Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Madiun

Harga Porang Belum Stabil, Wakil Bupati Madiun Tekankan Kolaborasi Pihak Ketiga

Tren harga Porang di Kabupaten Madiun terus menunjukkan perkembangan. Budidaya tanaman tersebut, sebenarnya sudah menjadi perhatian pemerintah.

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Ndaru Wijayanto
tribunjatim.com/Febrianto Ramadani
Wakil Bupati Madiun Hari Wuryanto bersama pihak terkait saat Panen Raya Porang Desa Sumberbendo, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun Jumat (15/9/2023). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Febrianto Ramadani

TRIBUNJATIM.COM, MADIUN - Tren harga Porang di Kabupaten Madiun terus menunjukkan perkembangan. Budidaya tanaman tersebut, sebenarnya sudah menjadi perhatian pemerintah.

Wakil Bupati Madiun Hari Wuryanto, mengungkapkan, tidak seperti pada tiga tahun lalu, harganya berada di kisaran Rp 10 ribu hingga Rp 15 Ribu. 

Menurutnya, turunnya harga terjadi karena beberapa kejadian. Salah satunya, pengekspor Porang mencampur dengan Iles Iles.

Hal itulah, yang menjadikan importir di beberapa negara mengurangi pasokan  karena kualitasnya menjadi tidak baik. 

"Perhatian pemerintah, dibuktikan dengan dibangunnya pabrik pengolahan Porang di Kuwu dan Bantengan. Harapannya, bisa menjaga atau menaikkan harga Porang,," ujarnya, usai Panen raya Porang Desa Sumberbendo, Kecamatan Saradan, Jumat (15/9/2023).

Baca juga: Dulu Rp 15.000 per Kilogram, Kini Harga Porang Hancur, Petani Madiun Desak Ada Standarisasi Harga

Disatu sisi pria yang akrab disapa sebagai Mas Hariwur ini menekankan, kolaborasi dan perhatian dari pihak ketiga seperti PT Pelindo, serta Lembaga Amil Zakat dan Wakaf Nasional Yayasan Dana Sosial al Falah (YDSF), penting dalam memberdayakan petani desa setempat.

"Program kerja sama yang dimulai pada tahun 2021 melibatkan Perhutani dan Komunitas Petani Porang Tani Makmur Desa Sumberbendo, memanen sekitar 32 ribu pohon Porang di lahan 2,5 hektar," terangnya.

"Dengan asumsi per pohon seberat 2 kilogram, maka jumlah total Porang yang dipanen mencapai 50 hingga 60 ton," tuntasnya.

Di tempat yang sama, CSR Regional 3 PT Pelindo Ervan Aspriandi menuturkan, program kerja sama ini menghasilkan manfaat sekaligus bisa menaikkan kesejahteraan petani Porang. 

"Selain sebagai bahan obat-obatan, Porang juga dijadikan beras untuk diet, menurunkan kolesterol hingga mengurangi gula darah," tuturnya.

Sementara itu, Direktur Pelaksana YDSF Jauhari Sani menambahkan, Desa Sumberbendo punya potensi besar penghasil Porang, untuk dijadikan wilayah pendampingan dan pemberdayaan. 

"Hasil panen raya Porang ini dibeli dengan harga Rp 4.300 per kilogram. Catatan terpenting dari program ini adalah adanya kekompakan para petani untuk meningkatkan kesejahteraan. Sehingga  dapat meningkatkan tingginya permintaan Porang," pungkasnya

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved