Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Debat Capres Cawapres di Pilpres 2024

Pantas Dikutip Mahfud MD, Pilu Cerita Lagu Berita Kepada Kawan Karya Ebiet G Ade: 1 Desa Hilang

Pantas Mahfud MD mengutip lagu karya Ebiet G Ade yang berjudul Berita Kepada Kawan. Ternyata, menyimpan kisah pilu di balik pembuatan lagu itu

Penulis: Ignatia | Editor: Torik Aqua
Youtube dan Dok. Shutterstock/Akhmad Dody Firmansyah
Ilustrasi Kawah Sikidang, Dieng - Mahfud MD memberikan statemen penutup sambil menyanyikan sepenggal lagu Berita Kepada Kawan karya Ebiet G Ade 

Sebagian penduduk bisa menyelamatkan diri melalui bukit-bukit yang lebih tinggi dan jalan-jalan setapak yang belum tertutup lahar.

Namun penduduk yang tidak dapat menyelamatkan diri kemudian meninggal karena menghirup gas beracun.

Kondisi jasad korban ditemukan tergeletak di jalanan.

Dikatakan sejumlah warga bahwa jasad tersebut sudah tidak seperti mayat, karena hancur ketika dipegang.

Jumlah Korban Terus Bertambah
BPBD Jateng menyebut bahwa dalam tragedi letusan Kawah Sinila pada 1979 ini menyebabkan jatuhnya korban meninggal dunia sebanyak 149 jiwa, sementara 15.000 jiwa dari 6 desa di Dieng harus diungsikan.

Sementara arsip pemberitaan Harian Kompas, 22 Februari 1979 menyebut bahwa pada awalnya jumlah korban tewas akibat letusan Kawah Sinila yang berjumlah 136 jiwa.

Kemudian Harian Kompas pada (26/02/1979) melaporkan bahwa korban gas beracun Dieng akibat letusan Kawah Sinila bertambah menjadi 149 orang dengan jumlah pengungsi tercatat 998 orang.

Gas beracun akibat letusan tersebut diketahui masih terdeteksi hingga sebulan setelahnya.

Dihapusnya Nama Desa Kepucukan

Dilansir dari laman TribunBanyumas.com, saat ini nama Desa Kepucukan tidak lagi bisa ditemukan di peta.

Ternyata setelah tragedi yang memakan korban jiwa tersebut, nama Desa Kepucukan tidak lagi bisa ditemukan di peta karena telah dihapus secara administratif.

Dikutip dari Kompas.id, memang pasca kejadian tersebut, Desa Kepucukan dinyatakan tidak layak huni akibat adanya gas beracun di kawasan tersebut.

Selain karena tidak layak huni, warga setempat juga banyak yang telah direlokasi baik di sekitar Kecamatan Batur maupun yang diikutkan ke dalam program transmigrasi.

Setelah itu, nama dan lokasi Desa Kepucukan hanya diingat oleh para korban selamat, saksi mata, dan warga setempat yang pernah mendengar tentang tragedi tersebut.

Kandungan Gas Beracun Kawah Sinila

Ahli Geologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Sachrul Iswahyudi ST, MT sempat menjelaskan tentang adanya gas beracun di Dieng kepada TribunBanyumas.com.

Ia menyebut bahwa kandungan panas bumi yang mengandung gas beracun memang menjadi potensi berbahaya di Dieng.

Sachrul menyebut, beberapa gas beracun yang ditemukan dan terkandung tinggi di Dieng di antaranya CO2, H2S, dan SO2.

Lebih lanjut, BPBD Jateng menyebut bahwa gas vulkanik atau gas beracun berupa karbon dioksida (CO2) dapat tersimpan pada permukaan bumi yang lebih dangkal dan terlepas ke permukaan seiring dengan peningkatan kegempaan.

Gas CO2 ini tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mudah terbakar atau bahkan dapat mematikan api.

Selain itu, gas CO2 memiliki berat jenis yang lebih tinggi dari udara sehingga akan selalu berada di bagian bawah dari lapisan udara dan akan berkumpul pada elevasi yang lebih rendah.

Diketahui konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) di Kawah Sinila Dieng pada tahun 1979 tercatat sebesar 200.000 ppm, sementara konsentrasi maksimum CO2 yang tidak membahayakan adalah sebesar 5.000 ppm.

Lirik Lagu Berita Kepada Kawan

Perjalanan ini trasa sangat menyedihkan

Sayang engkau tak duduk disampingku kawan

Banyak cerita yang mestinya kau saksikan

Di tanah kering bebatuan

Tubuhku terguncang dihempas batu jalanan

Hati tergetar menampak kering rerumputan

Perjalanan ini pun seperti jadi saksi

Gembala kecil menangis sedih

Kawan coba dengar apa jawabnya

Ketika ia kutanya mengapa

Bapak ibunya tlah lama mati

Ditelan bencana tanah ini

Sesampainya di laut kukabarkan semuanya

Kepada karang kepada ombak kepada matahari

Tetapi semua diam tetapi semua bisu

Tinggal aku sendiri terpaku menatap langit

Barangkali di sana ada jawabnya

Mengapa di tanahku terjadi bencana

Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita

Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa

Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita

Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang

Kawan coba dengar apa jawabnya

Ketika ia kutanya mengapa

Bapak ibunya tlah lama mati

Ditelan bencana tanah ini

Sesampainya di laut kukabarkan semuanya

Kepada karang kepada ombak kepada matahari

Tetapi semua diam tetapi semua bisu

Tinggal aku sendiri terpaku menatap langit

Barangkali di sana ada jawabnya

Mengapa di tanahku terjadi bencana

Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita

Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa

Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita

Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Berita Artis dan Berita Jatim lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved