Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pemilu 2024

Hasil Survei Capres 2024 Terbaru LSI Denny JA: Prabowo VS Ganjar, Presiden Jokowi Tak Suka Anies?

Perbedaan hasil survei capres 2024 LSI Denny JA, head to head Prabowo Subianto vs Ganjar Pranowo disorot.

Editor: Hefty Suud
Handout via Tribun Manado
Elektabilitas Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan disorot jelang Pemilu 2024. Efek Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun diperhitungkan. 

TRIBUNJATIM.COM - Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan merupakan calon Presiden (capres) terkuat dalam Pemilu 2024

Jelang Pilpres 2024, elektabilitas ketiganya jadi sorotan. 

Terutama Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo yang bersaing tipis dalam beberapa hasil survei Capres 2024. 

Dalam survei LSI Denny JA, ada perbedaan signifikan terkait dukungan Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.

Efek Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun diperhitungkan jelang Pilpres 2024.

Terutama oleh Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Berikut rangkuman hasil survei Capres 2024, head to head Ganjar Pranowo vs Prabowo Subianto, versi lembaga survei LSI Denny JA. 

Lembaga survei LSI Denny JA menyatakan Ganjar Pranowo unggul hanya di pemilih PDIP.

Sementara, Prabowo Subianto unggul di semua pemilih partai selain PDIP.

Pada pemilih agama, Prabowo Subianto unggul di pemilih muslim.

Ganjar Pranowo unggul di pemilih non muslim.

Baca juga: Hasil Survei Capres 2024 Terbaru dari SMRC, Presiden Jokowi Dukung Ganjar, Prabowo, atau Anies?

Begitu juga dengan gender, Prabowo Subianto disebut unggul di kalangan pemilih laki-laki maupun perempuan.

Selain itu, dari survei tersebut Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo berjarak 10,4 persen.

Survei ini dilakukan secara tatap muka (face to face interview) dengan menggunakan kuesioner kepada 1.200 responden di seluruh Indonesia.

Dengan 1.200 responden, margin of error survei ini sebesar 2,9 persen.

Survei dilakukan pada tanggal 3-15 Juli 2023.

"Bulan Januari 2023, elektabilitas Prabowo Subianto 38,5 persen . Bulan Mei naik menjadi 44,5 persen.

Bulan Juni naik kembali menjadi 50,4 persen , dan Bulan Juli juga naik menjadi 52 persen," ujar peneliti LSI Hanggoro Doso Pamungkas saat memaparkan rilis di Kantor LSI Denny JA, Jakarta, Senin (31/7/2023).

"Elektabilitas Ganjar pada bulan Januari 2023 sebesar 43,1 % . Bulan Mei turun menjadi 38,1 % . Bulan Juni berhasil rebound menjadi 43,2 % . Akan tetapi bulan Juli turun menjadi 41,6 % ," imbuhnya.

Berikut hasil survei head to head Prabowo VS Ganjar di LSI Denny JA:

Baca juga: Jawaban Gubernur Khofifah saat Diajak Sandiaga Uno Gabung Jadi Timses Ganjar Pranowo: Ya Allah

Baca juga: Perbandingan Hasil Survei Capres 2024 dari 5 Lembaga: Anies, Prabowo & Ganjar, Siapa Paling Unggul?

Prabowo Subianto: 52 %

Ganjar Pranowo: 41,6 %

Tidak tahu/tidak jawab: 6,4 % .

Teka-teki Dukungan Jokowi ke Ganjar atau Prabowo

Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga kini belum mengutarakan secara pasti akan mendukung Ganjar Pranowo atau Prabowo Subianto.

Keduanya merupakan bakal calon presiden (capres) yang akan maju bertarung pada Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024.

Ganjar Pranowo merupakan kader PDIP yang juga didukung oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, dan Partai Perindo.

Sementara Prabowo Subianto, adalah Ketua Umum Partai Gerindra yang didukung Partai Kebangkitan Bangsa.

(kiri ke kanan) Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, Anies Baswedan, capres terkuat Pemilu 2024.
(kiri ke kanan) Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, Anies Baswedan, capres terkuat Pemilu 2024. (KOMPAS/HAS/RON)

Selain itu, ada pula kandidat lain yang juga merupakan bakal capres potensial pada Pilpres 2024 mendatang.

Ia adalah mantan Gubernur DKI Jakarta yang diusung parta NasDem yakni Anies Baswedan.

Anies didukung tiga partai yang tergabung dalam Koalisi Perubahan Untuk Persatuan (KPP), yakni Partai NasDem, Demokrat, dan PKS.

Baca juga: Hasil Survei Simulasi Capres-Cawapres 2024 Indikator Politik Indonesia, Prabowo-Erick Menang Mutlak

Kandidat Kuat

Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan merupakan kandidat kuat untuk capres 2024.

Ketiganya bersaing cukup ketat dan hingga saat ini belum ada yang mendominasi.

Ganjar, Prabowo, dan Anies adalah bakal capres yang memiliki basis masa.

Namun, menurut sejumlah lembaga survei, elektabilitas ketiganya masih bergantung pada tingkat kepuasan Presiden Jokowi. Terutama Ganjar dan Prabowo.

Ganjar dan Prabowo memang sedang bersaing mendapatkan dukungan Presiden Jokowi.

Dukungan ini masih menjadi perdebatan publik. Selalu menjadi topik hangat di media massa.

Baca juga: Hasil Survei Capres Pemilu 2024 dari 5 Lembaga, Prabowo dan Ganjar Bersaing Tipis, Anies Merosot

Jokowi Pilih Siapa?

Efek Presiden Jokowi masih diperhitungkan jelang Pilpres 2024.

Terutama oleh Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Hal ini tak lepas dari tingkat kepercayaan 90 persen dan kepuasan publik 80 persen.

Lantas, Presiden Jokowi memilih siapa?

Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) teranyar menunjukkan, mayoritas publik menilai Presiden Jokowi mendukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai capres 2024.

Pendiri SMRC Saiful Mujani merinci berdasarkan survei per Juli 2023 dengan pilihan tiga capres, ada 40,6 persen publik menilai Presiden Joko Widodo mendukung Ganjar Pranowo; 28,3 persen Prabowo Subianto; dan 11,9 persen Anies Baswedan.

Sementara 0,4 persen responden memilih lainnya, dan 18,7 persen responden memilih untuk tidak menjawab atau tidak tahu.

Presiden Jokowi
Presiden Jokowi (presidenri.go.id)

"Harusnya karena sama-sama berasal dari partai yang sama gitu ya, dari PDIP dan terlihat langsung menghadiri deklarasi Ganjar," ujar Saiful dalam acara daring, pada Kamis (3/8/2023)

"Setidak-tidaknya dari harapan pendukung Ganjar itu mayoritas di masyarakat punya opini bahwa Pak Jokowi mendukung Ganjar," sambungnya memaparkan.

Senada, lembaga survei Indikator Politik Indonesia juga menyebut Ganjar Pranowo menjadi bakal capres yang paling didukung Presiden Jokowi.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, temuan itu mengacu pada hasil survei yang digelar pada 20-24 Juni 2023.

Dalam surveinya, Indikator Politik memberikan tiga nama untuk dipilih responden yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto.

"Ganjar dinilai paling didukung Jokowi, baru Prabowo, dan Anies," demikian rilis resmi lembaga itu, Minggu (23/7).

Ganjar menduduki posisi paling tinggi sebagai kandidat capres yang didukung Jokowi dengan angka 45,2 persen. Kemudian Prabowo dengan 29,8 persen, lalu Anies dengan 9,6 persen.

Diberitakan TribunJatim.com sebelumnya, menurut SBY, Jokowi tak suka Anies Baswedan maju sebagai capres 2024.

Hal itu termuat dalam buku Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe Presiden Jokowi

Dilansir dari Tribunnews, Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meluncurkan buku terbarunya.

Buku berjudul Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe Presiden Jokowi, The President Can Do No Wrong, itu memiliki ketebalan sebanyak 27 halaman dengan cover berwarna merah hitam.

Buku yang bisa dibaca publik melalui versi digital ini berisikan tentang fokus SBY terhadap pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) sekaligus Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menyatakan, ini sejatinya disampaikan khusus untuk jajaran kepemimpinan dan kader Partai Demokrat di seluruh tanah air.

"Jadi, tulisan ini dimaksudkan untuk memperluas wawasan dan memperdalam pemahaman para pimpinan dan kader Demokrat mengenai situasi terkini terkait Pilpres 2024 dan cawe-cawe Presiden Jokowi," kata Herzaky dalam keterangan tertulisnya, Senin (26/6/2023).

Lebih lanjut, Herzaky menyatakan, buku ini diyakini memiliki manfaat bagi kader Demokrat dan masyarakat dalam menjaga demokrasi Indonesia agar bisa semakin bergerak maju.

Tribunnews.com sudah melihat isi buku yang ditulis langsung SBY ini.

Dimana, dari buku tersebut terdapat lima poin yang dijadikan fokus oleh SBY.

Pertama, terkait dengan cawe-cawe yang diakui oleh pihak istana atau bahkan Presiden RI Jokowi dalam Pilpres 2024.

Kedua, Presiden Jokowi dinyatakan hanya menghendaki dua pasang calon presiden dan wakil presiden untuk Pilpres 2024 mendatang.

Ketiga, SBY menyebut dalam bukunya kalau Presiden Jokowi tidak suka dengan upaya Anies Baswedan maju sebagai calon Presiden (capres).

Keempat, SBY menyatakan kalau Presiden Jokowi memberikan endorsement kepada sejumlah tokoh untuk menjadi capres atau cawapres.

Kelima, dalam buku tersebut SBY menyatakan, Presiden Jokowi merupakan penentu siapa sosok pasangan capres-cawapres yang harus diusung oleh partai politik, informasi tersebut didapat SBY dari para pimpinan partai politik.

Pertemuan Presiden Jokowi dan SBY di Istana Merdeka, Sabtu (28/10/2017). Presiden Joko Widodo alias Jokowi tak suka Anies Baswedan. SBY beber dalam buku baru soal Pilpres 2024 dan cawe-cawe presiden Jokowi.
Pertemuan Presiden Jokowi dan SBY di Istana Merdeka, Sabtu (28/10/2017). Presiden Joko Widodo alias Jokowi tak suka Anies Baswedan. SBY beber dalam buku baru soal Pilpres 2024 dan cawe-cawe presiden Jokowi. (Istimewa)

Buku ini sendiri sudah dibedah oleh para kader Partai Demokrat di Kantor DPP Partai Demokrat pada Senin (26/6/2023) siang tadi.

Acara itu sendiri diikuti oleh Pengurus Pleno DPP Partai Demokrat dan dibuka atau diresmikan oleh Sekjen Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya.

Dalam sambutannya, Teuku Riefky mengatakan, tulisan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat tersebut ibarat penerang dalam redupnya demokrasi di negeri ini.

"Bagi kita (kader Demokrat), buku ini menjadi obat penawar rindu akan pandangan dan gagasan besar Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Insya Allah momentum ini bisa untuk kita resapi, agar kita bisa menjadi ujung tombak perjuangan partai," ungkap Teuku Riefky Harsya.

Sementara itu, Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng yang menyebut kalau buku tersebut dibuat SBY karena mantan Presiden RI itu disebut tergelitik dengan fenomena akhir-akhir ini.

"Isu tentang cawe-cawe Jokowi dalam Pilpres 2024 nanti, bisa kita jadikan pelajaran.

Apa batas-batas kekuasaan itu, sehingga tidak membuat kekuasaan itu menjadi ilegal," ulasnya.

Sebab menurut Andi Mallarangeng, pemimpin negara demokratis itu harus tahu batasannya.

Apa lagi dalam UUD 1945, ada pasal impeachment yang bisa memberhentikan presiden.

"Boleh saja Presiden Jokowi cawe-cawe dalam Pilpres. Boleh saja Presiden Jokowi menginginkan Pilpres 2024 hanya diikuti 2 pasang calon saja.

Tetapi tidak boleh menggunakan sumber daya negara, instrumen negara, fasilitas negara untuk mendukung, memastikan misinya tercapai. Ini yang berbahaya," kata Andi.

"Buku ini mengajarkan kepada seluruh kader bagaimana cara mengelola kekuasaan itu sendiri. Jangan sampai kita melanggar batas-batasan itu dan membuat kita terjerumus," tukasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunKaltim.co 

Berita tentang Pemilu 2024 lainnya

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved