Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Dikira Sakit Perut Biasa, Nenek Syok saat Tahu Isi Rahimnya, Ternyata Janin, Hamil 40 Tahun Lalu

Seorang nenek baru-baru ini syok. Sebab, awalnya dia mengira perutnya hanya sakit biasa. Ternyata ada janin di rahimnya.

Editor: Januar
eva.vn
Seorang nenek syok ada janin di perutnya selama 40 tahun 

TRIBUNJATIM.COM- Seorang nenek baru-baru ini syok.

Sebab, awalnya dia mengira perutnya hanya sakit biasa.

Ternyata ada janin di rahimnya.

Dilansir dari TribunStyle, baru-baru ini, sebuah kasus yang sangat langka ditemukan di sebuah rumah sakit di negara bagian Durango, Meksiko.

Seorang wanita berusia 84 tahun datang ke RS karena nyeri perut yang dirasakan selama beberapa hari.

Tak disangka, hasil USG menunjukkan sang nenek hamil selama 40 tahun.

Media lokal melaporkan bahwa wanita berusia 84 tahun yang tidak disebutkan namanya itu pergi ke rumah sakit dekat rumahnya untuk diperiksa.

Hal itu lantaran dia merasakan sakit perut yang parah dan ketidaknyamanan, serta lelah selama beberapa hari.

Nenek itu mengira dia sakit perut, tetapi setelah dokter melakukan USG dan tes, kenyataannya justru sebaliknya.

Dokter mengatakan bahwa di dalam perut nenek tua ini terdapat janin.

Baca juga: Keluhkan Toilet Mampet, Pengunjung Mall Kaget Temukan Janin Bayi di Saluran Pembuangan, Lapor Polisi

Janin ini telah berada di dalam perut nenek itu selama 40 tahun.

Dokter berspekulasi bahwa 40 tahun lalu, nenek tersebut hamil tetapi tidak mengetahui atau tidak mendapat perawatan medis yang memadai.


Dokter mengatakan bahwa di dalam perut nenek tua ini terdapat janin.

Janin ini telah berada di dalam perut nenek itu selama 40 tahun.

Dokter berspekulasi bahwa 40 tahun lalu, nenek tersebut hamil tetapi tidak mengetahui atau tidak mendapat perawatan medis yang memadai.


Dan hingga saat ini ia mengalami rasa sakit dan ketidaknyamanan.

Meskipun Institut Asuransi Nasional Meksiko belum mengkonfirmasi kisah luar biasa ini, media di negara tersebut telah melaporkannya.

Menurut pakar medis Meksiko, nenek itu menderita "lithopedion", atau kehamilan batu.

Fenomena langka ini terjadi ketika janin di dalam perut mati dan berangsur-angsur mengalami pengapuran dalam jangka waktu yang lama.

Tingkat kehamilan intra-abdomen adalah sekitar 1/11.000 kehamilan, dimana 1,5-1,8 persen di antaranya membatu.

Normalnya, janin mati yang meninggal akan mengalami kemunduran dan diserap kembali oleh tubuh ibu.

Ada sekitar 300 kasus kehamilan batu yang pernah tercatat dalam sejarah.

Para ahli medis memperkirakan janin dalam perut wanita berusia 84 tahun itu berhenti tumbuh pada usia sekitar 40 minggu.

Karena ukuran janin yang terlalu besar, ia tidak bisa keluar dari tubuh wanita tersebut, sehingga tetap berada di dalamnya selamanya dan mengalami pengapuran.

Untungnya, kondisi tersebut tidak menimbulkan masalah kesehatan serius bagi sang nenek selama 40 tahun terakhir.

Ini bukan pertama kalinya ditemukan kasus kehamilan batu.

Namun pada kasus nenek yang telah hamil selama 40 tahun, hal tersebut memang jarang terjadi.

Biasanya dengan kondisi seperti ini, banyak dokter yang menyarankan pasiennya untuk tidak melakukan operasi pengangkatan janin.

Sebab akan menimbulkan komplikasi yang lebih berbahaya dibandingkan terus menyimpannya di dalam tubuh.

Kasus serupa juga terjadi di tempat lain, beberapa waktu lalu.

Kisah bayi tertukar di Bogor menyita perhatian publik hingga viral di media sosial.

Rupanya, ada satu fakta yang belum diketahui bahwa anak Nyonya D yang tertukar merupakan anak yang begitu dinanti dengan suaminya selama tiga tahun.

Adapun Dian dan suaminya bernama Hartono harus berjuang keras untuk bisa memiliki anak.

Pasalnya dalam perjalanan pernikahan keduanya sudah berjalan 2 tahun, Dian tak kunjung hamil.

Setelah menjalani program kehamilan, barulah Dian dinyatakan hamil saat pernikahan berjalan 3 tahun.

Sayangnya ketika melahirkan di rumah sakit Sentosa Bogor, bayi Dian malah tertukar dengan bayi Siti Mauliah.

Hal tersebut disampaikan Binsar Aritonang selaku kuasa hukum dari Dian dan Hartono, Senin (28/8/2023), dilansir dari Tribun Sumsel.

"Sejak menikah butuh effort lebih untuk punya anak," kata Binsar.

Usaha Dian dan Hartono memiliki buah hati dijalani selama satu tahun lamanya.

"Kurang lebih satu tahun setengah effort," jelasnya.

Dian dan Hartono melakukan program hamil dan konsultasi ke sejumlah klinik dan dokter.

"Kurang lebih 1 tahun setengah effort sampai datang ke klinik kesehatan dan dokter untuk bisa memiliki keturunan anak," katanya.

Sampai akhirnya Dian kemudian dinyatakan hamil anak pertama.

Ia lantas melahirkan secara caesar di Rumah Sakit Sentosa Bogor pada 18 Juli 2022.

Dian berkukuh, bayi yang ia lahirkan mengenakan gelang penanda atas nama dirinya.

Karena itulah Dian sangat yakin bayi yang sudah ia upayakan bersama suaminya ini tidak tertukar dengan Siti.

Namun sebaliknya, Siti Muliah sejak awal justru merasa bayinya tertukar pasca persalinan di RS Sentosa Bogor.

Karena sangat diinginkan sejak awal memiliki anak, Dian dan Hartono sangat amat menyayangi anaknya tersebut.

"Apalagi anak pertama ini amat sangat dinantikan saat hamil itu," kata Binsar.

Namun kenyataan justru berkata lain.

Berdasar hasil tes DNA dari Puslabfor Polri menyatakan bayi Dian tertukar dengan anak keempat dari pasangan Siti Mauliah dan Muhammad Tabrani.

Dian teramat syok, begitu pula dengan suaminya, Hartono.

Dian bahkan dua kali ambruk di Mapolres Bogor setelah mendengar hasil tes DNA bayi tertukar.

Suaminya bahkan lunglai di tengah gegap gempita taburan senyum bahagia dari pihak Siti Mauliah yang sudah teramat keras mencari keberadaan anak kandungnya.

"Kalau kedekatan pasti deket banget," kata Binsar Aritonang.

Sama-sama Lahir Caesar

Dian dan Siti Mauliah sama-sama melahirkan di Rumah Sakit Sentosa Bogor pada 18 Juli 2022.

Keduanya pun melahirkan bayi berkelamin sama, yakni laki-laki secara caesar.

Yang membedakan adalah, Siti Mauliah melahirkan anak keempatnya.

Sedangkan Dian melahirkan anak pertama, buah hati yang sudah diupayakan lewat program hamil selama satu tahun lebih.

Binsar Aritonang bercerita saat melahirkan kliennya sempat dibawa ke ruang perawatan.

"Sehabis proses bersalin agak lama ibu D dipindah ke ruang rawat, kurang lebih 2-3 jam, baru tuh dibawa (bayinya)," kata Binsar saat ditelepon Tribun Bogor, Senin (28/8/2023).

Dian dan Hartono meyakini bayi yang pertama kali dipertemukan dengannya saat itu adalah yang sampai saat ini mereka rawat.

"Yang dilihat pertama saat diadzankan ya itu (bayinya) yang diadzankan," katanya.

Memang, saat istrinya menjalani persalinan, Hartono agak terlambat tiba di RS Sentosa.

Hartono saat itu baru pulang dari mudik ke kampung halaman lantarang orangtua Hartono meninggal dunia.

"Beberapa hari sebelum melahirkan, orang tua suami D meninggal, orang tua laki-laki. Jadi harus kembali ke rumah orang tua di daerah suami, di Jawa," kata Binsar.

"Saat melahirkan, suaminya langsung balik lagi ke Bogor," kata Binsar Aritonang.

Walau begitu, Hartono meyakini tetap fokus melihat wajah anaknya saat diadzankan.

"Fokus sih fokus, yang mengadzankan langsung suaminya kan, setelah itu baru dibawa ke ruang perawatan," katanya.

 

 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

 

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved