Berita Viral
Kisah SDN yang Hanya Punya 2 Murid Baru, Jika Tak Masuk Semua, Guru Bingung Ngajar Siapa
Inilah kisah SDN di Kayuagung OKI. Sekolah itu hanya punya 2 murid baru. Jika semua tak masuk, guru sampai bingung harus mengajar siapa?
Ia menampik anggapan penyebab turunnya jumlah siswa sekolah swasta karena para siswa lebih banyak mendaftar di SMP negeri. Sebab, data menunjukkan bahwa jumlah siswa yang diterima SMP swasta cenderung meningkat dibandingkan yang diterima di SMP negeri.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Surabaya, sebanyak 17.044 anak yang diterima masuk SMP Negeri Surabaya. Sedangkan jumlah siswa yang masuk lembaga swasta mencapai 17.146 anak.
Jumlah siswa yang diterima SMP Negeri ini turun selama dua tahun terakhir. "Jika tahun-tahun sebelumnya, SMP Negeri itu bisa menerima sampai 20.000 siswa pada tahun 2021. Kemudian turun menjadi 19.000 siswa di tahun 2022," katanya.
Sedangkan untuk lembaga SMP swasta, jumlah tersebut cenderung meningkat. Mengingat, pada 2022 lalu sekolah swasta baru mencapai 16 ribu siswa.
Wali Kota Eri mengungkap, peraturan Menteri Pendidikan telah mengatur terkait jumlah maksimal rombongan belajar (rombel) dan siswa pada SMP Negeri. Yang mana, jumlah peserta didik maksimal adalah 32 anak per-rombel dengan jumlah maksimal 10 rombel tiap satuan pendidikan.
"Sehingga aturan (Menteri) itu kita jalankan. Karena semakin banyak siswa, semakin banyak rombel, maka semakin tidak bisa murid itu dipantau oleh gurunya," katanya.
Apabila siswa di lembaga swasta dan negeri digabungkan, maka total anak yang mendaftar ke SMP di Surabaya di tahun ini mencapai 34.190 siswa. Jumlah tersebut masih di bawah jumlah lulusan SD di Surabaya yang mencapai 38 ribu siswa.
"Memang ada 4.000 anak yang lulus (SD) yang belum kita ketahui (sekolahnya). Ini biasanya mondok (sekolah di Pondok Pesantren). Nah, ini nanti kita akan lihat," ujarnya.
Koordinator MKKS SMP Swasta Surabaya, Erwin Darmogo menyatakan, opsi penggabungan sekolah yang sepi siswa menjadi pilihan terakhir. Sebelum hal itu dilakukan, pihaknya bersama Dinas Pendidikan melakukan pendampingan.
Baik dalam meningkatkan mutu pendidikan sekolah maupun mendukung pembiayaan. "Untuk merger, harus ada komunikasi. Baik antara Dispendik dengan MKKS, sekolah, juga yayasannya," katanya.
Pihaknya bersama pemkot juga akan menelusuri 4.000 lulusan SD di Surabaya yang belum masuk ke SMP negeri maupun swasta. Apabila belum mendaftar, pihaknya akan mendorong masing-masing siswa mendaftar di lembaga swasta.
Erwin juga menjelaskan, bahwa ada beragam pilihan SMP swasta di Kota Surabaya. Mulai dari SMP skala nasional hingga lembaga pendidikan yang berbasis agama. "Nah, pilihlah yang dekat dengan rumah dan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan anak-anak," imbaunya.
Selain di Surabaya, sekolah di daerah lain juga kesulitan mendapatkan murid.
Bahkan sejumlah sekolah negeri diketahui tidak mendapatkan siswa kelas satu pada pembelajaran tahun ini.
Seperti Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Kedungrejo, Desa Kedungrejo, Kecamatan Kerek.
Jika ditotal kelas 1-6, jumlah siswa SDN 2 Kedungrejo tersebut tidak banyak, hanya 13 pelajar.
"Jumlah siswa hanya 13, kelas 1 dan 4 tidak ada murid," kata Guru Kelas IV SDN 2 Kedungrejo, Dina Endrian kepada wartawan, Rabu (19/7/2023).
Ia menjelaskan, minimnya siswa di sekolah tempatnya mengajar dikarenakan sarana dan prasarana yang kurang memadai, tidak adanya taman kanak-kanak juga menjadi salah satu penyebab.
Bahkan untuk tahun ajaran baru ini tidak ada siswa yang mendaftar.
Kondisi ruang kelas satu tampak kosong dan tidak terpakai. Hanya terlihat kursi dan meja guru di depan, sementara untuk kursi siswa ditempatkan di kelas lain.
"Sudah empat tahun kesulitan mendapatkan murid SD disebut, berharap Pemerintah memberikan perhatian lebih terhadap infrastruktur serta sarana prasarana belajar di sekolah," pungkasnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, sejumlah sekolah dasar tidak mendapat murid pada tahun ajaran baru.
Di antaranya SDN Kedungrejo 2 Kerek, SDN Dasin 1 Tambakboyo dan SDN Banjar Widang.
Upaya konfirmasi terkait sejumlah SD tidak mendapat siswa sudah dilakukan kepada Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Tuban, Abdul Rahmat, namun belum mendapat tanggapan
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Kayuagung OKI
kekurangan siswa
Ogan Komering Iliri
Tribun Jatim
TribunJatim.com
berita viral terkini
Baim Umur 15 Tahun Sakit Gagal Ginjal, Siti Rohmani Bolak-balik Pinjol untuk Berobat: Anak Cuma 1 |
![]() |
---|
20 Nama Deretan Komandan Upacara HUT RI di Era Jokowi Jabat Presiden |
![]() |
---|
Sosok Ade Kuswara Kunang, Bupati Bekasi Dijuluki Raja Bongkar Oleh Dedi Mulyadi, Punya Harta Rp81 M |
![]() |
---|
Karyawan Toko Tak Sadar Rp 5 Juta Lenyap setelah Dimintai Sumbangan Agustusan |
![]() |
---|
Pantas Sukmawati Tak Mau Terima Brpida Farhan Lagi? Ditinggal saat Akad Nikah: Akhirnya Seperti Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.