Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pemilu 2024

Respon TKD Prabowo-Gibran Jatim Soal Film Dirty Vote: Masyarakat Tak Mudah Terpengaruh Propaganda

Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran Jawa Timur optimis masyarakat tak akan mudah terprovokasi dengan adanya film Dirty Vote.

TRIBUNJATIM.COM/BOBBY KOLOWAY
Ketua TKD Prabowo-Gibran Jatim Boedi Prijosoeprajitno saat memberikan arahan di Surabaya beberapa waktu lalu. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Koloway

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran Jawa Timur optimis masyarakat tak akan mudah terprovokasi dengan adanya film Dirty Vote.

Muncul saat masa tenang, TKD Prabowo-Gibran Jatim menganggap hal ini tak banyak mempengaruhi pilihan masyarakat.

TKD Jatim menilai, isi film mengarah pada kepentingan pihak tertentu saja.

"Saya lihat film ini isinya banyak bias," kata Ketua TKD Prabowo-Gibran Jatim Boedi Prijosoeprajitno dikonfirmasi di Surabaya, Selasa (13/2/2024).

"Beberapa hal menunjukkan bahwa film ini dibuat dengan metode selective bias. Artinya, data-data yang ditampilkan diambil parsial untuk merugikan paslon tertentu dan menguntungkan kelompok mereka," ujar Boedi.

Baca juga: TKD Jatim Pastikan Putusan DKPP Tak Berkaitan dengan Pencalonan Gibran, Pemenangan Jalan Terus

Boedi pun menyayangkan hal ini karena tayang saat masa tenang pemilu. "Kita sudah paham polanya. Ngaku-ngaku edukasi tapi filmnya kok cuma muncul tiap 5 tahun sekali." Ujar Boedi.

Hal tersebut juga mengusik kondusifitas masa tenang. "5 Tahun yang lalu juga muncul film serupa dari pembuat yang sama bernama Sexy Killers untuk menjelek jelekkan pak Jokowi di masa tenang kampanye," katanya.

"Namun ternyata, film tersebut nggak ngefek terhadap suara pak Jokowi di Jatim dan beliau tetap menang. Artinya, film propaganda serupa juga nggak akan pengaruh untuk warga Jatim," Tambah Boedi yang juga mantan Kepala Bapenda Jatim ini.

Boedi kembali mengingatkan di masa tenang ini untuk seluruh masyarakat terus menjaga kondusifitas. "Jangan ikut-ikutan menyebarkan narasi propaganda negatif yang kontraproduktif. Mari fokus mengawal pilpres 2024 dengan damai dan riang gembira," tandasnya.

Baca juga: TKD Jatim Apresiasi Prabowo Rasional dalam Debat Capres Ketiga: Ada Data dan Fakta!

Untuk diketahui, Masa tenang untuk Pemilu 2024 dimulai dari 11-13 Februari. Masa tenang ini diatur dalam Peraturan KPU (PKPU) Nomor 15 Tahun 2023 tentang Kampanye Pemilihan Umum.

Masa tenang adalah masa yang tidak dapat digunakan untuk melakukan aktivitas kampanye Pemilu. Sehingga, tidak boleh ada aktivitas kampanye apapun sebagaimana diatur dalam Pasal 27 Ayat (4) PKPU Nomor 15 Tahun 2023.

Begitu pula dengan media massa cetak, media daring, media sosial, dan lembaga penyiaran. Selama masa tenang dilarang menyiarkan berita, iklan, rekam jejak, atau bentuk lainnya yang mengarah kepada kegiatan kampanye.

Selama Masa Tenang, media massa cetak, Media Daring, Media Sosial, dan Lembaga Penyiaran dilarang menyiarkan berita, iklan, rekam jejak, atau bentuk lainnya yang mengarah kepada kepentingan Kampanye Pemilu yang menguntungkan atau merugikan Peserta Pemilu.

Sebelumnya, Film dokumenter Dirty Vote yang disutradarai oleh Dandhy Dwi Laksono tayang melalui platform YouTube pada 11 Februari lalu. Dalam siaran tertulisnya, Dandhy menyampaikan film itu bentuk edukasi untuk masyarakat yang pada 14 Februari 2024 akan menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu 2024.

Dia menambahkan, melibatkan 20 lembaga, antara lain Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Bangsa Mahardika, Ekspedisi Indonesia Baru, Ekuatorial, Fraksi Rakyat Indonesia, Perludem, Indonesia Corruption Watch, JATAM, Lokataru, LBH Pers, WALHI, Yayasan Kurawal, dan YLBHI. 

 

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved