Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pemilu 2024

Isi Ramalan Jayabaya tentang Prabowo, Sosok Satrio Piningit, Disebut Bawa Kemakmuran untuk Indonesia

Isi ramalan jayabaya tentang Prabowo Subianto kembali mencuat dalam percakapan publik seiring dengan proses penghitungan suara Pilpres 2024.

|
Intisari/YouTube/KPU RI
Ilustrasi ramalan Jayabaya tentang Prabowo Subianto, Capres No 02. Isi ramalan jayabaya tentang Prabowo Subianto kembali mencuat dalam percakapan publik seiring dengan proses penghitungan suara Pilpres 2024. 

TRIBUNJATIM.COM - Berikut ini ulasan terkait ramalan jayabaya tentang Prabowo pada Pilpres 2024.

Kali ini ramalan jayabaya ditujukan untuk Prabowo Subianto, sosok Satrio disebut-sebut.

Apakah paslon No 02 ini bakal menang?

Isi ramalan jayabaya tentang Prabowo Subianto kembali mencuat dalam percakapan publik seiring dengan proses penghitungan suara Pilpres 2024.

Hasil sementara Real Count Pilpres 2024 yang diterbitkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjukkan dominasi suara bagi pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Dalam pembaruan terakhir Real Count Pilpres 2024 Sabtu (17/02/24) pada pukul 11.00, pasangan Capres-Cawapres Prabowo - Gibran meraih suara sebesar 64,16 persen.

Sementara pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar mendapatkan 24,64 persen, dan pasangan Ganjar Pranowo - Mahfud MD mendapat suara terendah yaitu 17,9 persen.

Baca juga: Terjawab Alasan Penarikan Paving oleh Caleg di Banyuwangi, Akui Soal Komunikasi Relawan: Kesalahan

Kemunculan hasil suara yang kuat bagi Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024 menimbulkan spekulasi seputar ramalan Jayabaya yang mengaitkan dirinya dengan sosok Satrio Piningit.

Melansir dari Intisari via Tribun Jatim, dalam ramalan tersebut, sosok Satrio ini dijelaskan sebagai pemimpin yang akan muncul di akhir zaman untuk membawa keadilan dan kemakmuran bagi Indonesia.

Ramalan tersebut menggambarkan Prabowo sebagai Satrio Piningit yang akan menggantikan Joko Widodo, presiden saat itu, dan membawa Indonesia menuju kejayaan serta memperbaiki kondisi pertanian yang subur kembali.

Jayabaya dikenal sebagai raja yang memiliki kemampuan meramal masa depan, bahkan sampai tujuh presiden Indonesia.

Ramalan Jayabaya ini dikenal dengan istilah Notonegoro, yang artinya menata negara.

Baca juga: Nasib Ketua KPPS yang Rumahnya Dilempari Bom Bondet, Bersyukur Anak Selamat, Sempat Tidur di TKP

Selain ramalan Jayabaya, ramalan dari Gus Dur juga menyoroti potensi Prabowo Subianto sebagai seorang prajurit yang memiliki kemungkinan menjadi presiden di usia tua.

Diketahui Prabowo lahir pada tanggal 17 Oktober 1951, yang berarti ia akan berusia 73 tahun pada tahun 2024.

Sebagai perbandingan, Joko Widodo saat ini berusia 60 tahun, sementara Susilo Bambang Yudhoyono saat pensiun dari jabatan presiden berusia 65 tahun.

Gus Dur menekankan bahwa Prabowo adalah patriot yang mencintai negara dan memiliki potensi menjadi pemimpin yang baik jika belajar dari pengalaman masa lalunya.

Meskipun spekulatif, beberapa pertimbangan muncul untuk menjawab apakah Prabowo Subianto adalah Satrio Piningit yang diramalkan oleh Jayabaya dan Gus Dur.

Prabowo memiliki latar belakang sebagai seorang prajurit dan patriot, usia yang memasuki tahap senja, serta visi untuk menata Indonesia sesuai dengan cita-cita proklamasi.

Prabowo Memiliki Catatan Buruk

Ilustrasi ramalan Jayabaya tentang Prabowo Subianto
Ilustrasi ramalan Jayabaya tentang Prabowo Subianto, Capres No 02.

Masih mengutip TribunJatim, Prabowo Subianto memiliki catatan buruk di masa lalu yang masih menimbulkan kontroversi dan kritik.

Ia pernah dituduh terlibat dalam penculikan aktivis pro-demokrasi pada tahun 1998, serta dalam kerusuhan yang menggulingkan Soeharto dari kekuasaan.

Ia juga pernah dipecat dari TNI karena dianggap melanggar kode etik militer.

Ia juga sering dianggap sebagai sosok yang keras, otoriter, dan ambisius, yang tidak sesuai dengan karakteristik Satrio Piningit yang diharapkan sebagai pemimpin yang bijaksana, adil, dan rendah hati.

Dengan demikian, apakah Prabowo Subianto akan menjadi presiden di usia senjanya seperti ramalan Gus Dur atau apakah dia adalah Satrio Piningit yang diharapkan oleh ramalan Jayabaya, hanya waktu yang dapat memberikan jawaban pasti.

Yang jelas, Prabowo harus terus berjuang dan belajar untuk menjadi pemimpin yang lebih baik bagi Indonesia.

Baca juga: Susunan Kabinet Prabowo yang Viral Dibantah TKN, Sang Capres Masih Buka Peluang Parpol Lain Gabung

Profil Titiek Soeharto Mantan Istri Prabowo

Titiek Soeharto lahir dengan nama asli Siti Hediati Soeharto pada 14 April 1959 di Kota Semarang, Jawa Tengah. 

Titiek merupakan anak perempuan keempat dari Soeharto bersama Siti Hartinah yang lebih akrab disapa Tien Soeharto.

Selain Titiek, Soeharto memiliki lima anak lainnya. Mereka adalah Siti Hardijanti Rukmana (Tutut), Sigit Harjojudanto (Sigit), Bambang Trihatmodjo (Bambang), Hutomo Mandala Putra (Tommy), dan Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamiek).

Sebagai anak mantan presiden, Titiek Soeharto merupakan salah satu tokoh politikus yang sudah lama malang melintang di dunia politik Indonesia.

Titiek menikah dengan Prabowo pada Mei 1983. Keduanya memiliki putra semata wayang bernama Ragowo Hediprasetyo atau yang akrab disapa Didit Prabowo.

Baca juga: Rusia dan China Sudah Ucapkan Selamat untuk Prabowo di Pilpres 2024, Amerika Serikat Belum, Kapan?

Diberitakan Kompas.com (22/12/2023), Titiek dan Prabowo pertemu pertama kali saat perempuan itu menjadi murid dari Sumitro Djojohadikusumo, ayah Prabowo.

Prabowo dan Titiek kemudian menjalani sebuah hubungan asmara. Mengetahui hal tersebut, Sumitro berpesan agar anaknya serius menjalani hubungan tersebut.

Prabowo Subianto dan Titiek Soeharto akhirnya menikah pada Mei 1983.

Saat itu, Prabowo bertugas sebagai perwira TNI sementara Titiek masih kuliah di Universitas Indonesia.

Mereka lalu dikaruniai putra tunggal bernama Ragowo Hediprasetyo pada 22 Maret 1984.

Sayangnya, rumah tangga Titiek dan Prabowo harus berakhir setelah masa Orde Baru.

Titiek dan Prabowo bercerai pada Mei 1998. Perceraian Titiek dan Prabowo diduga disebabkan oleh hubungan keluarga yang memburuk akibat isu politik.

Saat itu, Prabowo dituduh mengkhianati Soeharto saat masa kerusuhan 1998.

Prabowo bahkan juga dituding membiarkan para mahasiswa menduduki Gedung MPR/DPR dalam rangkaian Kerusuhan Mei 1998.

Peristiwa ini menjadi salah satu penyebab Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya.

Namun, tidak ada pihak yang memberikan penjelasan pasti terkait penyebab perceraian Prabowo dan Titiek.

Setelah bercerai dengan Titiek, Prabowo dikabarkan meninggalkan Indonesia untuk tinggal di Yordania.

Tindakan tersebut dilakukan semasa kerusuhan politik pada 1998.

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com

Berita seputar Pilpres 2024 lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved