Buntut Meninggalnya Anggota Paskibra usai Latihan, Pihak Puskesmas Kini Dievaluasi, Bongkar CCTV
Buntut meninggalnya anggota Paskibra di Jogja usai latihan, pihak Puskesmas kini ikut dievaluasi.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
"Awal mula saya tahu tidak lolos itu lewat berita online. Saya pulang kembali ke rumah, saya mendengar berita."
"Bukan saya yang berangkat. Wira yang berangkat," ucap Doni Amansa.
Kemudian ia malah diganti dengan orang lain yang saat itu posisinya adalah cadangan.
Padahal dirinya sudah lolos beberapa tes, hingga ikut pembekalan.
Bahkan dirinya tak mendapat kejelasan dari panitia.
"Dari panitia belum dikasih penjelasan," ucapnya, melansir Tribun Jateng.
Awalnya Doni Amansa dan beberapa peserta dikumpulkan saat pengumuman.
Ia mendengar jika namanya disebut pertama kali untuk maju ke tingkat nasional.

"Pengumumannya kemarin dikumpul di ruangan semua. Saya tidak tahu dengar inti atau bukan," ujar Doni Amansa.
"Yang saya dengar yang disebut pertama nama saya, Doni Amansa untuk nasional."
"Yang dua lainnya untuk cadangan," papar Doni Amansa menceritakan awal mula dirinya dinyatakan lolos.
Tak hanya Doni Amansa, orang tuanya, Samsuani, pun mengaku sangat kecewa.
Bahkan ibunda Doni Amansa pun menangis saat datang ke kantor LBH HAMI Sultra pada Minggu (16/7/2023).
Samsuani mengatakan jika kabar anaknya maju ke nasional sudah diketahui banyak orang.
Bahkan banyak rekan yang mengucapkan selamat kepada Samsuani.
"Saya ditelepon dan diberi ucapan selamat. Mereka bilang, anaknya ibu yang akan mewakili provinsi ke nasional," ucap Samsuni.
Baca juga: Sosok Wira Yudha, Paskibraka Nasional dari Madiun: Tak Menyangka Bisa Bertugas di Istana Negara
Dikutip dari TribunnewsSultra.com, kuasa hukum Doni Amansa menyebut jika seleksi Paskibraka Nasional di Sulawesi Tenggara dianggap telah menyalahi aturan.
Andre menduga jika ada beberapa aturan yang dilanggar dengan pergantian kliennya saat mengikuti seleksi.
Ia menyoroti adanya tahapan pembekalan yang dilakukan panitia daerah saat seleksi Paskibraka Nasional.
"Berdasarkan aturan, saya ingin membantah pernyataan Kepala Kesbangpol, Harmin Ramba, bahwa dalam pembekalan itu ada seleksi lagi," ujarnya.
Ia menambahkan jika pembekalan tersebut tidak disebutkan sebagai seleksi jika merujuk pada Peraturan BPIP Nomor 3 Tahun 2022 tentang Propram Pasukan Pengibar Bendera.
Doni Amansa sendiri mewakili sekolahnya SMA Negeri 1 Unaaha Konawe.
Namun kini ia harus kecewa karena posisinya diganti.
Gedangsari
Gunungkidul
Yogyakarta
Paskibra
Puskesmas
Desa Bogem
Kecamatan Bayat
Klaten
SMKN 2 Gedangsari
AKP Suryanto
Lapangan Hargomulyo
Puskesmas Bayat
Anggit Budiarto
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Mayapada Surabaya Siapkan Teknologi Robotik Pertama untuk Total Knee Replacement di Indonesia Timur |
![]() |
---|
Pernah Dicari untuk Berobat, Tetangga Kaget Hafid Ternyata Dokter: Tahunya Orang Pelarian |
![]() |
---|
Fakta Jatim Lima Besar PHK Terbesar di Indonesia per 2024, Begini Respon DPD RI: Apresiasi |
![]() |
---|
Ratusan Pensiunan Tangisi Hukuman Ibu Persit yang Menipu Rp 27,5 M, Gaji Sisa Rp 300 Ribu |
![]() |
---|
JATIM TERPOPULER: Kantong Mata Memed Sound Horeg - Pembunuh Driver Ojol Pernah Bayar Korban Rp5 Juta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.