Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pemilu 2024

Megawati Singgung Dugaan Kecurangan Pemilu Imbas Putusan MK, Pengamat: Tanda Sentilan ke Jokowi

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberikan pernyataan terkait dugaan kecurangan pemilu akibat putusan Mahkamah Konstitusi (MK).

Kolase HO/Istimewa
Menurut pengamat, dalam pernyataan Megawati terkait dugaan kecurangan pemilu imbas putusan MK tersirat kekecewaan dan marah besar ke Presiden Joko Widodo. 

TRIBUNJATIM.COM - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberikan pernyataan terkait dugaan kecurangan pemilu akibat putusan Mahkamah Konstitusi (MK).

Menurut pengamat, dalam pernyataan Megawati tersebut tersirat kekecewaan dan marah besar ke Presiden Joko Widodo.

“Pernyataan Megawati menunjukkan besarnya kekecewaan dan kemarahannya terhadap dinamika politik mutakhir,” kata Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam kepada Kompas.com, Minggu (12/11/2023).

Menurut Umam, pernyataan Megawati seolah menjadi tanda “perpisahan” PDIP dengan Jokowi dan keluarga yang kini berada di kubu bakal calon presiden (capres) Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto.

Memang, dalam pernyataannya, Megawati tak menyinggung nama Jokowi, Prabowo, maupun putra sulung presiden yang jadi bakal calon wakil presiden (cawapres) Koalisi Indonesia Maju, Gibran Rakabuming Raka.

Namun, ketika Megawati dalam pernyataannya menekankan soal sejarah kekuasaan Orde Baru, kata Umam, Presiden kelima RI itu bermaksud menyinggung praktik kekuasaan Jokowi yang sentralistik, dibuktikan dari putusan MK terkait uji materi syarat capres-cawapres yang memuluskan jalan Gibran ke panggung pilpres.

Baca juga: Sosok dan Profil 7 Menteri Disebut Sudah Menghadap ke Megawati Ingin Mundur dari Kabinet Jokowi

“Karena itu, statement Mega yang menyatakan saat ini sudah ada tanda-tanda kecurangan pemilu merupakan sentilan sekaligus pukulan Mega terhadap Jokowi dan keluarganya,” ucap Umam.

Meski marah dan kecewa, lanjut Umam, kali ini Megawati terkesan tidak meledak-ledak, dan justru cenderung sendu.

Megawati disebut sengaja menahan diri untuk tidak menyebut langsung sosok Gibran, Prabowo, atau Jokowi.

Bisa jadi, ini bagian dari strategi politik mendatang.

“Pernyataan Megawati menunjukkan besarnya kekecewaan dan kemarahannya terhadap dinamika politik mutakhir, namun semua itu disampaikan dengan cara yang tidak vulgar, bahkan lebih terkesan sedih,” kata Umam.

“Tampaknya PDIP masih mencoba berhati-hati dan mengantisipasi perubahan peta jika pilpres berjalan dua putaran nanti,” tutur dosen Universitas Paramadina itu.

Adapun dalam pernyataannya, Megawati mengaku sangat prihatin terhadap dinamika politik yang melibatkan MK baru-baru ini.

Mega menyebut, peristiwa ini memperlihatkan terjadinya manipulasi hukum.

Megawati dan Jokowi.
Megawati dan Jokowi. (Kolase HO/Istimewa)

“Apa yang terjadi di Mahkamah Konstitusi akhir-akhir ini telah menyadarkan kita semua bahwa berbagai manipulasi hukum kembali terjadi. Itu semua akibat praktik kekuasaan yang telah mengabaikan kebenaran hakiki, politik atas dasar nurani,” kata Megawati dalam tayangan YouTube PDI Perjuangan, Minggu (12/11/2023).

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved