Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pilpres 2024

Pemakaman Ketua KPPS di Wonokromo Surabaya, Sang Anak Pingsan usai Taburkan Bunga : Paling Dekat

Pemakaman Ketua KPPS di Wonokromo Surabaya, Sang Anak Pingsan usai Taburkan Bunga : Paling Dekat

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Samsul Arifin
TribunJatim.com/Luhur Pambudi
Saat anak kedua Joko Budiono pingsan dan digendong anggota kerabat lainnya 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Isak tangis mewarnai pemakaman Joko Budiono Ketua KPPS TPS 042 Ngagelrejo, Wonokromo, Surabaya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputih, Sukolilo, Surabaya, pada Jumat (16/2/2024) sore. 

Informasinya, bapak tiga anak itu akhirnya mengembuskan nafas terakhir pukul 07.30 WIB, Jumat (16/2/2024), setelah menjalani perawatan di RSUD dr Soetomo Surabaya, selama tiga hari, sejak hari pencoblosan pada Rabu (14/2/2024). 

Saking tak kuasanya menahan kesedihan mendalam, membuat anak kedua Joko Budiono, ambruk dan pingsan, usai menaburkan bunga di pusara sang ayahanda. 

Tak pelak, tubuh pemuda bertubuh tinggi itu, terpaksa dibopong oleh paman, bibi, dan kerabatnya yang lain dari area pemakaman hingga ke dalam mobil pengantar rombongan pelayat. 

"Yang pingsan itu anak paling dekat dengan ayahnya," ujar Wakil Ketua RT 02 Hadori Ahyar saat ditemui TribunJatim.com di TPU Keputih, Jumat (16/2/2024) sore. 

Baca juga: BREAKING NEWS: Ambruk saat Hendak Hitung Suara, Ketua KPPS di Wonokromo Surabaya Meninggal Dunia

Hadori Ahyar menceritakan, Joko Budiono diketahui sempat mengeluhkan bahwa kondisi tubuhnya tak enak atau dalam keadaan sakit sejak sebulan sebelum hari pencoblosan. 

Kendati, mengalami kondisi kesehatan itu, Joko Budiono tetap berupaya melaksanakan tugasnya sebagai penyelenggara Pemilu 2024 di wilayah permukimannya. 

"Sebulan sebelumnya sakit, tapi H-1 dia dipaksakan kuat, gak mau meninggalkan tugas. Iya, dalam keadaan sakit, beliau tetap jalankan tugas," katanya. 

Seingat Hadori Ahyar, Joko Budiono ambruk dan pingsan sekitar pukul 14.00 WIB, pada hari pencoblosan itu. 

Bahkan sebelum itu, Joko sempat meminta izin kepada dirinya untuk beristirahat dengan merebahkan badan di area teras rumahnya. 

Maklum, area teras depan rumah Hadori Ahyar, pada hari itu, memang telah dipilih oleh pihak kelurahan untuk dimanfaatkan sebagai area TPS 042 bagi warga RT 02.

Hadori Ahyar akhirnya menyadari bahwa kondisi kesehatan Joko Budiono makin memburuk, saat diberi jatah makan siang pada momen jeda istirahat sebelum penghitungan suara. 

Pasalnya, tubuh Joko Budiono makin lunglai, dan tak lagi dapat mengunyah makanan yang disuapkan kepadanya. 

Puncaknya, saat Joko Budiono tak lagi dapat menopang berat tubuhnya, hingga ambruk pingsan dan tak sadarkan diri. 

"Saat pemilu dia sempat tidur di tempat saya. Di hari H. Dia tidur, lalu bangun, saat istirahat jam makan, dia gak bisa makan. Dari situ dibawa ke RS," jelasnya. 

Sejak pertama kali menjalani perawatan di RSUD dr Soetomo Surabaya, Joko Budiono diketahui dalam keadaan pingsan atau tak sadarkan diri, selama satu hari dua malam. 

Menurut Hadori Ahyar, kondisi tersebut merupakan fase kritis yang dilalui oleh Joko Budiono. 

Kendati sempat melewati fase kritis tersebut, nyatanya tak kunjung membuat kondisi kesehatan Joko Budiono berangsur pulih secara signifikan.

Hingga akhirnya Joko Budiono dikabarkan mengembuskan nafas terakhir sekitar pukul 07.30 WIB, pada Jumat (16/2/2024). 

"Iya 1 hari 2 malam pingsan, gak sadar diri, sampai kamis. Jumat tadi jam 07.30 meninggal. Kritis sejak 2 hari itu, sejak dibawa ke RS sudah kritis dan koma. Iya sejak awal masuk sudah kritis, gak ingat apa-apa," ungkapnya. 

Disinggung mengenai firasat ataupun pesan terakhir sebelum Joko Budiono tak sadarkan diri. 

Hadori Ahyar mengaku, tidak mendapati adanya hal tersebut, selain ucapan terakhir dari Joko Budiono yang meminta izin kepadanya untuk diperbolehkan 'rebahan' di teras rumahnya di sela berlangsungnya pencoblosan. 

"Gak ada. Cuma dia; saya numpang istirahat di sini. Kan kebetulan TPS 42 itu ada di depan rumah saya," terangnya. 

Mengenai sosok kesehariannya, Hadori Ahyar menceritakan, dirinya dan Joko Budiono dilantik sebagai Ketua dan Wakil Ketua RT 02 sejak Januari 2024.

Selama mengemban amanah sebagai Ketua RT 02, Joko Budiono dikenal sebagai sosok pemimpin yang supel, amanah, baik dan penyabar. 

"Beliau sabar, supel, enak. Meskipun orang kampung unjuk rasa, dia sabar," pungkasnya. 

Sementara itu, anak sulung Joko Budiono, berinisial R mengatakan, meninggalnya sang ayahanda disebabkan karena sakit. 

"Iya sakit," ujarnya singkat saat ditemui awak media seusai menghadiri prosesi pemakaman jenazah ayahandanya di TPU Keputih, Sukolilo, Surabaya, Jumat sore. 

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved