Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Terpopuler

JATIM TERPOPULER: Kapolri Tinjau Sulitnya Ujian SIM - Jenazah Mahasiswa UI Dibunuh Senior Dimakamkan

4 berita terpopuler Jatim Minggu, 6 Agustus 2023: Akhirnya Kapolri tinjau sulitnya ujian SIM hingga jenazah mahasiswa UI dibunuh senior dimakamkan.

Editor: Elma Gloria Stevani
Kompas Otomotif dan TribunJatim.com/ Erwin Wicaksono
4 berita terpopuler Jatim Minggu, 6 Agustus 2023 di TribunJatim.com. 

TRIBUNJATIM.COM - Selamat pagi pembaca setia TribunJatim.com.

Bagaimana kabar kalian di hari Sabtu pagi yang cerah ini?

Semoga selalu sehat dan bahagia ya.

Sebelum memulai aktivitas, simak dulu yuk berbagai kabar terbaru dan berita terpopuler Jatim paling menyita perhatian yang datang dari wilayah Jawa Timur.

Anggota Polsek Wiyung Polrestabes Surabaya berhasil menggagalkan rencana tawuran dua kelompok alumni suporter basket dari dua SMA negeri Kota Surabaya, di Jembatan Menganti Wiyung, Wiyung, Surabaya, Jumat (4/8/2023) malam. 

Sejumlah 13 remaja yang merupakan alumni suporter tim basket SMAN di Surabaya berhasil diamankan untuk digelandang ke Mapolsek Wiyung, saat hendak menyerbu kelompok suporter lawannya.

Selanjutnya, inilah buntut kasus wanita Gresik atau ibu di Gresik ngamuk anaknya 13 kali gagal Ujian SIM, peninjauan khusus dilakukan.

Akhirnya tes sirkuit untuk praktik ujian SIM resmi diubah.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Purnomo juga telah menyinggung soal keluhan sulitnya Ujian SIM.

Kapolri tinjau sulitnya Ujian SIM yang mengarah kepada instruksinya untuk mengubah beberapa jenis ujiannya.

Terbaru, beberapa arena untuk ujian SIM kini berubah, seperti tak ada lagi area zig zag hingga sirkuit model angka 8.

Ada pula kabar terkait jenazah mahasiswa UI yang diibunuh seniornya dimakamkan di Lumajang.

Ayah korban minta pelaku dihukum mati, nyawa harus dibayar nyawa. 

Tewasnya mahasiswa UI membuat keluarga sangat berduka.

Isak tangis keluarga mengiringi kepergian Muhammad Naufal Zidan (19).

Mahasiswa sastra Rusia asal Kelurahan Jogoyudan, Kabupaten Lumajang itu dimakamkan di pemakaman umum desa setempat, Sabtu (5/8/2023) siang.

Ibu mendiang, Elfira Rustina tak kuasa menahan tangis meratapi kepergian anak tercintanya tersebut

Simak berita terpopuler Jatim hari ini Minggu, 6 Agustus 2023 selengkapnya di TribunJatim.com.

1. Polisi Gagalkan Belasan Remaja Suporter Basket Surabaya Hendak Tawuran, Dipicu Postingan di TikTok

Anggota Polsek Wiyung Polrestabes Surabaya berhasil menggagalkan rencana tawuran dua kelompok alumni suporter basket dari dua SMA negeri Kota Surabaya, di Jembatan Menganti Wiyung, Wiyung, Surabaya, Jumat (4/8/2023) malam. Sejumlah 13 remaja yang merupakan alumni suporter tim basket SMAN di Surabaya berhasil diamankan.
Anggota Polsek Wiyung Polrestabes Surabaya berhasil menggagalkan rencana tawuran dua kelompok alumni suporter basket dari dua SMA negeri Kota Surabaya, di Jembatan Menganti Wiyung, Wiyung, Surabaya, Jumat (4/8/2023) malam. Sejumlah 13 remaja yang merupakan alumni suporter tim basket SMAN di Surabaya berhasil diamankan. (Istimewa/TribunJatim.com)

Anggota Polsek Wiyung Polrestabes Surabaya berhasil menggagalkan rencana tawuran dua kelompok alumni suporter basket dari dua SMA negeri Kota Surabaya, di Jembatan Menganti Wiyung, Wiyung, Surabaya, Jumat (4/8/2023) malam. 

Sejumlah 13 remaja yang merupakan alumni suporter tim basket SMAN di Surabaya berhasil diamankan untuk digelandang ke Mapolsek Wiyung, saat hendak menyerbu kelompok suporter lawannya.

Kapolsek Wiyung Polrestabes Surabaya, Kompol Gandi Darma Yudanto mengatakan, pihaknya mendapatkan laporan dari warga sekitar lokasi kejadian, terdapat belasan remaja berkumpul secara mencurigakan. 

Warga menduga remaja dari kelompok alumni suporter tim basket SMAN di Surabaya tersebut hendak merencanakan aksi tawuran dengan kelompok suporter tim basket lain. 

Kompol Gandi Darma Yudanto mengerahkan sejumlah personel untuk melakukan pemantauan di lokasi yang dilaporkan oleh warga, sekaligus melakukan upaya pengamanan terhadap sejumlah remaja yang hendak melakukan aksi gangguan keamanan ketertiban masyarakat. 

Setelah berhasil mengamankan 13 remaja tersebut untuk digelandang ke Mapolsek Wiyung, akhirnya diketahui penyebab adanya rencana aksi penyerangan atau tawuran antar alumni kelompok suporter tersebut. 

Kompol Gandi Darma Yudanto mengatakan, aksi rencana tawuran tersebut dipicu oleh adanya postingan logo burung hantu kartun 'logo owl mania' yang dicoret dengan garis silang dalam sebuah akun media sosial TikTok

Logo tersebut merupakan identitas sosial yang merujuk pada ikon suporter tim basket SMAN di Surabaya.

Baca juga: Baru Selesai Berobat di Rumah Sakit, Emak-emak Jadi Korban Tawuran, Akhirnya Kembali Dirawat

Kubu yang fanatik akan logo tersebut, merasa dilecehkan dengan adanya postingan tersebut. Hingga menduga-duga bahwa logo dengan garis silang tersebut dibuat oleh oknum kubu suporter tim basket lain. 

"Berawal dari informasi dari masyarakat yang mengetahui akan adanya tawuran antar pelajar yang dipicu dari logo owl mania lambang kebanggaan anak-anak SMAN ini diberi tanda silang di salah satu postingan akun TikTok yang katanya dilakukan oleh alumni sekolah lain," ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com, Sabtu (5/8/2023). 

Belasan remaja yang diamankan itu akhirnya diberikan pembinaan dengan melibatkan pihak guru dari sekolah asal mereka. 

Baca juga: 10 Perguruan Silat di Tulungagung Sepakat Bubarkan Komunitas dan Pecat Anggota yang Terlibat Tawuran

Selain itu, nama dan identitas singkat para remaja tersebut dilakukan pendataan dan diminta untuk membuat surat pernyataan yang berisi komitmen tidak mengulangi perbuatan tersebut di kemudian hari.

"Selanjutnya dilakukan pendataan dan diberikan nasihat sehingga ke-13 siswa tersebut menyadari kesalahannya dan pulang ke rumah masing-masing, dan berjanji untuk tidak mengulangi kembali," katanya. 

"Mengimbau agar siswa-siswi pelajar agar tidak mudah terprovokasi oleh ajakan-ajakan untuk tawuran yang malah akan merugikan dan mencelakai serta mencederai diri sendiri," pungkasnya. 

Sebelumnya, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi marah terhadap aktivitas tawuran dan para pelakunya.

Oleh karena itu, dia memberikan atensi terhadap masih adanya kasus tawuran yang melibatkan pemuda di Kota Pahlawan.

Bagi Eri Cahyadi, hal ini tak mencerminkan semangat kepahlawanan ala Kota Surabaya.

Hal ini disampaikan Eri Cahyadi kala memberikan motivasi pada acara "Kelas Inspirasi Wali Kota Surabaya dan Pelatihan ESQ 165" di Empire Palace, Surabaya, Selasa (27/6/2023).

Para peserta yang hadir merupakan siswa dari perwakilan SMP/SMA di Surabaya.

Pada penjelasannya, Eri Cahyadi mengakui arek-arek Surabaya memiliki mental pemberani. Sejak masa kemerdekaan, arek Surabaya teruji dengan sukses mengusir penjajah.

Saat itu, warga dengan senjata sederhana sukses membuat penjajah gagal menguasai Surabaya.

Berlangsung pada 10 November 1945, pertempuran tersebut menjadi cikal bakal Surabaya sebagai Kota Pahlawan.

"Arek Surabaya berhasil mengusir penjajah hingga menewaskan Jenderal Mallaby. Itulah contoh keberanian arek-arek Surabaya," kata Cak Eri, sapaan Eri Cahyadi.

Menurutnya, semangat itu seharusnya diteladani generasi penerus secara positif.

Apabila dahulu pejuang bertempur dengan mengangkat senjata, saat ini generasi muda sebaiknya bertarung secara berani melawan kebodohan.

Pertarungan antar kelompok sebaiknya dicegah.

Sebab, hal itu justru akan menimbulkan kerugian kepada masyarakat lainnya, bahkan kelompoknya itu sendiri.

Baca juga: Dini Hari, Pecah Tawuran di Mojo Surabaya, Polisi Gerak Cepat Cari Identitas Pelaku

Sekalipun, ia juga memahami bahwa anak muda memiliki semangat dan gengsi tinggi. Terutama, saat menyinggung nama kelompok ataupun sekolah.

Menurutnya, potensi perselisihan antar sekolah memang bisa saja terjadi.

Namun, hal itu bisa diatasi tanpa tawuran, namun musyawarah.

"Silakan datangi sekolahnya atau kelompoknya, cari orang yang bermasalah. Selesaikan tanpa tawuran. Kalau kalian pemberani, seharusnya bukan dengan tawuran," kata Cak Eri.

Ia mengingatkan, setiap anak merupakan kebanggaan bagi orang tua masing-masing.

Sehingga, kepercayaan orang tersebut sebaiknya dibalas dengan prestasi.

"Kalau setelah tawuran, kalian mendapatkan sanksi dikeluarkan dari sekolah hingga bermasalah dengan hukum, apakah kalian tak memikirkan bagaimana perasaan orang tua kalian? Bagaimana dengan masa depan kalian?" kata pria kelahiran Surabaya ini.

Dikonfirmasi seusai acara, Cak Eri memastikan, pemkot akan memperkuat karakter anak dengan nilai-nilai kebangsaan. Di antaranya melalui sekolah kebangsaan.

Baca juga: Kabar Tawuran SMAN 3 vs SMKN 4 Probolinggo Bikin Siswa Cemas, Orang Tua Berduyun-duyun Jemput Anak

"Pemkot akan melanjutkan sekolah kebangsaan bahkan dengan menggandeng SMA. Karena apa? Kami ingin meningkatkan cinta anak-anak ini kepada negara, menghormati orang tua, hingga meningkatkan kedekatan dengan orang tua," katanya.

Menurutnya, kenakalan remaja juga disebabkan kurangnya kedekatan dengan orang tua.

"Sehingga, kami juga ingin menumbuhkan rasa kekeluargaan. Insyaallah, dengan strategi ini anak-anak ini bisa luar biasa," katanya.

Simak berita selengkapnya

2. Akhirnya Kapolri Tinjau Sulitnya Ujian SIM: Jangan Ujungnya Praktik Bawah Meja, Tes Sirkuit Diubah

Kapolri saat meninjau sirkuit ujian praktik SIM yang kini resmi diubah, acara peninjauan sudah dilakukan beberapa waktu lalu.
Kapolri saat meninjau sirkuit ujian praktik SIM yang kini resmi diubah, acara peninjauan sudah dilakukan beberapa waktu lalu. (Kompas Otomotif)

Buntut kasus wanita Gresik atau ibu di Gresik ngamuk anaknya 13 kali gagal Ujian SIM, peninjauan khusus dilakukan.

Akhirnya tes sirkuit untuk praktik ujian SIM resmi diubah.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Purnomo juga telah menyinggung soal keluhan sulitnya Ujian SIM.

Kapolri tinjau sulitnya Ujian SIM yang mengarah kepada instruksinya untuk mengubah beberapa jenis ujiannya.

Terbaru, beberapa arena untuk ujian SIM kini berubah, seperti tak ada lagi area zig zag hingga sirkuit model angka 8.

Lintasan atau sirkuit di lapangan uji praktek SIM Satpas Satlantas Polres Gresik sudah berubah.

Tidak ada lagi angka delapan dan zig-zag mulai, Jumat (4/8/2023).

Pantauan Tribun Jatim di lapangan, sirkuit atau lintasan di Satpas Satlantas Polres Gresik lebih lebar.

Menjadi 160 sentimeter.

Dibanding sebelumnya hanya memiliki 120 sentimeter.

Baca juga: Perubahan Drastis Praktik Ujian SIM di Gresik, Sebelumnya Diprotes Wanita yang Anaknya Gagal 13 Kali

Awal pemohon SIM berjalan arah lurus.

Kemudian belok lalu sirkuit berubah menjadi S.

Belok.

Lurus. Belok dan lurus sedikit.

Ujian praktek SIM C angka delapan diganti dengan manuver berbentuk huruf S dan berlaku mulai 4 Agustus 2023.
Ujian praktek SIM C angka delapan diganti dengan manuver berbentuk huruf S dan berlaku mulai 4 Agustus 2023. (Kompas.com/Gilang)

Nanti pemohon diminta berhenti dahulu.

Kemudian jalan bercabang seperti huruf Y.

Perubahan lintasan menjadi sebuah sirkuit yang mengakomodir 4 materi ujian praktik dengan ukuran yang sudah diperlebar dan tanpa materi Zigzag test atau slalom test.

Uji membentuk angka 8 digantikan dengan uji membentuk huruf S.

Ilustrasi ujian SIM di kepolisian dan sosok Marita Sani ibu di Gresik yang ngamuk anaknya gagal ujian SIm 13 kali.
Ilustrasi ujian SIM di kepolisian dan sosok Marita Sani ibu di Gresik yang ngamuk anaknya gagal ujian SIm 13 kali. (Surya.co.id, Tribun Toraja)

Untuk ukuran lebar lintasan diperlebar.

Latifa warga perum Dinari, Kecamatan Kebomas, Gresik datang ke Satpas Satlantas Polres Gresik.

Wanita berusia 23 tahun ini menjajal lintasan yang sudah berubah.

Dia membawa sepeda motor matic dipandu petugas dari Satpas Satlantas Polres Gresik.

"Lebih mudah sekarang, daripada yang zig-zag kemarin," kata Latifa.

Baca juga: Buntut Panjang Ibu Gresik Ngamuk ke Kapolri Imbas Anak Gagal Ujian SIM 13 Kali, Isu Pungli Disorot

Menurutnya, dengan lintasan seperti ini akan lebih mudah untuk mendapat SIM.

Latifa sendiri takut gagal jika masih memakai lintasan yang seperti sebelumnya.

Terutama pada lintasan zig-zag.

"Gampang lebih mudah ini, mau buat SIM baru dapat info dari adik saya karena lintasannya baru," imbuhnya.

Ujian SIM yang sulit pernah dibahas oleh Kapolri Irjen Listyo Sigit
Ujian SIM yang sulit pernah dibahas oleh Kapolri Irjen Listyo Sigit (Tribun Jatim, Tribunnews.com)

Polemik sulitnya ujian SIM itu sebenarnya memang sudah pernah dibahas oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Purnomo.

Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Purnomo menyoroti soal ujian praktek pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) yang sulit.

Hal ini dikatakan Listyo saat memberikan arahan dalam upacara Wisuda Program Pendidikan Ilmu Kepolisian di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK), Rabu (21/6/2023).

Kapolri menyinggung sulitnya praktik ujian SIM itu akan ditinjau dengan seksama karena membawa dampak pada pungli (pungutan liar).

Kapolri menekankan jangan sampai sulitnya praktik ujian SIM mengindikasi kegiatan lain "di bawah meja" yang berkaitan dengan pungli.

Baca juga: 13 Kali Anak Gagal Ujian SIM, Ibu di Gresik Ngamuk ke Kapolri, Listyo Sigit Pernah Bahas: Saya Uji

"Kalau kita lihat pembuatan SIM juga masih sulit. Laporan kasus juga sama, balik nama kendaraan dan seterusnya, dan tentunya ya kita akan selalu lakukan perbaikan," kata Listyo.

Contoh ujian praktek yang sulit, menurut Listyo, adalah soal tes berjalan dengan rintangan dengan angka delapan dan zig zag.

"Saya minta Kakor (Kakorlantas) tolong untuk lakukan perbaikan, yang namanya angka 8 itu masih sesuai atau tidak, yang melewati zig zag itu sesuai atau tidak. Kalau sudah tidak relevan tolong diperbaiki," ucapnya.

Lebih lanjut, Listyo berseloroh jangan sampai ketika rintangan yang sulit tersebut bisa dilalui oleh pembuat SIM akan membuat pengendara seperti pemain sirkus.

Baca juga: Viral Wanita Gresik Sambat Kapolri Anaknya 13 Kali Gagal Ujian SIM: Jangan Sampai Jadi Pemain Sirkus

"Saya kita kalau saya uji dengan tes ini yang lulus paling 20, bener nggak? Nggak percaya? Kalian langsung saya bawa ke Daan Mogot langsung saya uji," ungkapnya.

"Ya, karena kalau yang lolos dari situ, nanti pasti bisa jadi pemain sirkus jadi hal-hal yang begitu diperbaiki jadi hakikat yang ingin kita dapat dari seorang pengendara tanpa harus melakukan hal yang sangat sulit," sambungnya.

Di sisi lain, Listyo juga mengatakan pihaknya untuk mempermudah ujian praktek pembuatan SIM tersebut untuk menghindari adanya pungutan liar (pungli).

"Jangan terkesan bahwa pembuatan ujiannya khususnya praktik ini hanya untuk mempersulit dan ujung-ujungnya di bawah meja,enggak tes, malah lulus. Ini harus dihilangkan," tukasnya.

Baca juga: Buntut Panjang Ibu Gresik Ngamuk ke Kapolri Imbas Anak Gagal Ujian SIM 13 Kali, Isu Pungli Disorot

Persoalan sulitnya ujian SIM ini juga dibahas oleh pihak seperti pakar.

Ada banyak wacana dari masyarakat yang menyebutkan bahwa SIM sebaiknya berlaku seumur hidup.

Namun, menurut pakar keputusan pemberlakuan SIM seumur hidup dianggap tidaklah relevan.

Pakar Hukum Unair Bagus Oktafian Abrianto, memberikan tinjauan atas wacana perubahan masa berlaku Surat Izin Mengemudi (SIM) dari lima tahun menjadi seumur hidup yang kembali digaungkan oleh DPR RI dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Korlantas Polri, beberapa waktu lalu.

Dosen Hukum Administrasi, Fakultas Hukum Universitas Airlangga ini mengatakan, SIM menjadi kewenangan dari Polri.

Hakekatnya, bagian dari izin yang juga dapat sebut sebagai produk hukum pemerintah dalam menjalankan kewenangannya.

Salah satunya adalah untuk mengatur masyarakat yang berkendara. Artinya, izin tersebut merupakan sarana bagi pemerintah untuk mengatur masyarakat.

"Izin ini harus disertai dengan syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh masyarakat agar dapat mengunakan atau diberikan izin," ujar Bagus Oktafian Abrianto, pada awak media Rabu (3/8/2023).

Baca juga: Pemicu Anak di Gresik Gagal Ujian SIM Sampai 13 Kali, Ditlantas Beberkan Fakta: Mestinya Dipanggil

Dalam proses mengeluarkan izin tersebut, pemerintah tidak serta merta memberikan kepada pemohon. Namun, wajib memenuhi syarat kualifikasi tertentu.

Setelah mengeluarkan SIM, Pemerintah dalam hal ini Polri, wajib menyertakan dengan mekanisme pengawasan. 

Sehingga pemegang SIM tidak bisa serta merta selesai dapat izin tanpa pengawasan, tetapi juga harus disertai pengawasan dalam serangkaian tahapan tertentu.

Dalam konteks wacana terkait masa berlaku SIM. Menurut Oktafian, terdapat dua hal yang harus dibedakan, antara kepentingan politis dan legal atau hukum. 

Jika meninjaunya dalam perspektif legal atau hukum, sudah jelas status keabsahan seorang pengendara memiliki izin atau SIM, terdapat persyaratan, kriteria dan jangka waktunya.

"Bagi saya secara akademisi, sepakat jika SIM ini harus ada jangka waktu. Kenapa, alasan pertama karena orang yang mendapatkan SIM pada saat awal, belum tentu sama keadaannya pada saat  tahun-tahun berikutnya," katanya. 

"Misalnya si A mendapatkan SIM tahun 2023, tahun 2024 keadaanya si A mengalami sakit. Apakah sama perlakuan orang yang sakit yang tidak bisa mengendarai sepeda motor dengan orang yang tidak sakit, ini kan berbeda," tambahnya. 

Baca juga: Ibu di Gresik Protes Anaknya Gagal Ujian SIM 13 Kali, Kasatlantas Tawarkan Coaching Clinic Gratis

Sedangkan alasan kedua, lanjut Bagus Oktafian, terdapat batasan tertentu dalam izin. Misalnya, seseorang yang diberikan SIM itu ketika patuh pada ketentuan peraturan lalu lintas.

Bagus Oktafian mendukung jika petugas mencabut masa berlaku SIM dari orang yang terbukti melakukan pelanggaran.

Karena, hal tersebut telah sesuai dengan mekanisme pengawasan, sebagaimana kewenangan Polri, berdasarkan pasal 16 ayat 2 Undang-Undang Polri dan Undang-Undang Tentang pelayanan publik. 

"Namun, bagaimana jika dalam perjalanan waktu, si pemilik SIM ini banyak melanggar ketentuan dan peraturan lalu lintas. Apakah,  orang ini akan diberikan SIM selamanya. Menurut saya, hal ini tidak etis dan tidak sesuai hukum yang  berlaku, karena hukum itu juga harus berlandaskan moral dan etis," tegasnya. 

Sementara itu, pendapat lain mengenai wacana pemberlakuan SIM seumur hidup ini juga disampaikan oleh seorang pengamat Transportasi Unesa, Prof Dadang Supriyanto. 

Bahwa, SIM merupakan sertifikasi dari pengemudi, sehingga diperlukan adanya kompetensi khusus melalui serangkaian prosedur dan tahapan yang berlaku, dalam proses pemerolehannya.

"Seorang pengemudi itu harus dibekali kompetensi keahlian sesuai amanah UU No 22 tahun 2004, karena seorang pengemudi membawa orang, penumpang atau barang. Sehingga seorang pengemudi harus dibekali dengan uji kompetensi," ujar Prof Dadang.

Ia menambahkan, sebelum diterbitkan sertifikasi atau SIM perlu adanya uji tes secara fisik, pengetahuan tentang rambu dan aturan lainnya. 

Hal ini dikarenakan, dalam prinsip fundamental angkutan jalan, terdapat empat pilar penting yang menyangganya, yaini manusia, sarana, prasarana dan regulasi.

"Dengan SIM yang mempunyai batasan waktu,di harapkan mekanisme evaluasi, pengawasan dan edukasi bisa berkesinambungan, karena SIM mencakup masalah kompetensi dalam mengemudi," jelasnya. 

Menurut Prof Dadang, seorang pengemudi kemampuannya harus dievaluasi, sehingga bisa diketahui kemampuannya naik atau turun. 

Baca juga: 13 Kali Anak Gagal Ujian SIM, Ibu di Gresik Ngamuk ke Kapolri, Listyo Sigit Pernah Bahas: Saya Uji

Kondisi kemampuan mengemudi dari seseorang itu bisa dilihat dari persentase pelanggaran yang dilakukan selama berkendara.

Seperti melanggar batas kecepatan, marka, rambu-rambu yang dilakukan oleh pengemudi.

Dadang ini mengatakan, terkait dengan pelayanan yang diberikan oleh Polri khususnya dalam proses penerbitan SIM, diharapkan bisa mengikuti petunjuk Kapolri untuk memberi kemudahan dengan tetap berdasarkan kompetensi atau kemampuan demi keselamatan bersama dalam berlalu lintas.

"Jika SIM berlaku seumur hidup, dikhawatirkan, berkurangnya faktor pengawasan, karena si pemilik sertifikasi atau SIM ini, secara subjektif juga akan mengalami dinamisasi. Misalkan bertambahnya usia, faktor kesehatan, dan lain-lain," pungkasnya. 

Simak berita selengkapnya

3. Jenazah Mahasiswa UI Dibunuh Senior Dimakamkan, Ayah Minta Pelaku Dihukum Mati: Nyawa Dibayar Nyawa

Isak tangis keluarga mengiringi kepergian mahasiswa UI yang dibunuh Muhammad Naufal Zidan (19), di Lumajang, Sabtu (5/8/2023)
Isak tangis keluarga mengiringi kepergian mahasiswa UI yang dibunuh Muhammad Naufal Zidan (19), di Lumajang, Sabtu (5/8/2023) (TribunJatim.com/ Erwin Wicaksono)

Jenazah mahasiswa UI yang diibunuh seniornya dimakamkan di Lumajang. Ayah korban minta pelaku dihukum mati, nyawa harus dibayar nyawa. 

Tewasnya mahasiswa UI membuat keluarga sangat berduka.

Isak tangis keluarga mengiringi kepergian Muhammad Naufal Zidan (19).

Mahasiswa sastra Rusia asal Kelurahan Jogoyudan, Kabupaten Lumajang itu dimakamkan di pemakaman umum desa setempat, Sabtu (5/8/2023) siang.

Ibu mendiang, Elfira Rustina tak kuasa menahan tangis meratapi kepergian anak tercintanya tersebut.

"Pulanglah nak tidak apa-apa ibu ikhlas," ungkapnya sembari menitihkan air mata.

Pada saat pemakaman, peti jenazah Zidan tidak dibuka sama sekali ketika berada di rumah duka.

Jenazah kemudian dishalatkan dan diantar menuju tempat pemakaman.

Terlihat ratusan pelayat mengiringi jenazah korban hingga proses pemakaman berakhir. Termasuk kedua orangtua dan adik kandung Zidan.

Elfira tak kuasa membendung tangisnya hingga ditenangkan oleh para keluarganya.

Baca juga: Habisi Nyawa Juniornya, Pembunuh Mahasiswa UI Ketakutan Didatangi Arwah Korban, Kini Nangis Menyesal

Sementara itu, ayah Zidan, Sohibi Arif meminta pelaku dihukum mati. Ayah kandung Zidan itu menilai hukuman mati bagi pembunuh anaknya merupakan keputusan yang adil.

"Saya berharap pelakunya harus (dihukum) mati. Lantaran anak saya sudah tidak ada nyawanya, pelakunya juga harus tidak ada nyawanya. Nyawa harus dibayar nyawa. Itu baru adil," tandas Arif.

Sebelumnya, Muhammad Naufal Zidan (19) mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang dibunuh seniornya, dikenal sebagai sosok pendiam, namun ramah di lingkungan kampungnya.

Zidan, sapaan karibnya, merupakan warga Dusun Krajan RT 1/RW 1, Desa Alassapi, Kecamatan Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Sekretaris Desa Alassapi, Yosie Handoyo mengatakan, Zidan tidak banyak berinteraksi dengan warga atau teman sebaya di kampung.

Kendati demikian, Zidan adalah sosok pribadi yang suka bertegur sapa.

"Saudara Zidan ini sosok pendiam. Tapi ramah. Tiap kali bertemu warga dia selalu menyapa. Zidan juga cerdas hingga bisa lolos menjadi mahasiswa UI," kata Yosie kepada Tribun Jatim Network saat ditemui di rumahnya, Sabtu (5/8/2023).

Yosie melanjutkan, menurutnya, Zidan jarang berinterksi dengan tetangga lantaran kesibukan belajar.

Ditambah lagi, Zidan tak menempa ilmu di sekolah wilayah Kecamatan Banyuanyar.

Beberapa tahun lalu, Zidan tercatat sebagai siswa SMAN 1 Probolinggo, yang berlokasi di Jalan Soekarno Hatta, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo.

"Lalu setelah lulus SMA, dia kuliah di UI, Kota Depok. Karenanya, Zidan jarang berkumpul dan ngobrol dengan teman sebaya di kampung," ucapnya.

Seperti diketahui, mahasiswa kelahiran 13 Juli 2004 itu tewas di tangan seniornya, Altafasalya Ardnika Basya (23).

Pelaku menikam tubuh korban beberapa kali menggunakan pisau lipat hingga tewas, Rabu (2/8/2023) sekitar pukul 18.00 WIB.

Setelah itu, pelaku membungkus jasad korban dengan kantong plastik hitam lalu diletakkan di kolong kasur kamar indekos korban, Jalan Palakali, Kelurahan Kukusan, Beji, Kota Depok.

Jasad Zidan ditemukan pada Jumat (4/8/2034).

Motif pelaku membunuh korban lantaran merasa iri atas kesuksesan yang diraih Zidan, serta terlilit utang pinjaman online.

Kabar meninggalnya mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Program Studi Bahasa Rusia UI ini diketahui oleh warga Desa Alassapi lewat pemberitaan yang beredar.

Informasi itupun diteruskan warga ke Yosie.

"Sejumlah warga menanyakan kebenaran kabar meninggal saudara Zidan ke saya. Saya pun mencoba mengkonfirmasi pihak SMAN 1 Gending, tempat ibu korban bekerja. Pihak sekolah membenarkan kabar itu," paparnya.

Keluarga Zidan termasuk warga pendatang di Desa Alassapi.

Keluarga Zidan pindah dari Lumajang ke Desa Alassapi belasan tahun lalu, saat ibunya mulai bekerja menjadi guru di SMAN 1 Gending.

Zidan tinggal bersama ayah, Sohibi Arif, ibu, Elfira Rustina, seorang adiknya, dan asisten rumah tangga di Desa Alassapi.

Ayah dan Ibu korban rutin berkumpul atau bergaul dengan warga sekitar di segala kegiatan desa.

Berdasarkan pantauan, rumah bercat hijau yang ditempati keluarga Zidan tampak sepi. Pintu rumah terbuka sebelah.

Di dalam rumah itu hanya ada asisten rumah tangga yang tengah membersihkan ruang tamu.

"Ayah dan Ibu saudara Zidan berangkat ke Kota Depok sore kemarin. Jasad saudara Zidan informasinya dikebumikan di kampung halaman, Lumajang," pungkasnya.

Simak berita selengkapnya

4. Motif Asli Mahasiswa UI Bunuh Junior, Mayat Disimpan di Kolong Ranjang, Korban Dikubur di Lumajang

Motif mahasiswa UI bunuh junior terungkap, cara bunuh sadis hingga mayat disimpan di bawah kolong ranjang.
Motif mahasiswa UI bunuh junior terungkap, cara bunuh sadis hingga mayat disimpan di bawah kolong ranjang. (TribunJakarta.com)

Motif asli mahasiswa UI bunuh junior akhirnya terungkap perlahan.

Kasus penemuan mayat mahasiswa UI di kamar kos memang menuai perbincangan publik.

Sesosok mayat ditemukan di kolong tempat tidur sebuah kamar kos.

Mayat tersebut disimpan di kolong ranjang setelah tewas dengan berbagai luka tusuk di bagian dada.

Kini, korban sudah dibawa ke Lumajang Jawa Timur untuk dikuburkan.

Pemicu pembunuhan mahasiwa UI (Universita Indonesia) oleh seniornya di Depok mulai terkuak.

Seperti diketahui, korban MNZ seorang mahasiswa UI ditemukan tewas mengenaskan di kolong ranjang kamar kosannya yang berlokasi di kawasan Beji, Depok, Jawa Barat.

Jasad korban ditemukan penuh luka senjata tajam terbungkus plastik hitam.

Korban tewas ditangan seniornya sendiri yakni AAB, pria berusia 23 tahun.

Pemicu pelaku melakukan pembunuhan ternyata tak disangka.

Baca juga: Detik-detik Kades di Pasuruan Teriak saat Dibacok, Warga Semburat, Nasib Korban dan Motif Terungkap

Wakasatreskrim Polres Metro Depok, AKP Nirwan Pohan menerangkan, berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, pelaku diduga iri dengan korban.

Tak hanya itu, pelaku juga tengah terlilit utang sewa kosan dan pinjaman online (pinjol).

Hingga kini polisi masih terus mendalami motif asli pelaku menghabisi korban dengan cara yang sangat sadis itu.

AAB nekat menghabisi juniornya dan menggasak laptop MacBook dan iPhone milik korban MNZ.

Penemuan mayat mahasiswa UI di kolong ranjang kos
Penemuan mayat mahasiswa UI di kolong ranjang kos (Tribunnews.com)

"Pelaku iri dengan kesuksesan korban dan terlilit bayar kosan serta pinjol kemudian mengambil laptop dan HP korban," kata AKP Nirwan Pohan dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (4/8/2023), seperti dikutip Tribun Jatim dari Tribun Jakarta

Selain itu, Nirwan mengungkapkan bahwa pelaku juga terlilit hutang pinjaman online.

"Serta (hutang) pinjol (pinjaman online)," bebernya.

Saat ini, pelaku sudah diamankan di Polres Metro Depok sementara jasad korban dievakuasi ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk kepentingan otopsi.

Baca juga: Nasib Mahasiswa 3 Hari Tak Keluar Kamar Ternyata Meninggal, Teman Curiga Sesuatu yang Tergantung

Mayat korban ternyata sudah dua hari berada di indekos.

Terdapat sejumlah luka di tubuh mayat mahasiswa UI yang jasadnya ditemukan di kolong ranjang kamar kosannya.

Menurutnya, berdasarkan hasil pemeriksaan sementara ditemukan banyak luka tusuk pada jasad korban.

Wakasat Reskrim Polres Metro Depok, AKP Nirwan Pohan, mengatakan, penemuan korban berawal ketika sejumlah rekannya tak dapat menghubungi.

"Karena memang korban habis pulang (balik) dari kampung, mahasiswa UI dia. Dia dapat tugas untuk membimbing mahasiswa baru," kata Nirwan di Polres Metro Depok, Pancoran Mas, Jumat (4/8/2023).

Baca juga: Serupa Kasus Polisi Ditembak Senior, Mahasiswa Depok Bunuh Juniornya, Jasad Disimpan di Kolong Kasur

Pelaku diduga kalap hingga menusuk korban berulang kali.

"Lukanya di dada lumayan banyak, lebih dari satu (tusukan)," kata Nirwan di Mapolres Metro Depok, Pancoran Mas, Jumat (4/8/2023).

Ia melanjutkan, pelaku dan korban merupakan sosok yang saling kenal.

"Jadi korban ini adik kelas satu jurusan di Fakultas Ilmu Budaya Jurusan Sastra Rusia, korban adik kelas pelaku dan memang berteman saling mengenal," ucapnya.

Pelaku yang membunuh juniornya seorang mahasiswa UI.
Pelaku yang membunuh juniornya seorang mahasiswa UI. (Tribun Jakarta)

AKP Nirwan Pohan menerangkan, korban dihabisi menggunakan pisau lipat yang kini dijadikan sebagai barang bukti.

"Alat yang digunakan untuk menghabisi pelaku sudah kita amankan, pisau lipat lumayan bagus lah pisaunya," ujar AKP Nirwan Pohan, di Polrestro Depok, Jumat (4/8/2023).

Sementara itu, dikutip jatim.tribunnews.com dari Tribun Jakarta, penemuan korban berawal ketika sejumlah rekannya tak dapat menghubungi.

"Karena memang korban habis pulang (balik) dari kampung, mahasiswa UI dia. Dia dapat tugas untuk membimbing mahasiswa baru," kata Nirwan di Polres Metro Depok, Pancoran Mas, Jumat (4/8/2023).

Beberapa rekan kos juga memberikan pengakuan curiga karena kamar korban menjadi hening selama beberapa hari terakhir.

Penghuni kos yang tinggal persis di samping kamar korban, Fadil mengatakan, beberapa hari lalu korban memang sempat pulang ke kampungnya.

"Kalau kronologi kurang tahu sih, memang kan (korban) baru datang ya, karena kan memang sempat pulang kampung," ujar Fadil di lokasi kejadian, Jumat (4/8/2023).

Fadil mengatakan, ia tidak mengenal korban meskipun tinggalnya berdekatan.

Fadil yang kamar kosnya bersebelahan dengan korban
Fadil yang kamar kosnya bersebelahan dengan korban (Tribun Jakarta)

Pasalnya, korban lebih dulu tinggal di kosan tersebut, sementara dirinya baru kurang lebih satu bulan tinggal di indekos ini.

Selama satu bulan tinggal di indekos ini, Fadil mengatakan ia hanya sempat mendengar suara ketika korban tertawa di dalam kamarnya.

"Saya di sini baru sebulan. Awal-awal memang suka berisik dengar ketawa-tawa almarhum (dari dalam kamar)," bebernya.

"Cuma dua hari kemarin tuh enggak ada suara (korban) dari dalam kamar," sambung ia lagi.

Setahu Fadil, korban tinggal di kamar kos itu seorang diri.

"Sendiri sih yang saya tahu. Tapi, saya enggak pernah menyapa atau bagaimana, ngobrol juga enggak pernah sama sekali," pungkasnya.

Baca juga: Serupa Kasus Polisi Ditembak Senior, Mahasiswa Depok Bunuh Juniornya, Jasad Disimpan di Kolong Kasur

Hingga akhirnya, pihak keluarga datang ke kosan korban MNZ.

"Mungkin (korban) tidak bisa dihubungi akhirnya ada keluarganya di sini mendatangi kosannya," timpalnya lagi.

Setibanya di kamar kos korban, keluarga korban mendapati pintu dalam keadaan terkunci hingga akhirnya dibuka paksa.

"Digedor enggak bisa, pintu dikunci. Penjaga kosan membuka, akhirnya ditemukan," papar Nirwan.

Saat ditemukan, jasadnya dalam kondisi terbungkus plastik sampah berwarna hitam.

"Mayat terbungkus dalam plastik warna hitam, di bawah kolong tempat tidur. Dalam kamar itu berantakan, tapi terlihat seperti sempat dibersihkan," terang Wakasat Reskrim Polres Metro Depok.

Mahasiswa UI yang dibunuh oleh seniornya karena pinjol
Mahasiswa UI yang dibunuh oleh seniornya karena pinjol (Tribun Jakarta)

Kini korban telah dikuburkan di rumahnya di Lumajang Jawa Timur.

Pihak keluarga mahasiswa UI (Universitas Indonesia) berinisial MNZ (19) yang menjadi korban pembunuhan mendatangi rumah sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Mereka tiba di ruang Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati tempat jenazah MNZ diautopsi dengan didampingi anggota Polsek Beji, Polres Metro Depok, dan pihak UI pada Jumat (4/8/2023) malam.

Dukacita tampak merundung pihak keluarga besar MNZ saat datang ke ruang RS Polri Kramat Jati untuk mengurus proses administrasi pengambilan jenazah yang dibunuh seniornya, AAB (23).

Baca juga: SOSOK Mahasiswa Wisuda Naik Mesin Gergaji Kayu, Banggakan Ayah yang Menghidupinya, Bapak Sudah Tua

Paman MNZ, Muchtar Fatoni mengatakan pihak keluarga berharap pelaku dapat dihukum seberat-beratnya sebagaimana jalannya proses hukum hingga tingkat Pengadilan nanti.

"Kita ikuti proses hukum yang berjalan. Tapi tetap keluarga, dari ibu korban meminta supaya dihukum seberat-beratnya," kata Muchtar di RS Polri Kramat Jati, Jumat (4/8/2023).

Pihak keluarga sendiri masih menunggu informasi lebih lanjut dari penyidik Satreskrim Polres Metro Depok yang menangani kasus terkait kronologis dan proses hukum terhadap pelaku.

Sementara untuk proses pemakaman, rencananya usai diautopsi di RS Polri Kramat Jati malam ini jenazah akan langsung dibawa pihak keluarga untuk dimakamkan di Lumajang, Jawa Timur.

"Akan dibawa ke Lumajang untuk dimakamkan di sana. Sekarang masih menunggu autopsi, kalau memang sudah selesai Insya Allah nanti keluarga malam ini berangkat," ujar Muchtar.

Pantauan di ruang Instalasi Forensik, hingga pukul 21.04 WIB pihak keluarga MNZ, jajaran Polsek Beji, dan pihak UI masih berada di RS Polri Kramat Jati menunggu proses autopsi.

Simak berita selengkapnya

---

Berita Jatim dan Berita Viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved