Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Kota Malang

Berkah Sambut Hari Raya Idul Fitri 2024, Lapas Perempuan Malang Kebanjiran Pesanan Kue Kering

Berkah menyambut Hari Raya Idul Fitri 2024, Lapas Perempuan Malang kebanjiran pesanan kue kering khas Lebaran.

Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Dwi Prastika
Istimewa/TribunJatim.com
Berkah menjelang Idul Fitri 2024, Lapas Perempuan Kelas II A Malang kebanjiran pesanan kue kering, Jumat (29/3/2024). 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Kukuh Kurniawan

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Berkah menjelang Idul Fitri 2024, Lapas Perempuan Kelas II A Malang kebanjiran pesanan kue kering.

Salah satu Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Perempuan Malang, Zaenab membenarkan hal tersebut.

Setidaknya, ada 6 jenis kue yang tengah digarap, yakni kue nastar, kue kacang, kue emping, kue stroberi cookies, kue kastengel dan kue cokelat.

Diketahui, dalam satu minggu ke belakang ini, setidaknya sudah sekitar 100 toples kue yang digarap.

"Alhamdulillah, saat ini ekstra dalam pembuatan kue kering. Karena ada tambahan pesanan menyambut Lebaran," jelasnya, Jumat (29/3/2024).

Dirinya mengatakan, hasil produksi kue kering biasanya dibeli oleh pegawai lapas ataupun keluarga dari para WBP.

Di mana setiap kuenya, dijual dengan harga Rp 65 ribu hingga Rp 120 ribu.

Di samping keenam jenis kue tersebut, juga ada kue bolu tulban yang laris manis terjual.

Namun, apabila tidak dalam momen Ramadan, biasanya para WBP hanya membuat kue berdasarkan pesanan saja.

Baca juga: Puluhan Warga Binaan Pemasyarakatan Lapas Perempuan Malang Ikuti Wisuda Al-Quran Metode Jibrail

"Kalau saat ini, setiap hari produksi. Ini saja untuk tepung sudah banyak, kalau kue kering dihitungnya dari tepung. Dan ini sudah habis satu karung tepung, sekitar 25 kilogram," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Lapas Perempuan Kelas II A Malang, Yunengsih menuturkan, keterampilan pembuatan kue kering itu bagian dari bimbingan kerja (bimker) WBP, yang bekerja sama dengan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Ganesha.

"Jadi, mereka mengikuti kegiatan pelatihan tersebut sesuai dengan minatnya. Dengan harapan setelah bebas nanti, mereka bisa berwirausaha," terangnya.

Di sisi lain, para WBP juga diajarkan untuk cara memasarkan produk yang dihasilkan.

"Jualannya tidak harus punya toko, sekarang bisa online dan sebagainya. Untuk manajemen penjualan, kami berupaya memberikan pengetahuan tentang penjualan atau pemasaran," tandasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved