Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pemilu 2024

Dukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024, Budiman Sudjatmiko Diserang PDIP: Jangan Playing Victim

Deni Wicaksono, Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim turut menyoroti sikap Budiman Sudjatmiko yang enggan mundur dari partai

Editor: Januar
Kolase Tribun Sumsel dan Tribunnews
Kader dari Partai PDIP, Budiman Sudjatmiko disoroti karena menuai kontroversi. Ia secara terang-terangan mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024 mendatang. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Yusron Naufal Putra

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Serangan mulai dilancarkan PDIP kepada Budiman Sudjatmiko.

Deni Wicaksono, Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim turut menyoroti sikap Budiman Sudjatmiko yang enggan mundur dari partai pasca manuver 'loncat' dukungan pada Ketum Gerindra Prabowo Subianto.

Budiman yang merupakan politisi PDIP itu dinilai seharusnya mundur dari partai sebagai bentuk sikap gentle.

"Budiman jangan playing victim. Dia sudah loncat ke Ketua Umum Gerindra, kok tidak mau mundur dari PDI Perjuangan," kata Deni dalam keterangannya, Selasa (22/8/2023).

Pada pernyataan terbaru, Budiman memang menolak mundur sebagai kader atas pilihannya mendukung Prabowo Subianto. Deni mengkritik sikap Budiman yang dinilai sengaja playing victim dan memainkan sentimen publik seolah-olah dizalimi partai.

"Padahal di mana-mana, yang namanya loncat ke kubu lain, ya harus mundur,” ungkapnya.

Deni lantas memberikan ilustrasi pertandingan sepakbola. "Ibarat laga sepak bola klub A melawan klub B. Jika, ada pemain klub A yang tak mau berjuang bersama, dan malah mendukung klub B, tentu yang bersangkutan harus mundur dari klub A. Ini kan sudah berbeda jalan," ungkap politisi muda tersebut.

Baca juga: Respons PDIP Soal Sejumlah Artis Nyaleg di Pemilu 2024, Tegaskan Sudah Lalui Proses Panjang

Deni mengaku sebetulnya kenal dengan Budiman, terlebih hampir setahun berinteraksi penuh selama proses kampanye Pemilu tahun 2019 dulu. Saat itu, Deni merupakan caleg DPRD Jatim Dapil Jatim IX. Meliputi Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Ngawi, Magetan.

Sementara Budiman maju sebagai caleg DPR RI di Dapil Jatim VII, juga meliputi Ponorogo, Trenggalek, Magetan, Ngawi, dan Pacitan. Namun, saat itu Budiman gagal lolos ke Senayan. “Saya cukup faham bagaimana Mas Budiman, karena hampir setahun berinteraksi penuh selama proses kampanya Pemilu tahun 2019 dulu.” ujar Deni.

Anggota DPRD Jatim itu menilai pilihan Budiman yang enggan mundur itu hanya untuk menuai simpati publik. Namun Deni mengaku masih yakin, publik sudah semakin cerdas. Disisi lain, publik dinilai juga menyesalkan manuver yang dilakukan Budiman terkait dukungan.

Sebab Budiman yang selama ini membawa narasi sebagai Nasionalis-Soekarnois justru berseberangan dengan idealisme dan sejarah perjuangan masa lalu. Lebih jauh, Deni mengkritik sikap Budiman yang melompat dukungan tersebut.

Menurutnya, dari manuver semacam itu justru semakin menyadarkan publik bagaimana pentingnya menjaga idealisme dan integritas.

"Tidak mengorbankan hal yang paling berharga itu, mungkin demi untuk kepentingan sesaat misalnya transaksi finansial," tukasnya.

Sosok Budiman Sudjatmiko

Dilansir dari Tribunnews, Budiman Sudjatmiko lahir di Majenang, Cilacap, Jawa Tengah pada 10 Maret 1970 .

Budiman adalah anak pertama dari empat bersaudara pasangan Wartono Sudjatmiko dan Sri Sulastri Sudjatmiko.

Masa kecilnya ia habiskan di Bogor, menempuh pendidikan dasar di SD Negeri Pengadilan 2 Bogor.

Ia kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Cilacap dan lulus tahun 1986.

Kemudian pendidikan menengah atas di SMA Negeri 5 Bogor dan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta dan lulus 1989.

Pendidikan tinggi sebenarnya ia tempuh di Universitas Gajah Mada, namun kemudian aktivisme membuatnya drop out.

Saat mahasiswa, Budiman Sudjatmiko Budiman merupakan salah satu aktivis reformasi yang saat itu lantang menentang kepemimpinan Presiden ke-2 RI Soeharto dilansir Tribunnews.com.

Ia juga merupakan pendiri Partai Rakyat Demokratik (PRD), partai yang lahir dari organisasi politik bernama Persatuan Rakyat Demokratik (PRD) kisaran tahun 1994.


Organisasi tersebut mewadahi mahasiswa, buruh, aktivis, dan petani di beberapa daerah di Indonesia yang memiliki cita-cita tentang sosialisme.

Pada 27 Juli 1996, terjadi kerusuhan di kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Menteng, Jakarta Pusat, yang meluas hingga ke daerah sekitar.

Huru-hara yang kini dikenal sebagai peristiwa Kudatuli itu menewaskan sedikitnya 5 orang dan ratusan luka-luka.

Buntut peristiwa itu, sejumlah aktivis PRD ditangkap, tak terkecuali Budiman.

Pada 1997, dia diadili dan divonis 13 tahun penjara karena dituding menjadi auktor intelektualis peristiwa Kudatuli.

Namun demikian, Budiman Sudjatmiko justru merasa “terselamatkan” karena masuk penjara.

Sebab, sejumlah rekannya di PRD menjadi korban penculikan rezim kala itu.

Meski begitu, Budiman Sudjatmiko hanya menjalani hukuman selama kurang lebih 3,5 tahun.

Sebab, pada Desember 1999, Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur memberinya amnesti.

Budiman Sudjatmiko baru melanjutkan pendidikan tingginya setelah keluar dari penjara.

Ia menempuh studi Ilmu Politik di Universitas London dan Master Hubungan Internasional di Universitas Cambridge, Inggris.

Pernah mendekam di jeruji besi tak membuat Budiman Sudjatmiko berhenti terlibat dalam politik.

Ia melanjutkan karier politiknya dengan bergabung ke PDI Perjuangan pada 2004.

Pada periode 2009—2019, Budiman Sudjatmiko menjabat sebagai anggota DPR RI dari PDI Perjuangan (dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah VIII: Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap) dan duduk di komisi II yang membidangi pemerintahan dalam negeri, otonomi daerah, aparatur negara, dan agraria; dan juga merupakan Wakil Ketua Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Desa.

Pada tingkat internasional, Budiman Sudjatmiko terlibat aktif sebagai pengurus Steering Committee dari Social-Democracy Network in Asia (Jaringan Sosial-Demokrasi Asia).

Sekarang ini, dia juga memegang posisi sebagai Pembina Utama di Dewan Pimpinan Nasional organisasi Parade Nusantara, yaitu organisasi yang menghimpun para kepala desa dan seluruh perangkat desa di seluruh Indonesia yang memiliki agenda utama memperjuangkan pengesahuan RUU pembangunan pedesaan.

 


Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved