Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Menu Diet

Defisit Kalori vs Puasa, Mana Menu Diet Efektif Turunkan Berat Badan? Punya Keunggulan Tersendiri

Puasa intermiten dan defisit sering disebut sebagai metode menurunkan berat badan paling ampuh. Tapi, mana yang lebih efektif?

Editor: Olga Mardianita
Freepik.com/freepik
Ilustrasi menu diet efektif untuk menurunkan berat badan: intermitten fasting atau defisit kalori? 

TRIBUNJATIM.COM - Di kalangan para pelaku diet, ada banyak metode yang bisa membantu mencapai berat badan ideal.

Paling populer adalah intermitten fasting (puasa intermiten) dan defisit kalori.

Namun, di antara dua menu diet tersebut, manakah yang lebih efektif menurunkan berat badan?

Beberapa orang berpendapat bahwa membatasi makan pada waktu tertentu dalam sehari (puasa intermiten) secara alami berdampak pada penurunan berat badan secara alami.

Sementara yang lain percaya memantau dan memangkas kalori dengan mengurangi jumlah kalorinya secara bertahap adalah cara yang lebih efektif.

Daripada kebingungan, yuk simak penjelasannya di bawah ini!

Artikel ini bisa menjadi referensi untuk menurunkan berat badan.

Baca juga: VIRAL TERPOPULER: Fahmi Ingin Rujuk dengan Anggi - Tiga Orang Tewas Gegara Ritual Maut di Bogor

Informasi seputar berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

Shuhao Lin, MS, RDN, peneliti studi dan ahli gizi terdaftar di University of Illinois Chicago bersama rekan-rekannya merekrut 90 orang dewasa yang mengalami obesitas.

Peserta yang ikut berpartisipasi dalam riset ini usia rata-rata 40 tahun, 33 persen berkulit hitam, dan 46 persen orang Hispanik.

Para peneliti kemudian membagi peserta menjadi tiga kelompok yang mana satu kelompok hanya bisa makan antara siang hingga pukul 20:00, satu kelompok membatasi asupan kalori harian mereka sebesar 25 persen, dan yang lain tidak melakukan perubahan pola makan.

Setelah 12 bulan, mereka yang melakukan puasa intermiten dan defisit kalori melaporkan hasil penurunan berat badan yang sangat mirip.

"Dalam penelitian kami, ditemukan bahwa dengan mempersingkat waktu makan menjadi delapan jam, orang mengurangi jumlah asupan kalori yang sama dengan memangkas kalori sekitar 400 kkal per hari pada kedua kelompok,” kata Lin, seperti dilansir Health.

Kedua kelompok yang melakukan diet melaporkan penurunan berat badan sekitar 5 persen dari berat badan awal mereka.

Meskipun puasa intermiten dan defisit kalori dapat mencapai penurunan berat badan, hal yang sama tidak berlaku bagi beberapa orang dengan sejumlah kondisi kesehatan tertentu.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved