Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Survei PUSAD UM Surabaya, Hanya 33 Persen Pemilih Muda di Jatim yang Menolak Politik Dinasti

Hasilnya adalah para pemilih muda Jatim 26 persen percaya, 33 persen tidak percaya dan 41 persen tidak peduli

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Samsul Arifin
TribunJatim.com/Sulvi Sofiana
Peneliti Utama Pusat Studi Anti Korupsi dan Demokrasi (PUSAD), Radius Setiyawan dalam rilis Hasil Riset dan Diskusi Elektabilitas Calon dan Persepsi Anak Muda Jatim terhadap Politik Dinasti dan Politik Uang di Universitas Muhammadiyah Surabaya, Jumat (27/10/2023). 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pusat Studi Anti Korupsi dan Demokrasi (PUSAD) UM Surabaya merilis hasil survei terkait politik dinasti di Jawa timur. 

Hasilnya adalah para pemilih muda Jatim 26 persen percaya, 33 persen tidak percaya dan 41 persen tidak peduli. 

Survei ini dilakukan 14 hingga 22 Oktober terhadap 1075 responden yang tersebar secara proporsional di 38 kabupaten atau kota di Jatim. 

Teknik pengambilan sample memakai Multistage Random Sampling. Dimana, lokasi diambil di semua kecamatan di Jawa Timur, sebanyak 38 Kabupaten/ Kota. 

Kemudian, masing-masing Kab/Kota diambil 4-5 kecamatan untuk dijadikan sample penelitian. Sampel tiap kecamatan dibagi secara proporsional berdasarkan jumlah pemilih di tiap kecamatan dan kelurahan yang dijadikan lokasi penelitian.

Baca juga: Inilah 13 Negara yang Dipimpin Politik Dinasti, Didominasi Sosok Presiden, MK Jelaskan Artinya

Peneliti Utama Radius Setiyawan mengatakan, selain politik uang, politik dinasti dalam konteks demokrasi menarik untuk menjadi pembahasan. 

Ia menjelaskan, Politik dinasti dipahami sebagai proses reorganisasi kekuasaan melalui perubahan model politik baru dengan pelembagaan kekuatan pemilik modal, yang memperlihatkan oligarki kekuasaan dan berpengaruh dalam struktur sosial dan negara dalam demokrasi Indonesia.

Baca juga: Arti Kata Elektabilitas, Ramai Dibahas Jelang Pemilu 2024, Pemilih Muda Perlu Tahu Sebelum Nyoblos!

"Hasil survei yang dirilis oleh PUSAD menjadi sesuatu yang penting mengingat demografi pemilih di Jawa Timur menjelang Pemilu 2024 didominasi pemilih produktif berusia 17 hingga 40 tahun atau kelompok pemilih generasi Z dan generasi millenial,"ungkapnya dalam rilis Hasil Riset dan Diskusi Elektabilitas Calon dan Persepsi Anak Muda Jatim terhadap Politik Dinasti dan Politik Uang di Universitas Muhammadiyah Surabaya, Jumat (27/10/2023).

Dari total 31.402.838 Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 di Jawa Timur sebesar 16.001.790 merupakan pemilih muda. Dengan presentasi 51 persen dari total DPT di Jatim.

Radius mengungkapkan ada tujuh alasan yang membuat anak muda Jatim menolak politik dinasti. 

Pertama 30,60 persen masyarakat tidak percaya karena menghambat proses kaderisasi kepemimpinan.

Kedua, 28 persen masyarakat tidak percaya karena kinerja calon pemimpin sebelumnya yang buruk dan tidak ada dampak terhadap pembangunan. 

Ketiga 27 persen masyarakat tidak percaya karena menghambat fungsi check and balance antara eksekutif dan legislative. 

Keempat, 25,10 persen masyarakat tidak percaya karena kecenderungan diskriminatif terhadap minoritas politik. 

Kelima 24 persen masyarakat tidak percaya karena kinerja pemimpin sebelumnya yang memiliki kedekatan dengan calon cenderung menyalahgunakan wewenang. 

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved