Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Sate Rembiga Kudapan Khas Lombok yang Jarang Ditemukan, Perpaduan Bumbu Rempah dan Cabai Merah

Sate khas Lombok yang terbuat dari irisan daging dengan bumbu cabai merah dan beberapa rempah

Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Samsul Arifin
TribunJatim.com/Nur Ika Annisa
Chef Vindex Tengker saat mempraktekan pembuatan sate rembiga 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Chef Vindex Tengker mempraktekan pembuatan sate rembiga

Sate khas Lombok yang terbuat dari irisan daging dengan bumbu cabai merah dan beberapa rempah.

Menu ini menjadi kudapan khas yang jarang ditemukan di daerah-daerah lain. 

Ciri khas sate rembiga adalah rasanya yang pedas manis meresap ke daging.

Chef Vindex menyiapkan beberapa potongan dadu daging sapi yang dimarinasi dengan bumbu selama tiga jam. 

Baca juga: Wali Kota Gus Ipul Kampanyekan Rawon Sate Komo sebagai Makanan Khas Kota Pasuruan

Bumbu marinasi tersebut di antaranya cabai merah, bawang merah, bawang putih, cabai rawit, gula merah, merica dan beberapa lainnya.

“Potong dadu, marinasi paling bagus minimum tiga jam supaya meresap. Kalau bagian sebaiknya lulur dalam untuk sapi lokal,” ungkap Chef Vindex di Hotel Sheraton Surabaya kepada TribunJatim belum lama ini.

Dalam membuat sate rembiga, ia menyebut komposisi bumbu sebanyak 30 persen dari daging.

Sate yang sudah dimarinasi kemudian ditusuk di sutukan sate dan dibakar.

Chef Vindex melakukan proses memanggang atau membakar sate dua kali. Bakar sate setengah matang kemudian dioleskan beberapa bahan. 

Sate rembiga kemudian dibakar kembali hingga matang namun tidak terlalu kering.

“Ketika panggangan kedua baru pakai kecap, margarin dan minyak. Makanya kecap di panggangan kedua karena kalau duluan dikasih kecap nanti satenya cepat gosong,” ungkap Juri MasterChef Indonesia musim pertama tersebut.

Rasa sate rembiga kombinasi antara pedas dan manis. Dalam penyajiannnya, rembiga disajikan dengan lontong. 

Menurut Chef Vindex makanan Indonesia makin populer. Jika dahulu, hotel menyesuaikan selera wisatawan asing, menurutnya, saat ini hotel-hotel Indonesia lebih banyak menghidangkan makanan daerah dan sudah mulai naik level.

“Makanan Indonesia makin populer, orang mulai melihat makanan Asia terutama Indonesia sebagai salah satu makanan eksotis,” ungkapnya.

Termasuk dalam selera pedas, Chef profesional Indonesia ini mengungkapkan citarasa pedas tidak lagi ditawarkan namun dicari para turis.

“Taste pedas sudah mulai naik, saya pernah ketemu tamu di Ubud mereka sudah nanyain sambal tidak perlu disuruh mereka sudah mau coba,” ungkapnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved