Berita Viral
Pantas Pemilik Ogah Jual Burungnya Rp 1,2 M, Beber Rahasia Buat Cendet Pintar: Sedikit Demi Sedikit
Keputusan pria pemilik burung cendet tak mau peliharaannya dijual Rp 1,2 miliar tengah menjadi sorotan. Diketahui, burung cendet itu bernama Rama.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
Bahkan bisa lebih dari 40 sentimeter.
"Kalau di tempat saya panjang ekornya 36 sampai 37 sentimeter," ujarnya ditemui Minggu (15/10/2023).
Pemilik peternakan Murai Batu Ekor Panjang Mahottama BF ini menyebut, harga murai batu impor lebih tinggi dibandingkan yang lokal. Kata dia, harga burung murai batu lokal anakan usia 1 hingga 2 bulan berkisar Rp1 juta hingga Rp2,5 juta.
"Sedangkan untuk murai batu lokal juara, harganya berkisar Rp5 juta sampai Rp10 juta," sebutnya, melansir dari TribunBali.
Lanjut Susila, di usia yang sama yakni 1 sampai 2 bulan, harga murai batu ekor panjang/impor justru lebih mahal. Pada saat pandemi Covid-19, harganya berkisar Rp5 juta sampai Rp25 juta.
"Bahkan pada saat Covid-19, saya pernah jual anakan di harga Rp39 juta. Itu usia 2 bulan. Kalau harga sekarang, itu harga anakan Rp5 juta sampai Rp15 juta," ungkapnya.
Penurunan harga pasca pandemi ini, dikarenakan pola hidup masyarakat yang berubah.
Kata Susila, pada saat pandemi di mana ada pembatasan aktivitas, banyak masyarakat memilih memelihara burung sebagai hiburan.
Sebaliknya karena saat ini aktivitas masyarakat sudah kembali normal, permintaan pasar saat ini lebih banyak ke murai batu impor dewasa, yakni usia 6 sampai 7 bulan.
Baca juga: Mau Beli Burung, Bocah 7 Tahun Malah Laporkan Ibunya ke Polisi, Akhirnya Disadarkan Kapolsek
Di usia ini, burung murai batu impor sudah mengeluarkan kicauan.
"Harganya juga cenderung lebih stabil. Rata-rata berkisar Rp10 juta hingga Rp15 juta. Tergantung panjang ekornya," kata dia.
Walaupun tergolong mudah membudidayakan burung ini, Susila tak menampik ada kendala. Misalnya pada musim kemarau, di mana terjadi penurunan produksi.
"Kalau dulu 10 sampai 20 ekor sebulan. Sekarang hanya 7 ekor sebulan," ucapnya.
Saat ini Susila memiliki 16 pasang indukan murai batu impor. Biasanya burung murai impor bertelur selama setahun, dengan masa jeda selama empat bulan.
Baca juga: Pemburu Burung di Jember ini Tersengat Listrik dan Jatuh saat Memanjat Pohon, Tewas Seketika di TKP
Selama 12 tahun berkecimpung di budidaya murai batu impor, Susila mengaku sudah menghasilkan lebih dari 700 ekor anakan murai batu, yang tersebar di seluruh Indonesia bahkan hingga ke luar negeri. Bahkan tak jarang murai batu hasil budidaya Mahottama BF memenangi lomba.
"Kebanyakan pembeli biasanya datang langsung kesini. Ada juga pengepul dari Jawa yang secara khusus beli di sini."
"Selanjutnya dia jual lagi ke wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan, bahkan ke Malaysia hingga Singapura. Kalau saya hanya fokus membudidayakan saja," kata Pria asal Banjar Antugan, Desa Jehem, Kecamatan Tembuku, Bangli itu.
Berkat kejeliannya melihat peluang, Susila mampu menambah penghasilan rata-rata Rp10 juta per bulan, di luar penghasilan tetapnya sebagai Kepala Sekolah SMKN 1 Bangli.
Ia juga mampu membiayai pendidikan anaknya hingga jenjang perkuliahan di jurusan kedokteran salah satu universitas negeri di Bali.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Haqi
burung cendet
burung peliharannya ditawar Rp 1 miliar
berita viral
viral di media sosial
TribunJatim.com
Tribun Jatim
| Viral Istri Suci Kirim Papan Bunga Wisuda ke Mahasiswi Diduga Selingkuhan Suaminya: Dokter Gatal |
|
|---|
| Warung Bakso Babi Puluhan Tahun Jualan Tidak Pasang Tanda Nonhalal, Penjual sempat Keberatan |
|
|---|
| Wabup Tindak Penjual Bakso Babi yang Tak Cantumkan Label Non-Halal, Tempelan HVS 'B2' Dirasa Kurang |
|
|---|
| Bupati Syok Rica Bocah 12 Tahun Rawat Ayah Lumpuh Bukannya Sekolah, Pemerintah Langsung Turun |
|
|---|
| Relawan Geruduk Kantor Kepala Dapur Protes Gaji Sudah Kecil Masih Dipotong, Lembur Tak Dibayar |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.