Berita Surabaya
Kisah Siswi SMP Surabaya Belajar Gambar Secara Otodidak, Karya Dapat Apresiasi dari Seniman
Menggambar atau melukis tidak semudah yang dibayangkan orang. Butuh ketekunan dan kesabaran, setidaknya itu pandangan umum.
"Kebetulan saya lagi nulis novel. Saya melihat ada gambar corat coret Nesia, meskipun sederhana dan terkesan asal-asalan tapi cocok untuk dijadikan cover. Ya lihat saja nanti," ucap pria yang pernah menerbitkan novel berjudul 'Kitab Tertutup: Raja Dusta dan Dewi Kemunafikan' dengan cover yang diambil dari pelukis autis asal Surabaya.
Seniman teater asal Surabaya, Achmad Zainuri mengakui gambar Nesia memiliki karakter kuat. Gambar-gambarnya sesuai dengan gaya anak milenial.
"Gastroke (sapuannya) enak. Spontanitasnya kuat," ungkap pria yang juga penulis buku ini.
Ditambahkan Zainuri, anak-anak dalam menggambar ataupun melukis biasanya menyesuaikan dengan dunianya sendiri dan tema kekinian. Maka sangat relevan anak seusia Nesia gemar dengan hal-hal berbau komik.
"Temanya gambar komik. Gaul dan kekinian. Dengan sapuan goresan yang kuat sehingga penggunaan warna hitam putih jadi menonjolkan karakter yang dingin berwibawa. Jika bakatnya diolah dengan baik, dia bisa membuat komik. Itu bagus buat dia. Sekarang ini di Indonesia jarang ada komikus. Dulu ada A. Kosasih, dijuluki Bapak Komik Indonesia. Ada pula Ganes TH, pelopor komik wayang atau dikenal kemudian komikus cersil (cerita silat)," terangnya.
Sementara Pemerhati Pendidikan Anak, Isa Ansori mengatakan, bahwa pada diri setiap anak memiliki bakat dan keunikan tersendiri.
"Kalau menurut Hadist bahwa anak itu dilahirkan dalam keadaan seperti kertas putih. Setiap anak punya bakat dan keunikan, sehingga setiap anak adalah kekayaan yang berharga bagi orang tuanya. Maka, orangtua dan lingkungannya-lah yang akan membentuk kelak seperti apa anak anak tersebut," katanya.
Ditegaskan Isa, dengan bakat yang dimiliki setiap anak, tentu semua tergantung dari orangtua apakah mereka memahami atau tidak. "Sayangnya seringkali orang tidak memahami kebutuhan anak dan seringkali juga memaksakan kehendaknya, Sehingga terpaksa harus mengikuti nasehat orangtua dengan mengorbankan apa yang sejatinya dia miliki," tuturnya.
Dalam kehidupan yang sekarang, lanjut Isa, sudah sepatutnya orangtua belajar memahami dan mengerti kebutuhan anak.
"Lebih banyak mendengar dan mengarahkan agar anak tidak salah jalan. Biarlah anak-anak berkembang dengan potensi yang dimiliki," demikian Isa Ansori.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
5 Tempat Wisata Hits di Surabaya Wajib Dikunjungi, Atlantis Land hingga Adventure Land Romokalisari |
![]() |
---|
Sosok Suami Tumini yang 15 Tahun Tinggal Ponten Umum, Nasib Kini Harus Pindah, Bakal Dapat Bantuan |
![]() |
---|
Nasib Pengantin Nyaris Gagal Nikah Gegara Ditipu WO hingga Rugi Rp 74 Juta, Sosok Pelaku Terungkap |
![]() |
---|
Beda Cara Eri Cahyadi & Dedi Mulyadi Bina Anak Nakal, Jabar Ada Barak Militer, Surabaya Buka Asrama |
![]() |
---|
Lokasi Jan Hwa Diana Sembunyikan 108 Ijazah Eks Karyawan Terjawab, Terancam Hukuman 4 Tahun Penjara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.