Mahasiswa Malang Hina Kampus Sendiri
Sisi Lain Rafi Azzamy, Mahasiswa Ejek UMM Kampus Durjana, Dulu Kritik Kedisplinan di Sekolah: Ilusi
Terungkap sisi lain Rafi Azzamy, mahasiswa yang ejek UMM kampus durjana. Saat SMK pernah kritik kedisplinan di sekolah.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Terungkap sisi lain Rafi Azzamy, mahasiswa yang ejek UMM kampus durjana.
Mahasiswa bernama lengkap Mohammad Rafi Azzamy rupanya tak hanya sekali melayangkan protes.
Namun, cuitannya soal Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sebagai kampus durjana menjadi puncak keviralannya.
Saat masih duduk dibangku SMK, Rafi Azzamy rupanya juga pernah menjadi sorotan.
Diberitakan sebelumnya, Mohammad Rafi Azzamy yang menjelekkan kampusnya setelah diterima di Universitas Brawijaya (UB) Malang lewat jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT), di media sosial Twitter.
Akun Twitter @Rafilsafat memposting gambar tangkapan layar dari pengumuman hasil seleksi SNBT 2023 yang diunggah pada Sabtu (24/6/2023) pukul 14.23 WIB .
"Banyak orang tanya, mengapa dalam kurun satu tahun ini aku jarang publish tulisan? Singkatnya karena berada di kampus toxic (UMM)—gedung jelek, dosen jarang masuk, birokrat penjilat, dll—itu sungguh menguras tenaga. Iseng-iseng coba tes SNBT, eh lolos, bye kampus durjana (UMM)," begitu isi cuitannya.
Baca juga: Sosok dan Biodata Rafi Azzamy, Mahasiswa Viral usai Ejek UMM Kampus Durjana, Rektor Bakal Panggil
Sebelumnya, akun tersebut juga membuat beberapa cuitan selama ia kuliah di UMM dalam kurun waktu setahun.
Rafi sempat memposting tentang suara dari perahu bebek di danau GKB 1 yang mengganggu saat kuliah, larangan laki-laki berambut gondrong, hingga kotoran kucing di gedung-gedung.
Saat ini, Rafi adalah mahasiswa semester 2 di Prodi Hubungan Internasional.
"Sekarang Rafi masih semester 2. Masih aktif sebagai mahasiswa UMM dan sedang UAS," jelas Wakil Rektor III UMM, Nur Subekti pada TribunJatim.com, Selasa (27/6/2023).
Baca juga: Mahasiswa UMM Jelekkan Kampus Usai Diterima di UB Malang, Sempat Keluhkan Suara Perahu Bebek
Menurut Rektor UMM, Prof Dr Fauzan, Rafi perlu dibina karena masih dalam masa mencari jati diri.
"Cara mencari jati diri bermacam-macam. Seperti menjelekkan orang lain supaya diakui. Ini cara-cara anak muda jenis khusus. Kita memahaminya," jawab Fauzan ketika dikonfirmasi Tribun Jatim Network saat bertemu di depan gedung rektorat, Selasa (27/6/2023).
Karena Rafi masih menjadi anak didik UMM, dia berharap Rafi tidak kebablasan.
"Kalau kebablasan ya kita ingatkan. Dia sudah dalam binaan khusus sejak awal karena ngomongnya jelek, tidak difilter. Karena kita lembaga pendidikan, tugas kita adalah bagaimana mengubah yang kurang baik menjadi baik," kata Fauzan.
Dia mengatakan, untuk menghadapi itu, tidak boleh menggunakan emosi.
Fauzan mengaku akan memanggil Rafi untuk diingatkan.
Saat ini status Rafi Azzamy masih mahasiswa aktif di UMM.
"Infonya sejak SMK begitu. Mungkin belum ketemu identitasnya. Kita doakan lebih baik lagi di tempat barunya nanti," pungkas Fauzan.
Sementara itu, Rafi Azzamy diterima di Prodi Antropologi FIB UB.
Rektor UB, Prof Widodo saat dikonfirmasi wartawan pada Senin (26/6/2023) menyatakan, sejauh ini ia tidak tahu Rafi Azzamy menjelekkan UMM.
Dia mengatakan, Rafi Azzamy diterima di UB lewat proses seleksi nasional, dan sedang daftar ulang.
"Soal seleksi calon mahasiswa itu kan dia jalur SNBT. Semua calon mahasiswa UB yang masuk lewat ujian itu, screening-nya didasarkan pada hasil nilai ujian. Kalau ada hal lain yang melanggar akan diproses lebih lanjut. Tapi untuk membuat keputusan harus proper, agar tidak menimbulkan masalah baru," paparnya.
Baca juga: Rafi Azzamy Mahasiswa Viral Ejek UMM Ternyata Sejak SMK Sudah Terkenal, Suarakan Ilusi Disiplin
Penelusuran TribunJatim.com, saat masih SMK, Rafi pernah mengkritik sistem kedisiplinan sekolah di dunia pendidikan Indonesia.
Video itu diunggah tanggal 8 Juli 2022 lalu.
Beragam respon negatif dan positif didapat oleh lelaki bernama lengkap Mohammad Rafi Azzamy itu.
Salah satu contoh yang dikatakan oleh akun twitter @iaintstrongbtw yang mengatakan, "Pengetahuan filsafat yg dipunya Rafi ini keren, tpi sayangnya implementasi dan analisisnya trlalu mentah dan belum ketemu sama 'realitas'. Ini pemikiran yg masih berdasar 'ego' krna sentral pemikirannya bukan dari analisis trhdap sekitar tpi hanya keresahan sendiri".
Respon lainnya diutarakan oleh username @koh_eldong, yaitu, "Sebagai anak SMK tulisan Rafi sangat bagus. Ga semua but most of them saya sebagai guru pun jg bertanya tanya kegunaan aturan yg ada. Saking tunduknya siswa di sekolah, siswa saya kalo ngumpulin tugas atau mau bicara selalu pake "maaf Pak".
Ada juga yang merespon seperti ini, "ini anak kosakata dan pilihan diksi nya tinggi kelihatan suka baca buku, tapi isi dan konteks nya masih kosong, masih ngawur, kosong, mudah2an makin gede makin paham konteks… anyway perlu diapresiasi umur segini dah nulis buku, semangat, biar makin tajem tulisannya 10-20 thn lg", oleh akun bernama @KDnesia.
Baca juga: Diterima di UB Malang, Mahasiswa UMM Sebut Kampus Durjana, Begini Tanggapan Rektor Prof Fauzan
Kehebohannya ini dilatari oleh tulisan Rafi berjudul Sekolah dan Ilusi Kedisiplinan, dikutip TribunJatim.com dari PosBelitung.
Dia berpikir bahwa disiplin itu hanyalah ilusi sosial dan akan menimbulkan tuntutan kultural.
Dia mempertanyakan fungsi ke sekolah dan berseragam itu dikatakannya tidak penting.
Dia juga menyatakan bahwa tidak suka dengan sistem pendidikan di Indonesia yang mengharuskan siswanya bangun pagi.
"Itu semua adalah tuntutan kultural. Kita memahami disiplin pada akhirnya bukan suatu kebaikan mutlak," kata Rafi dalam video.
Menurutnya tuntutan kultural yaitu disiplin sering dimanipulasi oleh sekolah bahwa kalau siswa bisa disiplin akan meraih kesuksesan.
Dia mempertanyakan kesuksesan yang mana dan kesuksesan yang seperti apa.
Warga Malang ini berpikir bahwa disiplin adalah suatu objek hasrat.
Dari objek hasrat itu yang nantinya akan menyebabkan siswa menjadi takut akan hukuman, celotehan orang lain, celatuan, dan sinisme-sinisme berpikir orang lain.
"Sifat manusia yakni ingin dianggap baik oleh orang lain yang bisa memenuhi objek hasrat atas disiplin tadi. Mereka tidak bisa narsis dan caper dengan guru yang sudah memunculkan objek penyebab hasrat terhadap kedisiplinan," kata Rafi.
Baca juga: VIRAL TERPOPULER: Penyanyi Bikin Konten Joget di Tanah Suci - Mahasiswa Ejek UMM Dipanggil Rektor
Jadi, menurutnya, ketika siswa disiplin di dalam sekolah bukan karena ingin disiplinnya tapi lebih kepada mereka ingin dianggap baik, diakui, dan takut terhadap hukuman.
Pemikiran Rafi dinilai oleh netizen sudah seperti bukan anak SMA seumurannya.
Banyak yang menilai bahwa di usianya memang wajar berpikir seperti itu karena masih ada ego dan idealismenya sangat tinggi.
Namun, netizen banyak juga yang berharap banyak terhadap Rafi supaya bisa jadi contoh bagi siswa-siswa lain di Indonesia.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.