Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Ponorogo

100 Tahun Pondok Gontor, Dimulai dengan Sujud Syukur, Tokoh Penting Dijadwalkan Hadir di Ponorogo

Pondok Modern Darussalam Gontor bakal berusia 100 tahun. Rentetan dimulainya 1 abad Pondok Gontor pada Rabu (27/9/2023) mendatang.

|
tribunjatim.com/Pramita Kusumaningrum
Persiapan 100 tahun Pondok Modern Darussalam Gontor 

Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum

TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Pondok Modern Darussalam Gontor bakal berusia 100 tahun. Rentetan dimulainya 1 abad Pondok Gontor pada Rabu (27/9/2023) mendatang.

Sejumlah tokoh penting di Indonesia dijadwalkan hadir di Pondok Modern Darussalam Gontor pusat di Desa Gontor, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo .

Tamu yang telah dijadwalkan hadir adalah Wakil Rais 'Aam PBNU sekaligus Ketua MUI K.H. Anwar Iskandar, Ketua PP Muhammadiyah Bidang UMKM, Pemberdayaan Masyarakat dan Lingkungan Hidup & Waketum MUI, Dr. K.H. Anwar Abbas, M.M., M.Ag.

Lalu Wakil Ketua MPR RI, Dr. Hidayat Nur Wahid, Wakil Ketua MPR RI, Wakil Gubernur Jatim, Dr. Emil Dardak, Wakil Gubernur Jatim, serta Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Qur'an (LPMQ). Abdul Aziz Sidqi.

“Mereka akan hadir di Gontor Putra pusat di Ponorogo. Sehari setelahnya pada 28 September 2023 yang dijadwalkan hadir adalah Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa,” ujar Ketua Umum Peringatan 100 Tahun Pondok Gontor, Khoirul Umam, Minggu (24/9/2023).

Dia menjelaskan acara akan dimulai dengan sujud syukur dan Khataman Al Quran bersama di Masjid Gontor.

Baca juga: Mengintip Beragam Kegiatan Santri Pondok Gontor Ponorogo saat Ramadan 2023

 

Acara sujud syukur ini tidak hanya terpusat, namun juga dilakukan di Pondok Gontor cabang.

“Acara dimulai dengan sujud dari Pondok Gontor pusat diikuti cabang. Juga di pondok-pondok alumni Gontor,” kata Khoirul Umam saat press confrence.

Menurutnya, sujud syukur dan khataman Al Quran mendatang menandakan peringatan 100 tahun Gontor.  Peringatan 100 tahun ini akan berlanjut sampai tahun 2026. 

“Bagaimana maksudnya? Jadi yang 27 September yang akan datang ini adalah 100 tahun umur gontor dari hitungan Hijiriah. Jadi pada Hijiriahnya, gontor pada tahun 1926, itu 12 robiul awal 1345,” beber Khoirul.

Baca juga: Cerita 5 Mahasiswa Luar Negeri Belajar Bahasa Arab & Quran di Unida Gontor, Bisa Langsung Praktik

Sehingga, kata dia, peringatan 100 tahun Pondok Gontor akan berjalan  kurang lebih 2 tahun 11 bulan 25 hari yang puncaknya nanti pada bulan September juga 2026.

Sehingga ini adalah peringatan yang paling lama yang pernah Pondok Gontor  adakan. Diperingatan ini adalah tradisi gontor. Dulu, para pendiri gontor, 10 tahun gontor sudah mengadakan peringatan. 

“Terus peringatan, peringatan, peringatan, dan kali ini kita pada umur yang 100 tahun juga mengadakan peringatan yang sama. Sejak peringatan 50 tahun gontor, tradisi sujud syukur ini sudah mulai. Kita mulai. Maka sekarang kita pun untuk memulai peringatan, kita mulai dengan sujud syukur,” bebernya.

Secara teknis acara pada tanggal 27 September ini, yaitu adalah sujud syukur. Dia menjelskan bahwa dalam sujud syukur ini di dalamnya ada sebuah acara besar yang akan menjadi salah satu tanda legacy -nya 100 tahun Pondok Gontor, yaitu penulisan Mushaf Gontor. 

Jadi akan ada tim gontor, yang akan memulai menulis al -Quran dan nanti akan selanjutnya menjadi Mushaf gontor. Karena ini 100 tahun, maka peringatan kali ini begitu spesial dan bersejarah bagi keluarga besar Pondok Gontor.

“Semua kegiatan 100 tahun ini kita desain dengan semuanya untuk melahirkan legacy bagi 100 tahun kedua Pondok Gontor,” pungkasnya

Kegiatan Santri Pondok Gontor saat Ramadan

Beragam kegiatan dilakukan para santri di Pondok Modern Darussalam Gontor, terlebih saat momen bulan Ramadan.

Sedikitnya 3.00 santri Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) dari berbagai cabang di Indonesia berkumpul di PMDG Pusat yang ada di Desa Gontor, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo

Mereka adalah santri kelas 5 dan 6 yang sedianya akan melaui proses kelulusan atau yudisium. Sehingga ribuan santri tersebut wajib bermukim di Pondok Gontor.

Pondok Gontor merupakan pondok terbesar di Indonesia. Pondok tersebut berada 12 kilometer dari pusat kota.

Usianya tak lagi muda, menuju 100 tahun Pondok Gontor telah melahirkan tokoh-tokoh penting di Indonesia.

Beberapa santri yang bermukim ada yang terlihat bermain bola walaupun hujan mengguyur lokasi. Mereka tetap semangat sambil menunggu waktu berbuka puasa.

Sebagian lainnya, terutama kelas 6 santri yang sudah memiliki tugas dan keahliannya nampak sibuk membuat hiasan kaligrafi untuk menghias aula tempat acara kelulusan berlangsung.

Santri lain juga ada yang bertugas pada bagian dapur untuk menyiapkan santapan berbuka puasa untuk ribuan santri lain.

Seluruh makanan dan minuman yang diberikan untuk takjil merupakan hasil dari masakan dari santri itu sendiri.

Waktu jelang buka, ribuan santri yang sebelumnya sibuk dengan bermain bola maupun menghias kaligrafi sudah rapi. Mereka menggunakan jas dan berbondong-bondong ke Masjid Gontor.

Tujuan pertama adalah serambi masjid yang di bawah. Mereka mengambil takjil terlebih dahulu.

Sederhana, hanya sirup dan kurma sekedar membatalkan puasa. Kemudian mereka menunaikan salat magrib 3 rakaat.

“Menjelang bukber memang begini. Berbondong-bondong dari kamar masing-masing kemudian ke masjid mengambil takjil,” ujar Salah satu santri kelas 6, Rizky Anugrah Efendi.

Untuk makanan berbuka setelah salat para santri selanjutnya menuju dapur umum untuk mengambil makanan yang juga telah disiapkan oleh para santri yang bertugas.

Selain itu, para santri juga disiapkan kantin untuk membeli santapan berbuka sesuai dengan pilihan santri.

Terlihat, ribuan santri harus antri dan sabar. Pasalnya ada ribuan yang juga menunggu makanan. Untuk menu, ala santri terdiri nasi, sayur dan telur rebus.

“Untuk makan sendiri dilakukan santri setelah jamaah salat magrib,” ujar Rizky.

Sementara itu, Pembimbing Staf Pengasuh, Ahcmad Soeharto, menuturkan jika Pondok Gontor selalu menanamkan kemandirian santri sejak awal. Sehingga apapun dikerjakan oleh para santri Gontor. 

Beruntung dari ribuan santri yang bermukim mereka memiliki banyak talenta sehingga memiliki pembagian tugas masing-masing sesuai dengan keahliannya.

“Ada yang pintar kaligrafi, dekorasi, berbagai macam seni, olahraga, dan mereka saling mengasah satu dengan lainnya,” tutur Ahcmad.

Dia menerangkan, jika tugas guru-guru saat ini adalah membimbing dan mengawasi para santri.

Sejumlah acara santri seperti halnya kelulusan seluruhnya juga disiapkan oleh para santri sendiri.

Selain itu untuk mengisi Ramdan para santri juga ada pembekalan dan training untuk peningkatan kualitas santri.

“Ada juga juga peningkatan kebahasaan santri, perbaikan peningkatan hafalan dan sebagainya. Tugas membersihkan pondok juga dilakukan oleh para santri,”pungkasnya

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved