Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Disangka Ada Unsur LGBT, Acara Fashion Show di Kafe Nyaris Digeruduk Warga & Ormas, Polisi: Anti

Masyarakat bersama ormas ramai-ramai geruduk sebuah kafe di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Modeling 101 - A Model's Diary
Ilustrasi fashion show disangka ada unsur LGBT 

TRIBUNJATIM.COM - Disangka ada unsur LGBT, acara fashion show di kafe nyaris mau digeruduk warga dan organisasi masyarakat atau ormas.

Masyarakat bersama ormas ramai-ramai geruduk sebuah kafe di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Kafe tersebut diduga mereka sedang melangsungkan acara LGBT bertajuk fashion show.

Terkait peristiwa ini polisi pun buka suara.

Baca juga: Nasib Kia AFI Pernah Ikut Parade LGBT, Kini Dikabarkan Rayakan Valentine dengan Pacar Lelaki Bule

Diketahui warga mendatangi acara bertajuk fashion show tersebut di salah satu kafe di Kota Makassar.

Tepatnya di Jalan Moh Paleo, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), pada Rabu (6/9/2023) malam.

Berdasarkan informasi yang didapat, warga menyambangi acara tersebut lantaran menduga adanya praktek LGBT.

Warga pun mengadukan ke aparat kepolisian.

Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Mokhamad Ngajib mengatakan, pihaknya mendatangi acara fashion show tersebut lantaran mendapatkan aduan dari masyarakat.

"Kami menindaklanjuti Informasi adanya kegiatan fashion show yang melibatkan LGBT di wilayah Manggala."

"Telah dilakukan pengecekan oleh unit Opsnal bersama Kapolsek Manggala di lokasi."

"Menunjukkan bahwa di lokasi benar dilakukan fashion show, namun tidak melibatkan LGBT," kata Ngajib saat dikonfirmasi Kompas.com pada Kamis (7/9/2023).

Kata Ngajib, di lokasi tersebut hanya dilakukan acara fashion show yang pesertanya merupakan perempuan dan laki-laki.

Ngajib juga mengatakan jika pihak penyelenggara juga anti LGBT.

"Giat dilakukan semua oleh laki-laki dan perempuan, dan tidak ada LGBT karena mereka pun anti LGBT."

"Giat tersebut dilakukan untuk persiapan giat tingkat nasional," ungkap Ngajib.

Sementara, penanggung jawab acara yakni Kaswin juga membantah bahwa acara yang digelarnya tersebut memiliki unsur yang menyimpang dari aturan.

Ia juga membenarkan acara fashion show tersebut sempat didatangi sejumlah warga dan ormas.

"Yang datang jadi ada warga tadi malam, terus dia merekam dan melapor ke aparat kepolisian Polsek, kemudian disebarkan."

"Dan personel Polsek datang dan Polres mempertanyakan kegiatan kami, bahwa katanya ada unsur LGBT di dalamnya, jadi kami klarifikasi itu ini tidak benar," jelasnya.

Baca juga: Sosok Gigih Arsanofa, Dulu Laporkan Indra Bekti atas Pelecehan Sesama Jenis, Kini Dukung Ibu Aldila

Kaswin bilang, acara yang digelarnya tersebut merupakan rangkaian acara fashion show yang bakal mencari talenta pemuda di Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk dikirim ke acara tingkat nasional.

"Ini kan acara fashion show semuanya murni laki-laki dan perempuan, makanya mereka juga kayak heran ternyata perempuan betul yang fashion show."

"Jadi kami datangkan juga yang perempuan yang ikut fashion show karena mereka kira itu waria," ucap Kaswin.

"Jadi memang awalnya itu ada laporan warga bahwa ada pesta LGBT, tapi kegiatan kami ini adalah penggalangan dana untuk acara ke nasional mister dan miss semacam duta-duta begitu."

"Ini penggalangan dana untuk delegasi Sulawesi Selatan ke tingkat nasional," sambungnya.

Ia menjelaskan bahwa polemik ini hanyalah kesalahpahaman di lingkungan masyarakat lantaran peserta fashion show juga menggunakan pakaian agak terbuka.

"Iya ini miskomunikasi karena ada laporan yang tidak jelas."

"Ormas juga itu datang secara baik-baik untuk mengklarifikasi laporan masyarakat," tandasnya.

Warga dan ormas mendatangi acara yang diduga memiliki unsur LGBT digelar di salah satu kafe di Jalan Moh Paleo, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), pada Rabu (6/9/2023) malam. (ISTIMEWA via Kompas.com)

Sementara itu beberapa waktu lalu, hutan kota Cawang di Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, ramai diberitakan.

Lantaran hutan ini jadi saksi akan beragam perbuatan tak senonoh yang dilakukan kaum LGBT.

Berdasar hasil pemeriksaan yang dilakukan Tim Perintis Presisi Polres Metro Jakarta Timur, area Hutan Kota Cawang yang digunakan untuk berbuat mesum tidak berada pada satu titik.

Melainkan tersebar pada sejumlah titik pada bagian belakang Hutan Kota Cawang yang minim penerangan dan tertutup lebat pepohonan, sehingga aktivitas mesum yang dilakukan sulit terpantau.

"Jadi ada tontonan seperti itu juga, kemudian ada tontonan tari (erotis) di bawah pohon."

"Ada yang dikasih lampu di pohonnya. Tempatnya banyak, dari ujung ke ujung (hutan kota) ada saja," ujar Kepala Tim Perintis Presisi Polres Metro Jakarta Timur, Ipda Aman Wibowo, saat dikonfirmasi di Jakarta Timur, Kamis (27/7/2023).

Aksi show mereka pun ditonton oleh teman-teman dari kaum LGBT.

Hal ini diketahui berdasar hasil pemeriksaan dari pria penyuka sesama jenis yang berada di Hutan Kota Cawang ketika penggerebekan dilakukan Tim Perintis Presisi beberapa bulan lalu.

"Ada yang saya tanya, kamu ngapain di situ. Katanya nonton, nonton yang lagi berhubungan sesama jenis. Begitu katanya," ujar Ipda Aman.

Satpol PP menemukan alat kontrasepsi dan mendapati seorang pria yang diduga penyuka sesama jenis di Hutan Kota, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (25/7/2023).
Satpol PP menemukan alat kontrasepsi dan mendapati seorang pria yang diduga penyuka sesama jenis di Hutan Kota, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (25/7/2023). (Warta Kota/Rendy Rutama)

Aktivitas mesum tersebut menjawab banyaknya alat kontrasepsi, pelumas anal sex, dan tisu basah yang ditemukan berserakan di antara pepohonan Hutan Kota Cawang.

Persoalannya karena secara hukum pidana, penindakan terhadap kelompok LGBT belum diatur.

Oleh karena itu, Tim Perintis Presisi Polres Metro Jakarta Timur hanya bisa melakukan pembinaan kepada mereka.

Setidaknya sudah tujuh kali Tim Perintis Presisi Polres Metro Jakarta Timur menggerebek aktivitas mesum di Hutan Kota Cawang dan selalu mengamankan pria penyuka sesama jenis.

"Untuk diamanin sih tidak. Karena tidak ada kewenangan sama kami, kami sudah coba sampaikan ke Satpol PP Jakarta Timur ketika apel. Akhirnya dikasih lampu waktu itu," tutur Aman.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved