100 Lebih Paper Semarakkan Agenda ICCSCI ke-8 di Binus Malang

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sylvianita Widyawati

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - School of Computer Science Binus Malang menyemarakkan kegiatan The 8th International Conference on Computer Science and Computational Intelligence (ICCSCI) pada 2-3 Agustus 2023.

Acara ini diadakan oleh Binus University yang menjalin kerja sama dengan Polythecnic University of the Philippines dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Pembukaan acara ini digelar di aula kampus Binus Malang.

"Dunia pendidikan harus terus meningkatkan diri, baik kapasitas dosennya dan mahasiswa, serta kolaborasi dengan industri. Salah satunya mengadakan konferensi ini agar semua yang berkepentingan dan punya penelitian terkait ilmu komputer dan AI (Artificial Intelligence), dari akademisi, industri, pemerintahan, bisa saling update ilmu," jelas Dekan School of Computer Binus University, Fredy Purnomo di sela acara.

Dengan adanya ini, maka semua pihak bisa saling menambah ilmu-ilmu baru dan bertemu untuk saling melengkapi.

Dia mengatakan, pemaparan hasil penelitian diseminasikan dua hari ini.

"Dari Binus ada sekitar 60 presenter. Sedangkan total paper ada lebih dari 100an," tambahnya.

Konferensi internasional ke-8 ini awalnya diadakan di Jakarta. Tapi melihat potensinya yang luar biasa, maka diadakan di luar kota, yaitu di kampus Binus Malang.

Dari Binus University terdapat 60 speaker, termasuk Binus Malang.

Baca juga: BINUS @Malang Menghasilkan Lulusan Yang Fit Di Lingkungan Kerja Masa Kini

Sedangkan speaker dari luar negeri ada yang berasal dari Malaysia, Filipina, Turki, Jepang dan Inggris.

Head of Computer Science Department Binus Malang, Choirul Huda menambahkan, jika tim fakultas membagi 60 speaker itu dengan enam tema.

"Untuk proses seleksinya ya sesuai standar. Tidak semua kita terima. Dari hasil review, ada paper yang layak diberi kesempatan," tandasnya.

Untuk produk luaran dari kegiatan ini dalam bentuk prosiding ilmu komputer yang terindeks Scopus.

Dia mengatakan, yang dibahas di konferensi ini adalah smart technology.

"Tantangan kita sekarang adalah proses komputasi semakin mudah, murah dan cepat. Dengan adanya komputer yang makin cepat dan kecil, telekomunikasi juga makin ringan dan cepat juga," jelas Fredy Purnomo.

Fredy Purnomo mengatakan, bagaimana teknologi menjadi sesuatu yang bisa dipakai sehari-hari untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.

"Smart technology bisa membuat kita lebih pintar dan terbantu. Tantangan adalah di cost, apakah sebanding dengan kebermanfaatan yang kita dapatkan," ujar Fredy Purnomo.

Sementara itu, Direktur Binus Malang, Robert Tang Herman berharap, peserta berpartisipasi aktif dalam mengembangan inovasi AI yang memberi dampak pada perbaikan masyarakat dan industri di masa depan. Serta bisa mendukung industri digital technopreneur.

"Kami percaya bahwa teknologi dan kewirausahaan dapat bersinergi," kata dia.

ICCSCI 2023 diselenggarakan dengan dua jalur utama, yaitu seminar umum dan diseminasi penelitian.

Seminar umum dihadiri oleh pembicara terkemuka dari kalangan akademisi dan industri yang membahas isu-isu terkini di bidang ilmu komputer dan kecerdasan komputasional.

Pembicara pada ICCSI kali ini ialah Prof Madya DR Mohamed Imran Mohammed Ariff yang berasal dari University Technology MARA Perak Branch, Malaysia. Lalu Tahir Mohammad, PhD MSc BTech yang berasal dari University of Turku, Filandia. Serta Prof Agus Harjoko Drs MScPhD dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Ada juga Dr Ir Yaya Heryadi MSc CDS CDRAI dari Binus University, serta Abidin Riyadi Abie selaku CIO Toyota Astra Finance.

Sedangkan di sesi diseminasi penelitian memberikan kesempatan bagi para peneliti yang telah mengirimkan publikasi untuk mempresentasikan karyanya dalam bentuk makalah, baik secara daring maupun langsung.

"ICCSCI ini menjadi ajang inspiratif untuk menggali potensi teknologi kecerdasan buatan dalam mendorong kemajuan penelitian dan penerapan di berbagai sektor. Saya berharap kolaborasi antara peneliti dan praktisi akan mendorong generasi masa depan yang signifikan dalam industri digital technopreneur," pungkas Fredy.