Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok Bocah Asal Trenggalek yang Karyanya Tembus ke Amerika, Tulis 40 Novel, Masuk Top Chart Inggris

Sosok seorang bocah asal Trenggalek memiliki karya tulis berupa novel yang ternyata meraih top chart tertinggi tingkat Inggris-Amerika.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TribunStyle.com
Bocah asal Trenggalek yang sangat berprestasi karena ciptakan 40 buku tembus Amerika Serikat 

TRIBUNJATIM.COM - Seorang anak berusia 11 tahun dari Trenggalek sedang menjadi sorotan hangat di media sosial. 

Ia viral di Amerika Serikat karena telah merilis puluhan buku dalam bahasa Inggris.

Ya, dia adalah Muhammad DeLiang Al-Farabi.

Bocah ajaib asal Indonesia ini diketahui berhasil jadi penulis dan menerbitkan 40 buku.

Bahkan karyanya tembus jajaran best seller Amazon USA dan UK.

Dikatakan, 8 dari 40 buku yang ditulis sudah berhasil diterbitkan dan masuk ‘Top 15 Amazon’ dalam kategori Dark Comedy.

Di usianya yang masih belia, prestasi DeLiang ini membuat decak kagum banyak orang.

Tak terkecuali bagi kedua orang tuanya, yang begitu bangga dengan pencapaian yang diraih sang putra tercinta.

Sejumlah media pun mulai aktif mengulik informasi tentang DeLiang.

DeLiang memiliki nama lengkap Muhammad DeLiang Al-Farabi.

Baca juga: Mengandung 4 Bulan, Ibu Hamil Syok Suami Main Gila Sama Wanita, Pilu Sosok Pelakor Keluarga Sedarah

Diketahui, DeLiang lahir di Taipei, Taiwan, 18 Juni 2012.

Ia merupakan putra Ario Muhammad dan Ratih Nur Esti Anggraini.

Meskipun lahir di Taiwan, anak ajaib berusia 11 tahun ini dibesarkan di Bristol, Inggris.

DeLiang merupakan seorang penulis 30 buku dalam bentuk bahasa Inggris.

Bocah asal Trenggalek
Bocah asal Trenggalek (TribunStyle.com)

Dan 9 di antaranya berupa novel.

Pada saat usianya baru menginjak 10 tahun, DeLiang sudah mampu mendapatkan royalti pertama sebesar Rp20 juta.

Kesuksesannya menulis buku full bahasa Inggris tak lepas dari hobinya yakni membaca.

Dalam setahun, ia mampu membaca ratusan buku.

Kegemaran membaca ini menumbuhkan kemampuan DeLiang dalam menulis bukunya sendiri. 

Bocah 11 tahun asal Trenggalek
Bocah 11 tahun asal Trenggalek (Instagram)

Prestasinya pun tak cukup sampai di situ.

DeLiang berhasil membawa 2 novel karyanya hingga tembus Top 15 kategori Dark Comedy Amazon Amerika Serikat dan Inggris.

Salah satu buku karyanya bahkan dirilis oleh penerbit London.

Selain pandai menulis, Deliang Al-Farabi juga diajarkan orang tuanya untuk mahir dalam public speaking.

Seperti dalam salah satu unggahan sang ayah, Ario Muhammad, Deliang Al-Farabi nampak berbicara mengenai karakter favorit di novelnya dalam sebuah forum seminar.

Menurut Ario Muhammad, hal tersebut memang ia biasakan kepada sang anak.

Bahkan, Deliang Al-Farabi sudah belasan kali mengisi seminar di dalam dan luar negeri, salah satunya Polandia.

Ia juga pernah mengisi seminar literasi bagi mahasiswa semester 5 di salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang terletak di Jawa Timur.

Bocah asal Trenggalek
Bocah asal Trenggalek (Instagram)

Sukses di usia 11 tahun, DeLiang sempat memberikan pesan untuk anak-anak sepantarannya.

Menurutnya, beberapa anak seusianya itu kebanyakan pendiam dan tidak melakukan apa-apa.

Namun, di balik itu semua, mereka memiliki hal keren yang belum pernah disadari. 

Itu sebabnya, peran orang tua sangat dibutuhkan untuk membantu buah hati mereka dalam menggali serta potensi diri anak. 

Bocah asal Indonesia lain yang juga berprestasi adalah bocah asal NTT ini.

 

Seorang bocah NTT yang menjuarai lomba matematika kelas dunia berhasil mengalahkan 7000 peserta dunia dan menjadi juara.

Bocah NTT ini menjadi sorotan setelah menolak hadiah mobil dan laptop.

Siapa sebenarnya bocah NTT yang berhasil melibas 7000 peserta?

Belakangan terungkap bahwa bocah satu ini memiliki kepintaran mengerjakan soal matematika di atas rata-rata teman-temannya.

Ada kurang lebih 7000 peserta yang berhasil dikalahkan oleh sosok bernama Nono (8) .

Ia akhirnya dibicarakan di media sosial karena kepandaiannya.

Nono belakangan menjadi sorotan setelah kepergok menolak hadiah yang fantastis.

Nono merupakan seorang murid SDN Inpres Buraen 2, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Pemilik nama lengkap Caesar Archangels Hendrik Meo Thunay ini berhasil juarai lomba matematika internasional menyingkirkan 7000 peserta dari seluruh dunia.

Baca juga: Remaja di Banyuwangi Dikeroyok saat Isi Bensin, Lari ke Petugas SPBU, Video Serangan Brutalnya Viral

Melansir Tribun Bali, Nono berhasil meraih Juara satu lomba matematika Internasional Abacus World Competition.

Dalam kompetisi tersebut, Nono berhasil menyingkirkan 7.000 peserta dari seluruh dunia.

International Abacus World Competition yang diikuti Nono merupakan wadah perlombaan matematika untuk seluruh murid Abacus Brain Gym di seluruh dunia.

Nono berhasil berada di posisi pertama, sedangkan posisi kedua diduduki peserta dari Qatar dan ketiga dari USA.

Bocah NTT yang viral
Bocah NTT yang viral (Instagram)

Dilansir Tribun Jatim dari Tribun-Flores, sosok Nono ternyata punya kebiasaan yang tak kalah mengejutkan.

Rupanya, anak usia delapan tahun itu mengaku pintar karena sangat setia kepada Tuhan.

Nono mengaku bisa menjadi menjadi pintar karena membaca Alkitab dan berdoa, rendah hati dan terus berlatih.

"Nono diajarkan sebelum belajar harus membaca Alkitab dan berdoa. Itu yang selalu diajarkan," ungkap Nuryati ibunda Nono.

Ia menceritakan bahwa Nono merupakan siswa binaan Yayasan Pendidikan Astra – Michael D. Ruslim (YPA-MDR) dan kebetulan Nuryati menjadi guru Matematika binaan Astra.

Baca juga: Arti Kata 3 Bahasa Gaul dari Lagu Viral di TikTok: No Comment Itu Derita Elo, Vibe, dan Aiya Susanti

"Awalnya saya ikut kegiatan gasing (metode matematika gampang, asik dan menyenangkan). Setelah itu, saya mengikuti pelatihan di Tangerang-Jakarta selama dua bulan. Sepulang dari pelatihan saya mencoba mengajarkan metode gasing tersebut ke Nono, dengan menggunakan fasilitas-fasilitas dari Astra," ujarnya.

Dengan menggunakan metode ini ternyata Nono sangat cepat dalam menghitung.

"Jujur, selama ini saya dampingi dia dalam mengajar matematika. Tapi saya lambat. Saya tidak cepat seperti Nono. Kalau saya tes dia, saya harus hitung pake kalkulator. Dia bisa menghitung cepat dalam kalkulasi bagi," tambahnya.

Ia berharap agar kedepan itu perlu merubah pola belajar anak.

"Kita tidak perlu mengekangkan tentang kekerasan. Ini saya buktikan saat binaan Astra. Kita perlu memberi semangat buat anak-anak. Karena kebanyakan kita jarang memberikan spirit kepada anak-anak. Kita harus mengembangkan talenta sesuai yang Tuhan kasih. Nono itu hanya sebagai motivasi buat anak-anak agar bisa berprestasi," pintanya.

Gubernur NTT, Viktor Laiskodat mengaku merasa senang dan bangga atas prestasi yang dicapai Nono.

“Saya merasa senang dan bangga melihat anak seperti nono yang cerdas dan membanggakan NTT tetapi juga dunia dan peran guru yang sangat penting," ungkap Viktor Laiskodat dilansir Tribun-Flores.

Keberhasilan Nono, diakui Viktor Laiskodat tidak terlepas dari peran guru sebagai garda terdepan dalam mencerdaskan anak bangsa.

Baca juga: Arti Kata Feel, Bahasa Gaul Kekinian yang Gambarkan Perasaan Seseorang, Simak Contoh Penggunaannya

Ia mengatakan tangungjawab seorang guru dalam kegiatan pendidikan masih panjang, anak-anak harus mandiri dan basiknya harus dijaga.

“Peran guru sangat penting dan baik dalam dunia pendidikan dan yang bertanggung jawab untuk mencerdaskan anak," tegas Viktor Laiskodat.

Setiap anak menurut Viktor Laiskodat, harus didik menjadi cerdas karena para guru sedang membentuk sumber daya manusia, sehingga tidak harus dilakukan dengan kekuatan fisik karena para guru bukan sedang membangun robot.

Ia juga meminta bupati dan kadis pendidikan agar bisa mereplikasi metode belajar dari ASTRA agar hasilnya optimal dan tepat sasaran.

Bupati Kupang, Drs. Korinus Masneno menyampaikan apresiasi kepada Astra yang sudah menfasilitasi Nono untuk mengikuti lomba matematika tingkat Internasional Abacus World Competition.

Baca juga: Ria Ricis Dihujat Imbas Paksa Catheez Cerita Masalah Keluarga, Ibu Moana Dianggap Tak Punya Empati

"Kita bersyukur karena Astra sudah menfasilitasi Nono untuk mengikuti lomba matematika tingkat Internasional Abacus World Competition sehingga mendapat juara satu," ujar Masneno.

Menurut Masneno, Pemerintah Kabupaten Kupang saat ini sedang melakukan kerjasama dengan Astra.

"Kedepan metode yang digunakan Astra, kita akan terapkan di murid-murid yang lain," tutupnya.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved