Debat Capres Cawapres di Pilpres 2024
Pantas Dikutip Mahfud MD, Pilu Cerita Lagu Berita Kepada Kawan Karya Ebiet G Ade: 1 Desa Hilang
Pantas Mahfud MD mengutip lagu karya Ebiet G Ade yang berjudul Berita Kepada Kawan. Ternyata, menyimpan kisah pilu di balik pembuatan lagu itu
Penulis: Ignatia | Editor: Torik Aqua
Sebagian penduduk bisa menyelamatkan diri melalui bukit-bukit yang lebih tinggi dan jalan-jalan setapak yang belum tertutup lahar.
Namun penduduk yang tidak dapat menyelamatkan diri kemudian meninggal karena menghirup gas beracun.
Kondisi jasad korban ditemukan tergeletak di jalanan.
Dikatakan sejumlah warga bahwa jasad tersebut sudah tidak seperti mayat, karena hancur ketika dipegang.
Jumlah Korban Terus Bertambah
BPBD Jateng menyebut bahwa dalam tragedi letusan Kawah Sinila pada 1979 ini menyebabkan jatuhnya korban meninggal dunia sebanyak 149 jiwa, sementara 15.000 jiwa dari 6 desa di Dieng harus diungsikan.
Sementara arsip pemberitaan Harian Kompas, 22 Februari 1979 menyebut bahwa pada awalnya jumlah korban tewas akibat letusan Kawah Sinila yang berjumlah 136 jiwa.
Kemudian Harian Kompas pada (26/02/1979) melaporkan bahwa korban gas beracun Dieng akibat letusan Kawah Sinila bertambah menjadi 149 orang dengan jumlah pengungsi tercatat 998 orang.
Gas beracun akibat letusan tersebut diketahui masih terdeteksi hingga sebulan setelahnya.
Dihapusnya Nama Desa Kepucukan
Dilansir dari laman TribunBanyumas.com, saat ini nama Desa Kepucukan tidak lagi bisa ditemukan di peta.
Ternyata setelah tragedi yang memakan korban jiwa tersebut, nama Desa Kepucukan tidak lagi bisa ditemukan di peta karena telah dihapus secara administratif.
Dikutip dari Kompas.id, memang pasca kejadian tersebut, Desa Kepucukan dinyatakan tidak layak huni akibat adanya gas beracun di kawasan tersebut.
Selain karena tidak layak huni, warga setempat juga banyak yang telah direlokasi baik di sekitar Kecamatan Batur maupun yang diikutkan ke dalam program transmigrasi.
Setelah itu, nama dan lokasi Desa Kepucukan hanya diingat oleh para korban selamat, saksi mata, dan warga setempat yang pernah mendengar tentang tragedi tersebut.
Kandungan Gas Beracun Kawah Sinila
Ahli Geologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Sachrul Iswahyudi ST, MT sempat menjelaskan tentang adanya gas beracun di Dieng kepada TribunBanyumas.com.
Ia menyebut bahwa kandungan panas bumi yang mengandung gas beracun memang menjadi potensi berbahaya di Dieng.
Sachrul menyebut, beberapa gas beracun yang ditemukan dan terkandung tinggi di Dieng di antaranya CO2, H2S, dan SO2.
Lebih lanjut, BPBD Jateng menyebut bahwa gas vulkanik atau gas beracun berupa karbon dioksida (CO2) dapat tersimpan pada permukaan bumi yang lebih dangkal dan terlepas ke permukaan seiring dengan peningkatan kegempaan.
Gas CO2 ini tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mudah terbakar atau bahkan dapat mematikan api.
Selain itu, gas CO2 memiliki berat jenis yang lebih tinggi dari udara sehingga akan selalu berada di bagian bawah dari lapisan udara dan akan berkumpul pada elevasi yang lebih rendah.
Diketahui konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) di Kawah Sinila Dieng pada tahun 1979 tercatat sebesar 200.000 ppm, sementara konsentrasi maksimum CO2 yang tidak membahayakan adalah sebesar 5.000 ppm.
Lirik Lagu Berita Kepada Kawan
Perjalanan ini trasa sangat menyedihkan
Sayang engkau tak duduk disampingku kawan
Banyak cerita yang mestinya kau saksikan
Di tanah kering bebatuan
Tubuhku terguncang dihempas batu jalanan
Hati tergetar menampak kering rerumputan
Perjalanan ini pun seperti jadi saksi
Gembala kecil menangis sedih
Kawan coba dengar apa jawabnya
Ketika ia kutanya mengapa
Bapak ibunya tlah lama mati
Ditelan bencana tanah ini
Sesampainya di laut kukabarkan semuanya
Kepada karang kepada ombak kepada matahari
Tetapi semua diam tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiri terpaku menatap langit
Barangkali di sana ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang
Kawan coba dengar apa jawabnya
Ketika ia kutanya mengapa
Bapak ibunya tlah lama mati
Ditelan bencana tanah ini
Sesampainya di laut kukabarkan semuanya
Kepada karang kepada ombak kepada matahari
Tetapi semua diam tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiri terpaku menatap langit
Barangkali di sana ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Berita Artis dan Berita Jatim lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com
Debat Capres Cawapres di Pilpres 2024
Mahfud MD
Ebiet G Ade
Tribun Jatim
TribunJatim.com
Kawah Sinila
Jawa Tengah
Pendukung Prabowo dan Anies Ikut Nobar Debat Ketiga Capres 2024 Relawan Ganjar-Mahfud Bojonegoro |
![]() |
---|
TPD Jatim Puas dengan Performa Ganjar Pranowo dalam Debat Ketiga Capres : Menguasai Bidang |
![]() |
---|
Debat Cawapres Bakal ada Hal yang Berbeda, Cak Imin, Gibran dan Mahfud MD Hanya Boleh Bawa Dua Alat |
![]() |
---|
Jelang Debat Cawapres: Cak Imin Deg-degan, Gibran Dalami Materi, Mahfud MD Tanpa Persiapan Khusus |
![]() |
---|
Sosok Alfito Deannova & Liviana Cherlisa, Moderator Debat Kedua Pilpres 2024, Cawapres Bahas 8 Tema |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.