Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pemilu 2024

Hasil Survei Capres 2024 Litbang Kompas: Ganjar Bersaing Ketat dengan Prabowo di Mata Pemilih NU

Hasil survei Capres 2024 Litbang ”Kompas” menunjukkan responden dari kalangan NU cenderung lebih banyak menjatuhkan pilihannya kepada Ganjar Pranowo.

|
Editor: Elma Gloria Stevani
BPMI SEKRETARIAT PRESIDEN/ LAILY RACHEV
Presiden Joko Widodo bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninjau panen raya padi dan berdialog dengan petani di Desa Lajer, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/3/2023). 

Pada kedua periode pemilu tersebut, memang Jokowi mampu mengungguli Prabowo.

Pada Pemilu 2014, tatkala berpasangan dengan Jusuf Kalla, Jokowi mampu meraih 53,2 persen pemilih di Jawa Timur.

Capaian hasil yang mirip dengan capaian pasangan ini di tingkat nasional.

Pada Pemilu 2019, Jokowi secara mengejutkan memilih KH Maruf Amin, ulama NU yang aktif di MUI, sebagai pasangannya. Hasilnya, suara pemilih di Jawa Timur melonjak, pasangan ini mampu menguasai hingga dua pertiga pemilih.

Dukungan suara pemilih Jawa Timur, yang menjadi basis PDI-P dan PKB, ini pula yang turut mengantarkannya sebagai pemenang pemilu. Hasil survei saat itu pun mengungkapkan jika para pemilih NU cenderung menjatuhkan pilihannya pada Joko Widodo-Maruf Amin.

Pada pemilu kali ini, dan juga pemilu sebelumnya, posisi NU netral. KH Yahya Cholil Staquf, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memang telah tegas bersikap terkait Pemilu Presiden 2024. Dalam berbagai kutipan pemberitaan dan laman nu.or.id, ia mengungkapkan jika PBNU telah menentukan sikap yang telah disepakati dalam Muktamar NU, untuk tidak memihak dalam kontestasi politik.

“Kami tidak mau warga NU ini harus dicucuk-cucuk hidungnya, diseret ke sana kemari. Tidak mau. Jadi, kami serukan untuk menggunakan hak pilih secara bertanggung jawab,” ungkap dia.

Hanya saja, dalam politik, bagaimanapun suara para pemilih berlatar belakang NU amat prospektif dan menjadi daya tarik bagi siapapun pasangan bakal calon presiden maupun wakil presiden. Terlebih dalam ajang pemilu kali ini. Itulah mengapa, dalam berbagai strategi, sedapat mungkin setiap pasangan berupaya mencoba menampilkan atribusi NU yang terlegitimasikan pada sosok bakal calon presiden ataupun wakil presidennya.

Persoalannya kini, di antara sosok yang tengah berkontestasi dalam pencapresan, siapakah yang paling banyak mendapatkan dukungan dari mereka yang mengaku sebagai kalangan NU? Tidak cukup di situ, seberapa loyal dukungan yang diberikan? Apakah pilihan yang sudah mereka jatuhkan pada salah satu sosok capres tidak akan berubah lagi, atau justru dapat berubah-ubah.

Capres pemilih NU

Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas, periode Agustus 2023 lalu, sosok Ganjar Pranowo bersaing ketat dengan Prabowo Subianto di mata pemilih NU.

Dengan menggunakan pertanyaan terbuka, yang memungkinkan setiap responden menyebutkan siapa saja sosok paling dirujuk sebagai pilihan presidennya saat survei dilakukan, maka Ganjar meraih dukungan 25,6 persen, terpaut tipis dengan Prabowo yang meraih 25,0 persen dukungan pemilih NU.

Anies, pada posisi selanjutnya, yang didukung 12,8 persen.

Saat simulasi survei dilakukan, yaitu dengan menampilkan tiga sosok papan atas persaingan, Ganjar relatif lebih banyak dipilih oleh pemilih NU. Sebanyak 34,5 persen pemilih Ganjar, sementara Prabowo sebesar 31,3 persen.

Pada posisi simulasi tiga sosok ini, keterpilihan Anies menjadi 19,3 persen.

Halaman
123
Sumber: Kompas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved