Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Kota Malang

Atasi Banjir di Kota Malang, Pemerintah Kebut Pembangunan Enam Drainase hingga Lakukan Pengerukan

Untuk mengatasi banjir di Kota Malang, pemerintah kebut pembangunan enam drainase hingga melakukan pengerukan. 

Penulis: Benni Indo | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/Benni Indo
Genangan air membanjiri Jalan Sulfat, Kota Malang, 2023. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Benni Indo

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Pemerintah Kota Malang mencatat, ada 29 titik banjir krusial di Kota Malang.

29 titik yang terdampak banjir di Kota Malang, yaitu dua titik di Kecamatan Blimbing, yang berada dalam kawasan Jalan Sulfat dan Jalan Sunandar Priyo Sudarmo.

Kemudian delapan titik di Kecamatan Lowokwaru, yaitu kawasan Sudimoro, Tlogomas, Jalan Sansivera, Jalan Bunga Cokelat, Jalan Semanggi Barat, Jalan Soekarno Hatta, Jalan Bendungan Sutami dan Jalan Gajayana.

Selanjutnya di Kecamatan Sukun ada sebanyak lima titik, yaitu di Jalan Raya Candi Kelurahan Karangbesuki, Jalan Raya Candi III, Jalan Simpang Mega Mendung, dan Perumahan Sigura-gura.

Sementara itu, Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan Kawasan Pemukiman (DPUPRKP) Kota Malang saat ini tengah merampungkan pembangunan enam drainase untuk menanggulangi banjir.

Kepala DPUPRKP Kota Malang, Dandung Djulharjanto menyatakan, secara keseluruhan ada 43 drainase yang diselesaikan pada 2023.

Pembangunan drainase adalah salah satu solusi penanganan banjir jangka panjang di Kota Malang.

“Penerapan masterplan drainase itu untuk 2023 ini baru sekitar 15 persen. Masterplan ini untuk jangka waktu enam tahun ke depan,” katanya.

Dandung Djulharjanto mengatakan, salah satu penyebab banjir di Kota Malang karena adanya penumpukan sampah dan sedimentasi yang membuat saluran drainase mengalami penyempitan.

Solusi jangka pendek yang akan dilakukan adalah lebih memaksimalkan melakukan pengerukan saluran drainase.

Proses pengerukan saluran drainase ini sudah mulai dilakukan dengan melibatkan Satgas Banjir yang tersebar di seluruh kecamatan di Kota Malang.

Pengerukan dilakukan dengan membersihkan sampah dan sedimen yang mengendap di saluran.

“Selama 2023 ini, kami sudah melakukan pengerukan saluran drainase di ratusan titik dengan melibatkan Satgas Banjir di kecamatan,” katanya.

Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mengungkapkan, intensitas hujan yang turun sempat cukup tinggi sehingga mengakibatkan banjir karena beberapa titik tidak mampu menampung air hujan.

Ia mengatakan telah menginstruksikan kepada perangkat daerah teknis didukung camat, lurah dan Komunitas Tanggap Bencana untuk membantu pembersihan pada lokasi yang terdampak.

"Termasuk memberi bantuan kepada warga terdampak,” ungkapnya.

Saat mengunjungi titik kebanjiran, ditemukan adanya penyempitan daerah aliran sungai yang semula dua meter menjadi 70 cm di wilayah Kelurahan Gadingkasri, Kecamatan Sukun.

Adapun untuk yang di perumahan di Jalan Sigura-gura terpicu oleh tidak berfungsinya saluran drainase serta pembatas perumahan yang secara konstruksi tidak ideal.

"Sementara itu, beberapa titik genangan lainnya adalah titik lama yang saat ini sedang berproses langkah solusinya secara teknis,“ urai Wahyu.

Sementara itu, salah satu warga Kelurahan Gadingkasri yang berdialog langsung dengan Wahyu menyatakan, selain faktor alam dan faktor sarana prasarana seperti drainase yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, penyebab lain pemicu kejadian banjir adalah karena faktor perilaku.

“Karena kami mengalami dan mengetahui secara langsung. Tidak saja cerita tentang kasur yang itu benar adanya, tapi kemarin yang masuk saluran air (irigasi) juga ada lemari,“ ceritanya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved