksudkan untuk memperluas wawasan dan memperdalam pemahaman para pimpinan dan kader Demokrat mengenai situasi terkini terkait Pilpres 2024 dan cawe-cawe Presiden Jokowi," kata Herzaky dalam keterangan tertulisnya, Senin (26/6/2023).

Lebih lanjut, Herzaky menyatakan, buku ini diyakini memiliki manfaat bagi kader Demokrat dan masyarakat dalam menjaga demokrasi Indonesia agar bisa semakin bergerak maju.

Baca juga: Biodata Yenny Wahid, Sosok Figur NU yang Diharapkan Nasdem Jadi Cawapres Anies Baswedan, AHY Dilepas

Baca juga: Tokoh Perempuan Jatim Ini Menguat Disebut Jadi Cawapres Anies Baswedan, Politisi NasDem: Pantas

Tribunnews.com sudah melihat isi buku yang ditulis langsung SBY ini.

Dimana, dari buku tersebut terdapat lima poin yang dijadikan fokus oleh SBY.

Pertama, terkait dengan cawe-cawe yang diakui oleh pihak istana atau bahkan Presiden RI Jokowi dalam Pilpres 2024.

Kedua, Presiden Jokowi dinyatakan hanya menghendaki dua pasang calon presiden dan wakil presiden untuk Pilpres 2024 mendatang.

Ketiga, SBY menyebut dalam bukunya kalau Presiden Jokowi tidak suka dengan upaya Anies Baswedan maju sebagai calon Presiden (capres).

Keempat, SBY menyatakan kalau Presiden Jokowi memberikan endorsement kepada sejumlah tokoh untuk menjadi capres atau cawapres.

Kelima, dalam buku tersebut SBY menyatakan, Presiden Jokowi merupakan penentu siapa sosok pasangan capres-cawapres yang harus diusung oleh partai politik, informasi tersebut didapat SBY dari para pimpinan partai politik.

Pertemuan Presiden Jokowi dan SBY di Istana Merdeka, Sabtu (28/10/2017). Presiden Joko Widodo alias Jokowi tak suka Anies Baswedan. SBY beber dalam buku baru soal Pilpres 2024 dan cawe-cawe presiden Jokowi.
Pertemuan Presiden Jokowi dan SBY di Istana Merdeka, Sabtu (28/10/2017). Presiden Joko Widodo alias Jokowi tak suka Anies Baswedan. SBY beber dalam buku baru soal Pilpres 2024 dan cawe-cawe presiden Jokowi. (Istimewa)

Buku ini sendiri sudah dibedah oleh para kader Partai Demokrat di Kantor DPP Partai Demokrat pada Senin (26/6/2023) siang tadi.

Acara itu sendiri diikuti oleh Pengurus Pleno DPP Partai Demokrat dan dibuka atau diresmikan oleh Sekjen Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya.

Dalam sambutannya, Teuku Riefky mengatakan, tulisan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat tersebut ibarat penerang dalam redupnya demokrasi di negeri ini.

"Bagi kita (kader Demokrat), buku ini menjadi obat penawar rindu akan pandangan dan gagasan besar Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Insya Allah momentum ini bisa untuk kita resapi, agar kita bisa menjadi ujung tombak perjuangan partai," ungkap Teuku Riefky Harsya.

Sementara itu, Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng yang menyebut kalau buku tersebut dibuat SBY karena mantan Presiden RI itu disebut tergelitik dengan fenomena akhir-akhir ini.

"Isu tentang cawe-cawe Jokowi dalam Pilpres 2024 nanti, bisa kita jadikan pelajaran.

Apa batas-batas kekuasaan itu, sehingga tidak membuat kekuasaan itu menjadi ilegal," ulasnya.

Sebab menurut Andi Mallarangeng, pemimpin negara demokratis itu harus tahu batasannya.

Apa lagi dalam UUD 1945, ada pasal impeachment yang bisa memberhentikan presiden.

"Boleh saja Presiden Jokowi cawe-cawe dalam Pilpres. Boleh saja Presiden Jokowi menginginkan Pilpres 2024 hanya diikuti 2 pasang calon saja.

Tetapi tidak boleh menggunakan sumber daya negara, instrumen negara, fasilitas negara untuk mendukung, memastikan misinya tercapai. Ini yang berbahaya," kata Andi.

"Buku ini mengajarkan kepada seluruh kader bagaimana cara mengelola kekuasaan itu sendiri. Jangan sampai kita melanggar batas-batasan itu dan membuat kita terjerumus," tukasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunKaltim.co

Berita tentang Anies Baswedan lainnya

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved