Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pemilu 2024

Jabat Ketum PSI, Kaesang Disebut Bisa Bantu Prabowo Raih Suara Anak Muda, Gini Kata Guru Besar UNAIR

Guru Besar Universitas Airlangga (UNAIR) memberikan tanggapan manuver politik Kaesang Menjadi Ketua Umum (ketum) Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Ndaru Wijayanto
istimewa
Kaesang Jadi Ketum PSI - Prof Dra Rachmah Ida M Com PhD, Guru Besar Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNAIR 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Fikri Firmansyah

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Guru Besar Universitas Airlangga (UNAIR) memberikan tanggapan manuver politik Kaesang Pangarep Menjadi Ketua Umum (ketum) Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Sebelumnya, geliat pergerakan partai politik menunjukan perubahan yang cukup signifikan.

PSI memilih Kaesang Pangarep, anak Presiden Jokowi sebagai Ketua Umum (ketum). Kaesang resmi mengemban mandat tersebut pada Senin (25/9/23) lalu.

Tentunya, hal tersebut menjadi topik pembicaraan publik. Terlebih, selama ini keluarga Jokowi bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Menurut Prof Dra Rachmah Ida M Com PhD, Guru Besar Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNAIR, hal tersebut sah-sah saja.

Meskipun, rekam jejak Kaesang selama ini belum berafiliasi dengan partai manapun dan pada akhirnya, Kaesang mengawali karir politik dengan bergabung ke PSI.

"Iya, sah-sah saja, karena merupakan hak individu dalam memilih pandangan politik," ujar Prof Ida, Rabu (3/10/23).

Baca juga: PSI Diserbu Kader Baru, Buntut Kaesang Jadi Ketum, Suara Muda Mojokerto Raya Siap Direbut

Manuver Politik Kaesang

Prof Ida menilai bahwa manuver politik dengan Kaesang bergabung PSI karena kecocokan pandangan politik.

Terlebih, selama ini, PSI adalah partai yang identik dengan anak muda. Selain itu, PSI juga berkesempatan mendulang suara pemilih dari pemilih muda bagi konstituen. Kepemimpinan Kaesang dengan gaya yang merangkul milenial dan gen Z terasa lebih mudah mengambil suara pemilih muda.

“Melihat PSI sebagai partai kecil dan baru. Kaesang bisa menjadi magnet untuk suara pemilih muda. Terlebih saat ini banyak gen Z yang menilai politik dengan apatis,” jelasnya.

Baca juga: Jadi Ketum PSI, Kaesang Pangarep Bakal Temui Presiden Jokowi, Grace Natalie: Dengar Wejangan

Tudingan Politik Dinasti

Tudingan politik dinasti kerap mengiringi langkah Kaesang. Perihal hal ini, Prof Ida menjelaskan bahwa keterlibatan Kaesang dalam partai politik bukan bagian dari politik dinasti. Selama ini anak dan menantu Jokowi mendapatkan jabatan bukan dari keputusan sepihak. Melainkan Gibran dan Bobby sama-sama berkompetisi dalam pilkada untuk mendapatkan suara rakyat.

“Artinya suara dari rakyat, kedaulatan berasal dari suara rakyat bukan lewat utusan Jokowi sebagai presiden yang menunjuk Gibran dan Bobby,” jelasnya lagi.

Strategi Politik

Menurut Prof Ida pula, Giring sendiri sebagai Ketum PSI sebelumnya kurang bisa menarik suara pemilih muda. Sebagai musisi, kompetensi Giring masih menjadi pertanyaan masyarakat, terutama dalam bidang politik.

"Sehingga popularitasnya belum bisa menjadi modal untuk meraih suara pemilih muda. Hadirnya Kaesang mampu mendongkrak reputasi PSI secara masif bagi pemilih muda," imbuh dia.

Adapun terkait saat ini PSI berada dalam koalisi parpol yang mengusung Prabowo sebagai calon presiden (capres), Prof Ida menilai bisa turut serta berkontribusi mendulang suara untuk Prabowo.

"Tentunya keterlibatan Kaesang lewat PSI akan mampu memberikan suara bagi Prabowo. Terlihat dari kepentingannya, strategi tersebut merupakan strategi dalam menyasar pemilih muda."

“Lebih dari itu juga, nantinya mungkin akan ada politik balas budi, jika Prabowo memenangkan pemilu. Tidak menampik Kaesang akan mendapatkan posisi strategis dalam pemerintahan sebagai bentuk ucapan terimakasih,” pungkasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved