Berita Surabaya
Inovasi Unik Pria Kediri Bikin Wayang dari Sak Semen, Butuh 12 Lembar per Wayang, Dihargai Rp 2 Juta
Mahalnya harga kulit hewan untuk dijadikan wayang di tengah sepinya pesanan wayang membuat Juki Santoso, pengrajin wayang kulit dari Kediri berinovasi
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Sudarma Adi
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sulvi Sofiana
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Mahalnya harga kulit hewan untuk dijadikan wayang di tengah sepinya pesanan wayang membuat Juki Santoso, pengrajin wayang kulit dari Kediri berinovasi.
Juki mulai mencoba mencari bahan baku alternatif untuk membuat wayang kulit.
Dari berbagai percobaan dan pengalaman, mulai dari bungkus rokok, bungkus obat nyamuk bakar, hingga kertas karton bekas, akhirnya Juki memantapkan hati untuk konsisten membuat wayang dari sak semen bekas.
“Saya sejak usia empat tahun sudah bikin wayang, karena kakek saya seniman dan pengrajin wayang juga. Jadi saya sudah mencoba berbagai jenis bahan sebagai gantinya bahan baku kulit yang mahal,”kenangnya.
Pria 44 tahun ini mengungkapkan untuk sebuah wayang dari sak semen, ia membutuhkan waktu tiga hingga 2 minggu. Tergantung dari ukuran dan karakter wayang.
Baca juga: Lewat Pertunjukan Wayang Kulit, Satpol PP Lamongan Bagikan Dana DBHCHT dan Ajak Perangi Rokok Ilegal
Pasalnya, untuk membuat satu wayang ia membutuhkan 8 hingga 12 lembar sak semen yang direkatkan dengan lem kayu. Sementara itu, proses pengeringan lembaran yang di lem tersebut tidak boleh terkena cahaya matahari, hanya diangin-anginkan.
“Setelah kering sempurna baru dipahat dan diwarnai. Nah yang membuat saya beralih ke sak semen itu kalau dipahat lebih kuat dibandingkan dari bekas kertas bungkus rokok ataupun kertas karton. Jadi bentuknya bisa lebih stabil,”ungkapnya.
Juki mengungkapkan wayang-wayang buatannya tersebut tak hanya dipasarkan secara offline di setiap pagelaran wayang. Tetapi juga secara online mulai dari Rp 250 ribu. Bahkan pesanan terbesar yang ia terima juga berasal dari online yang mencapai Rp 2 juta satu wayang ukuran 1,5 meter.
Baca juga: Budayawan Sebut Wayang Kulit sebagai Alat Ukir Identitas dan Pembangunan Karakter Anak Bangsa
“Peminatnya banyak, dalang-dalang local atau kolektor banyak yang pesan. Tapi yang pesan ya memang harus mengantre. Karena waktu pembuatan juga tak bisa cepat,”lanjutnya.
Meskipun sibuk melayani pesanan, Juki tetap tak melupakan bagian idealisnya. Yaitu meluangkan waktu untuk mengajari siapapun yang ingin membuat wayang. Tak terkecuali anak-anak di sekitar rumahnya hingga di tingkat universitas sebagai bentuk pelestarian budaya.
5 Tempat Wisata Hits di Surabaya Wajib Dikunjungi, Atlantis Land hingga Adventure Land Romokalisari |
![]() |
---|
Sosok Suami Tumini yang 15 Tahun Tinggal Ponten Umum, Nasib Kini Harus Pindah, Bakal Dapat Bantuan |
![]() |
---|
Nasib Pengantin Nyaris Gagal Nikah Gegara Ditipu WO hingga Rugi Rp 74 Juta, Sosok Pelaku Terungkap |
![]() |
---|
Beda Cara Eri Cahyadi & Dedi Mulyadi Bina Anak Nakal, Jabar Ada Barak Militer, Surabaya Buka Asrama |
![]() |
---|
Lokasi Jan Hwa Diana Sembunyikan 108 Ijazah Eks Karyawan Terjawab, Terancam Hukuman 4 Tahun Penjara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.