Berita Malang
Makna Monumen Brimob Tlogowaru Kota Malang: Jejak Perjuangan Polri Pertahankan Kemerdekaan Indonesia
Tidak banyak masyarakat yang tahu, bahwa anggota kepolisian khususnya Korps Brigade Mobil (Brimob) turut serta dan berperan penting dalam memperjuangk
Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Kukuh Kurniawan
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Tidak banyak masyarakat yang tahu, bahwa anggota kepolisian khususnya Korps Brigade Mobil (Brimob) turut serta dan berperan penting dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Terselip di pojokan Jalan Baiturrohman Kelurahan Tlogowaru Kecamatan Kedungkandang Kota Malang, terdapat Monumen Brimob Tlogowaru.
Saat TribunJatim.com mendatangi monumen tersebut pada Minggu (13/8/2023), terlihat bentuknya sederhana. Di monumen itu, terpasang plakat bertuliskan 12 nama yang gugur.
Yaitu, AP (Algemeene Politie/polisi umum) I Abdul Rachman, AP I Sukardi, AP II Soebadi, AP II Selo, AP II Ponidjan, AP I Amat, AP II Koeskaeni, AP II Diman, AP I Abdul Madjid, AP II Imam, AP II Satelim, Alim (Sipil).
Baca juga: Kenalkan Sejarah Gresik ke Generasi Muda, Keris Pusaka Sunan Giri hingga KRT Poesponegoro Dipamerkan
Pemerhati sejarah Kota Malang, Agung H Buana menjelaskan secara detail terkait peristiwa perjuangan yang terjadi di wilayah Tlogowaru Kota Malang tersebut.
"Sebelum membahas hal tersebut, tentunya kita harus membahas terlebih dahulu Agresi Militer Belanda I yang dilakukan pada 21 Juli 1947. Dimana tujuan Belanda ini ingin menguasai kembali Indonesia berikut daerah-daerah strategisnya termasuk wilayah Malang,"
"Belanda melihat wilayah Malang, sebagai wilayah yang subur dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Tanaman seperti kopi dan tebu dapat tumbuh dengan baik," jelasnya kepada TribunJatim.com, Minggu (13/8/2023).
Baca juga: Kenalkan Sejarah Perkeretaapian, Stasiun Gubeng Pamerkan Miniatur Lokomotif Terbesar di Indonesia
Melalui Agresi Militer Belanda I itu, pasukan Belanda pun mulai merangsek masuk ke beberapa wilayah Jatim.
"Tepat pada tanggal 26 Juli 1947, Belanda telah memasuki Lawang. Lalu berlanjut, dengan terjadinya peristiwa Malang Bumi Hangus dan pertempuran Jalan Salak," tambahnya.
Kalah kekuatan serta persenjataan, para pejuang yang mempertahankan keamanan di Malang termasuk di dalamnya adalah pasukan Mobile Brigade (Mobrig), berangsur-angsur mundur ke arah selatan.
Meski telah menguasai sebagian Malang, tentara Belanda tetap merangsek dan mencoba mengejar para pejuang Indonesia yang mundur tersebut.
"Dan pada pagi hari tanggal 10 November 1947 sebelum matahari terbit, tentara Belanda secara diam-diam berhasil masuk wilayah Tlogowaru. Dan di wilayah tersebut, terdapat satu pasukan dari Batalyon 1 Mobrig Besar (yang saat ini namanya Brimob) sedang berjaga dan beristirahat,"
"Tentara Belanda pun langsung melakukan penyerangan. Serangan dadakan tersebut mengagetkan pasukan Mobrig," terangnya.
Akibat serangan dadakan tersebut, sebanyak 12 orang gugur termasuk di dalamnya warga sipil.
"Untuk anggota Mobrig yang mengalami luka-luka langsung ditawan oleh Belanda. Sedangkan sebagian kecil anggota Mobrig yang berhasil selamat, kabur ke arah Bululawang," tambahnya.
Untuk mengenang pertempuran tersebut, maka didirikanlah Monumen Brimob di lokasi tersebut.
"Peristiwa Tlogowaru ini cukup istimewa, karena para korbannya adalah anggota polisi. Dan melalui monumen ini, para generasi muda serta masyarakat bisa tahu, bahwa kepolisian turut serta memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia," terangnya.
Sementara itu, penjaga yang juga ditugasi untuk merawat Monumen Brimob, Sutio (54) mengungkapkan bahwa tiap momen Hari Bhayangkara, diadakan upacara oleh anggota kepolisian di monumen tersebut.
"Saat Hari Bhayangkara, selalu digelar upacara kehormatan. Dan setiap harinya, saya selalu membersihkan monumen ini agar tetap terawat dan terjaga dengan baik," tandasnya
Monumen Brimob Tlogowaru
berita Malang
Tribun Jatim
TribunJatim.com
Kemerdekaan Indonesia
Agresi Militer Belanda I
Tlogowaru
JPU Tolak Eksepsi Selebgram Isa Zega Terkait Kasus Pencemaran Nama Baik |
![]() |
---|
Ditinggal Bikin Pentol, Pedagang Bakso di Malang Syok Burung Murai Harga Jutaan Raib Digondol Maling |
![]() |
---|
Amankan Perayaan Imlek di Kelenteng Eng An Kiong, Polresta Malang Kota Terjunkan Puluhan Personel |
![]() |
---|
Nostalgia Nikmati Jajanan Sekolah di Festival Najaj Halokes Kampung Sekabrom Kayutangan Malang |
![]() |
---|
Libur Panjang Isra Miraj dan Imlek 2025, Ribuan Tiket Kereta di Stasiun Malang Ludes Terjual |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.