Berita Viral
Siasat Cerdas Bendahara Kelas ini Bikin Tak Berkutik, Nihil Alasan Gak ada Cash: Tak Bisa Menghindar
Ikuti kemajuan zaman, seorang bendahara kelas di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) Banda Aceh tarik uang kas dengan menggunakan QRIS
TRIBUNJATIM.COM - Siasat cerdas bendahara kelas agar tak ada lagi alasan gak bawa cash.
Tampak pada video yang viral di TikTok, bendahara kelas tengah menagih temannya untuk bayar kas.
Bukan bayar pakai uang tunai, namun pembayaran dilakukan menggunakan Qris.
Dilansir dari bi.go.id, Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) atau biasa disingkat QRIS (dibaca KRIS) adalah penyatuan berbagai macam QR dari berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) menggunakan QR Code.
QRIS dikembangkan oleh industri sistem pembayaran bersama dengan Bank Indonesia agar proses transaksi dengan QR Code dapat lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya.
Baca juga: Tak Ada Lagi Alasan Tak Bawa Uang Cash, Bendahara Kelas di Aceh Tagih Kas via QRIS, Aksinya Viral
Momen bendahara kelas tagih uang kas pakai Qris
Dia menarik uang kas kepada teman-teman sekelasnya dengan menggunakan QRIS.
Seperti apa kisahnya?
Ikuti kemajuan zaman, seorang bendahara kelas di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) Banda Aceh tarik uang kas dengan menggunakan QRIS
Aksi Bendahara tersebut sontak membuat para siswa kehilangan cara untuk menghindari pembayaran uang kas dengan berbagai alasan.
Pembayaran uang kas yang semakin canggih itu Viral di TikTok usai diunggah oleh akun @lasvellaz Senin (6/11/2023).
Dalam unggahan tersebut tampak seorang siswi perempuan yang diduga adalah bendahara kelas sedang menyodorkan layar handphonenya kepada satu persatu siswa.

Aksi bendahara tagih uang kas pakai Qris
Sementara di layar handphone tersebut tampak QR Qode yang bisa diakses oleh seluruh siswa di kelas tersebut.
QR Qode tersebut kemudian akan terhubung dengan sistem pembayaran online uang kas dikelas tersebut.
"Dimana lagi bayar kas pake qris," tulis akun tersebut.
Setelah terhubung dengan sistem pembayaran kas online, siswa pun diminta menuliskan nominal uang sesuai dengan kesepakatan mereka.
Tak perlu waktu lama, para siswa pun langsung bisa membayar uang kas dengan mudah dan cepat.
Dengan penggunaan Qris ini pula, mangkirnya para siswa yang kerap menghindar saat diminta membayar uang kas dapat diminimalisir.
Apalagi hampir seluruh siswa sudah memiliki handphone dan berbagai aplikasi sistem pembayaran online.
"ndrew : Gaada alasan ga ada cash,"
"j : @baristaaa10 contohla adkel bayar duit kas dengan segala metode,"
"tata' : @vendd apapun caranya yg penting kebayar last ceremonynya,"
"Nesi : Andai dulu ada gini @Astriiii,"
"Jejes : Gada lagi alasan ga pegang cash,"
Timpal sejumlah warganet dalam kolom komentar unggahan tersebut.
Kisah Lainnya - Dituduh Maling, Getir Siswa SMK di Wonogiri Jalan Sambil Bawa Poster 'Aku Yatim Bukan Pencuri'
"Demi Allah aku anak yatim 'Bukan Pencuri'', kalimat dalam poster yang dibawa seorang siswa SMK di Wonogiri berhasil mencuri perhatian.
Ternyata siswa tersebut dituduh mencuri di sebuah apotek tempat dimana dirinya magang.
Merasa tak bersalah, siswa ini pun berjalan kaki sambil membawa poster tersebut sebagai bentuk pembelaan diri.
Seperti apa kejadian awalnya?
Beredar di media sosial, foto seorang siswa di Wonogiri yang membawa poster berisi kalimat protes lantaran dituduh sebagai pencuri.
Tampak murid laki-laki itu berjalan dengan mengangkat poster dengan bendera Merah Putih yang diikat ke bagian atas tasnya.
Dalam posternya, ia mengaku sebagai anak yatim dan dituduh melakukan pencurian oleh pihak sekolah dan tempat magangnya.
"Demi Allah aku anak yatim 'Bukan Pencuri' tidak seperti yang dituduhkan guru SMK Bhakti Mulia dan apotek (tempat magang). Mencari keadilan," bunyi tulisan dalam poster itu.
Foto itu diambil di sekitar lampu merah Simpang Empat Pokoh, Kecamatan Wonogiri Kota pada Selasa (31/10/2023) pagi.
Kronologi dari pihak sekolah
Diketahui, siswa berinisial MI (18) itu merupakan murid kelas 12 di SMK Bhakti Mulia.
Hal itu dibenarkan oleh Kepala SMK Bhakti Mulia Wonogiri Sutardi ketika dikonfirmasi.
"Iya kami tadi juga dapat kabar itu. Akhirnya dijemput teman-teman guru di sekitar Kantor DPRD Wonogiri," jelasnya, kepada TribunSolo.com.
Aksi siswa SMK di Wonogiri bawa poster bantah dituding pencuri
Menurut dia, sebenarnya permasalahan sudah diselesaikan secara kekeluargaan sejak pertengahan Oktober 2023 lalu.
Namun, masalah malah kembali diungkit oleh siswa bersangkutan.
Sutardi menjelaskan, masalah itu bermula saat MI menjalankan tugas magang di salah satu apotek di Wonogiri.
Pada 19 Oktober 2023, ada selisih saat dilakukan stok opname obat.
"Nilainya sebenarnya tidak besar, hanya Rp 66 ribu. Tapi kan sekolah juga harus bertanggung jawab," jelasnya.
Menurut Sutardi, siswa tersebut kemudian dimintai keterangan karena berdasarkan kronologi, siswa bersangkutan sedang piket di apotek itu.
Dia memastikan masalah itu sudah selesai dan pihak apotek juga tidak mempermasalahkannya.
"Sebenarnya tidak dipermasalahkan oleh pihak apotek saat itu. Namun di apotek itu ada bisnis ya, kita akhirnya turun tangan juga ke sana," ujarnya.
Namun pada Selasa pagi, tiba-tiba MI berjalan kaki membawa poster tulisan tangan itu.
Pihaknya mengaku kaget karena sebenarnya masalah sudah diselesaikan.
"Tadi juga kita minta keterangan. Keterangannya juga berubah-ubah," terang dia.
Bukan inisiatif MI
Diduga tulisan di poster itu bukan tulisan yang bersangkutan
Berdasarkan penelusuran guru tulisan di poster itu bukan tulisan MI, siswa bersangkutan juga mengakui bahwa itu bukan tulisannya.
Hanya saja, MI belum mengaku siapa yang mempersiapkan tulisan tersebut.
Apalagi, dalam poster itu juga terdapat bekas sketsa yang dihapus.
Sekolah juga masih mencari siapa yang menulis poster itu.
"Yang jelas saat ini sudah klir permasalahan ini. Kita tadi juga kaget," ujarnya.
Sementara itu berdasarkan keterangan guru, wali murid MI juga menyatakan jika kerugian yang dialami apotek lebih dari nilai yang hilang juga akan diganti oleh pihak keluarga.
Di sisi lain, berdasarkan catatan sekolah, MI diketahui juga memiliki permasalahan terkait utang piutang di lingkungan sekolah.
Kronologi versi keluarga
Diketahui, MI tinggal di Wonogiri bersama dengan keluarga besarnya.
Ayahnya telah meninggal, saudara-saudaranya yang merawat dan membiayai sekolah MI.
Berdasarkan keterangan paman selaku wali murid MI, Achmad Fadlillah mengatakan, pihak keluarga mengetahui kasus itu selesai setelah ada panggilan dari pihak sekolah.
"Saya saat itu tanya buktinya apa? Dijawab CCTV. Dijelaskan isi rekaman CCTV itu, baru cerita. Dari cerita itu belum ada yang membenarkan mengambil uang kasir. Tapi yaudah masalah itu dianggap selesai dan saya mengganti," jelasnya kepada TribunSolo.com.
MI kemudian menceritakan kepada walinya di rumah bahwa ia diminta untuk membuktikan jika tak bersalah.
Namun Achmad mengatakan biasanya yang menuduh lah yang membuktikan, bukan yang tertuduh.
Achmad mengakui bahwa pihaknya sempat menyangka bahwa MI benar-benar mencuri.
Namun, karena praduga tak bersalah dari anak, dia membiarkan hal itu.
Bahkan ia juga mengetahui bahwa MI membawa poster soal tuduhan itu ke sekolah.
Dia membiarkan hal itu, namun bukan yang mengarahkan maupun menyuruh.
"Saya tahu pagi dia ke sekolah bawa poster. Tapi saya tidak mempersilakan, tidak mengarahkan, biar berjalan saja," ujarnya.
Dia mengakui pihak keluarga tak tahu dari mana asal poster yang dibawa MI ke sekolah, termasuk dari mana ide tersebut muncul.
Pihak keluarga menduga ada penyelesaian masalah yang kurang bagus.
Ada kemungkinan sekolah hanya mendapatkan laporan dari karyawan apotek, bukan pemilik langsung terkait selisih uang itu.
"Beberapa waktu lalu ada absensi anak dari karyawan apotek. Kemudian dari sekolah langsung meneruskan ke Whatsapp kami. Seharusnya sekolah bisa mengkonfirmasi dulu tidak langsung diteruskan ke kami. Karena kalimatnya kurang pas," jelasnya.
Berakhir Damai
Achmad menegaskan bahwa kasus tersebut sudah selesai.
Ia mengatakan MI tak bersalah berdasarkan mediasi pihak sekolah dengan keluarga usai MI membawa poster itu pada Selasa (31/11/2023).
"Sorenya damai. Dengan syarat sekolah mau mencari bukti CCTV. Mintanya sekolah sepekan, tapi menurut saya kelamaan. Kasih waktu tiga hari," jelasnya.
Dia mengatakan pada Kamis (2/11/2023) lalu, Achmad mengaku ingin membatalkan surat perdamaian jika belum ada bukti kuat.
Namun sesampainya di sekolah, MI dinyatakan tak bersalah.
Menurut dia, sekolah memberikan keterangan itu karena tidak ada bukti CCTV.
Kemudian keduanya melakukan perdamaian tertulis dan sudah saling meminta maaf.
Dalam kasus ini, meski berakhir MI dinyatakan tidak bersalah, Achmad tidak menuntut pencemaran nama baik.
Sebab sudah ada kejelasan dan mediasi antara kedua belah pihak.
"Saya juga berfikir anak itu ada nakalnya. Saya pikir juga butuh guru. Mungkin hanya kurang ketelitian dalam menangani kasus, yang akhirnya saling memaafkan," kata Achmad.
Pihak keluarga berterima kasih kepada guru di SMK Bhakti Mulia dan berharap jika ada kasus serupa bisa ditangani dengan teliti.
"Kalau dari pihak apotek belum ketemu. Mungkin juga marah karena tertulis di poster itu.Saya minta maaf kepada pihak apotek atas ketidaknyamanannya," ujarnya.
bendahara kelas
bendahara kelas tagih uang kas pakai QRIS
transaksi QRIS
QRIS
TikTok
berita viral
Tribun Jatim
TribunJatim.com
Banda Aceh
Konten Kreator Dikecam karena Sedekah Nasi Isi Tulang Ayam Bekas ke Gelandangan |
![]() |
---|
115 Siswa Mundur dari Sekolah Rakyat, Tak Siap Hidup di Asrama hingga Terpaksa Rawat Orangtua |
![]() |
---|
Gaji Bella Shofie Anggota DPRD yang Didemo karena Malas Ngantor, Dulu Janji Tak Ambil Sepeserpun |
![]() |
---|
Sosok Siswa SMA Dilarang Ortu Game Malah Jadi Hacker Top Tembus NASA, Dapat Penghargaan |
![]() |
---|
Alasan Vino Pemilik Porsche Maafkan Sopir Truk Penabrak Mobilnya, Istri sempat Nangis: Lagi Hemat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.