Berita Viral
Sosok Mbah Benu, Pimpinan Jemaah Aolia 'Telepon Allah' Tentukan Lebaran 2024: Perjalanan Spiritual
Inilah sosok dan bidoata Mbah Benu, pimpinan jemaah masjid Aolia di Gunungkidul 'telepon Allah' tentukan Lebaran 2024: perjalanan spiritual saya.
TRIBUNJATIM.COM - Jemaah Masjid Aolia di Gunungkidul, DI Yogyakarta sudah merayakan Lebaran 2024 pada Jumat (5/4/2024).
Pelaksanaan salat Idul Fitri atau Ied di masjid tersebut dilakukan di rumah imam jemaah Masjid Aolia di Panggang III, Giriharjo, Panggang, Gunungkidul, dijaga ketat oleh sejumlah petugas keamanan
Salat Idul Fitri di Masjid Aolia Gunungkidul sempat viral di media sosial.
Pimpinan jemaah masjid Aolia Gunungkidul, KH Raden Ibnu Hajar Pranolo atau yang dikenal sebagai Mbah Benu kini jadi sorotan.
Hal ini lantaran pengakuannya 'telepon Allah' untuk menentukan Idul Fitri atau Lebaran 2024.
"Saya tidak pakai perhitungan, saya telepon langsung kepada Allah taala, ya Allah kemarin tanggal 4, malem 4, ya Allah ini sudah 29 (hari puasa ramadan), 1 syawalnya kapan," kata Mbah Benu dikutip dari video yang beredar.
Dia melanjutkan: "Allah taala cerito tanggal limo jumuah (5, Jumat). kui lah ngomong, lah mangke nek disalahke uwong, ora opo2 urusane Gusti Allah (begitu ngomongnya, nanti kalau disalahkan orang, ngga apa-apa urusannya Gusti Allah)," katanya.
Dijelaskan Mbah Benu 'telepon Allah' bukanlah istilah sebenarnya.
"Terkait pernyataan saya tadi pagi tentang istilah menelepon Gusti Allah SWT itu sebenarnya hanya istilah. Dan yang sebenarnya adalah perjalanan spiritual saya kontak batin dengan Allah SWT."
Mbah Benu meminta maaf apabila pernyataannya telah menyinggung pihak lain.
Sosok dan biodata Mbah Benu pun kini banyak dicari.
Baca juga: Beda dari Pemerintah, Jemaah Aolia Salat Ied Duluan Hari ini, Kemenag Bakal Edukasi: Tidak Lazim
Baca juga: Penjelasan Imam Masjid Jemaah Aolia yang Salat Ied Duluan, Minta Warga Tetap Rukun: Jaga Persatuan
Pimpinan jamaah masjid Aolia ini bernama K H Ibnu Hajar Sholeh Pranowo atau Mbah Benu yang disebut sebagai Mursyid atau guru.
Jamaah Masjid Aolia adalah jamaah yang menganut aliran Ahlussunah Wal Jamaah.
Merekalah yang mengikuti dan berpegang teguh dengan sunah Nabi dan sunah khulafaurrasyidin setelahnya.
Perlu diketahui, jamaah masjid aolia sering berbeda dengan pemerintah maupun organiasasi keagamaan Islam dalam penentuan hari besar.
Dikutip dari Kompas.com, para jamaah mendengarkan khotbah dari Mbah Benu usai menunaikan ibadah salat Ied.
Setelahnya, para jamaah secara bergantian bersalaman dengan Mbah Benu, ada pula yang langsung pulang ke rumah masing-masing.

Baca juga: Sosok Polisi Ajak 44 Anak Panti Asuhan Borong Baju Lebaran di Mal, Pengunjung Ikut Haru: Gembira
Mbah Benu menyampaikan pesan agar masyarakat tetap rukun dan saling menjaga toleransi di tengah banyaknya perbedaan.
"Pesannya saling rukun, jaga kesatuan dan persatuan. Jangan menyalahkan orang, ya kalau disalahkan salah, kalau benar malah dia yang untung kita yang jadi tertuduh," kata Mbah Benu, dikutip dari kompas.tv.
Ia mengatakan toleransi merupakan hal yang penting dalam kehidupan bermasyarakat.
Kesatuan dan persatuan harus terus dijaga.
"Tadi khotbah saya, jangan jadi jangkriknya setan, manusia dengan manusia mau diadu. Jangan mau. Hancur Indonesia kalau saling bermusuhan," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Kemenag Gunungkidul, Sya’ban Nuroni mengatakan pihaknya sudah mendengar informasi mengenai jemaah Masjid Aolia yang menggelar salat Idul Fitri.
Sya’ban menilai hal ini sebagai suatu masalah.
Menurutnya, pihaknya akan melakukan pendekatan agar jemaah Aolia dapat mengikuti organisasi keagamaan pada umumnya atau pemerintah.
"Kalau ini kan tidak lazim. Kalau (penentuan hari raya Idulfitri beda) satu atau dua hari, biasa. Kalau ini kan lima hari, tidak lazim," ucap Sya’ban.
Upaya ini dilakukan agar keyakinan seseorang atau kelompok tidak menimbulkan permasalahan di tengah masyarakat.
Baca juga: VIRAL TERPOPULER Majikan THR Karyawan Rp16 Juta - Asal Uang Kades Wunut Beri THR Warga Rp 400 Ribu

Alasan lebih dulu lebaran
Sementara putra ketiga pengasuh Jamaah Aolia, Musa Asigbillah menjelaskan Jemaah Aolia Salat Idul Fitri lebih awal.
Musa mengatakan Jamaah Masjid Aolia dipimpin langsung oleh Kiai Haji Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranowo atau lebih dikenal dengan nama Mbah Benu.
Sementara putra ketiga Pengasuh Jemaah Aolia, Musa Asigbillah menjelaskan Jemaah Aolia Salat Idul Fitri lebih awal.
Musa mengatakan Jemaah Masjid Aolia dipimpin langsung olehKH Raden Ibnu Hajar Pranolo atau lebih dikenal dengan nama Mbah Benu.
Setelah itu, Mbah Benu oleh jemaahnya disebut sebagai Mursyid atau guru.
Jemaah Masjid Aolia menganut aliran Ahlussunah Wal Jamaah.
Baca juga: Tren Baju Lebaran 2024 Ada Gamis Shimmer, Bahan Mewah Kain Glossy, Cocok Dipakai saat Idul Fitri
Merekalah yang mengikuti dan berpegang teguh dengan sunah Nabi dan sunah khulafaurrasyidin setelahnya.
Musa mengaku Jemaah Masjid Aolia terbentuk sudah cukup lama sebelum dirinya lahir.
Hingga sekarang, Jamaah Aolia tersebar di berbagai daerah.
Terutama Jawa Tengah dan DIY, bahkan tidak bisa menghitung secara pasti karena jumlahnya sangat banyak.
"Kalau secara pasti saya tidak tahu karena sangat banyak. Di (Kecamatan) Panggang ada sekitar 10 titik," tutur dia. Dikutip dari Serambinews.com
Dia menyebutkan, jika mursyid Kiai Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranowo atau Mbah Benu keilmuannya secara laduni yang turun tiba-tiba ke pribadi Raden Ibnu Hajar Sholeh.

Menurut cerita, Mbah Benu pernah dibimbing oleh mursyid-mursyid.
"Beliau pernah mondok seperti di Pesantren Mbulus, pesantren daerah Maron Purworejo.
Bahkan, beliau dibimbing juga mursyid-mursyid yang lain seperti Gus Jogo Rekso di Muntilan, Syech Jumadil Kubro dimakamkan di Gunung Turgi dan Sunan Pandanaran di Klaten," ujarnya.
Dalam ajaran Islam, ilmu dibedakan menjadi dua jenis, yaitu ilmu kasbi dan ilmu laduni.
Ilmu kasbi dapat diperoleh manusia melalui usaha seperti belajar, melakukan percobaan, dan lain-lain.
Sementara itu, ilmu laduni bersifat rahasia dan diturunkan secara langsung dari Allah ke dalam hati seseorang.
Sementara itu, Mbah Benu menjelaskan alasan mereka menyelenggarakan salat Id lebih awal ketimbang dengan penetapan pemerintah karena hal tersebut adalah keyakinan yang selama ini mereka anut.
Sebab, di Indonesia masih bebas memilih menentukan hari rayanya sendiri.
"Indonesia itu bebas. Mau hari raya silakan, tidak hari raya ya monggo. Mau puasa monggo tidak puasa monggo.
Itu tidak masalah yang penting jaga persatuan dan kesatuan. Jangan menyalahkan yang lain, ndak boleh itu," ujarnya.
Dia menambahkan, jemaahnya tidak pernah menjelekkan pihak lain.
Itu tidak masalah yang penting jaga persatuan dan kesatuan. Jangan menyalahkan yang lain, ndak boleh itu," ujarnya.
Namun, jika dijelekkan, dia justru mempersilakannya.
Dia mengimbau kepada jemaahnya untuk tidak marah karena tidak ada kamus marah di Jamaah Aolia sesama anak cucu Nabi Adam.
"Jadi kita semua itu saudara. Harus saling mencintai satu sama lain.
Harus mengajak kebaikan jadi sama orang lain agama lain tidak masalah.
Apalagi sesama muslim, tidak masalah. Apalagi sama pemerintah tidak masalah," katanya.
Artikel ini telah tayang di TribunNewsmaker.com
Berita Viral dan Berita Jatim lainnya
Masjid Aolia
Gunungkidul
DI Yogyakarta
jemaah Masjid Aolia
viral di media sosial
KH Raden Ibnu Hajar Pranolo
Mbah Benu
Tribun Jatim
TribunJatim.com
Beredar Surat Perjanjian Minta Penerima Manfaat Rahasiakan Kejadian Keracunan MBG, Bupati Kecewa |
![]() |
---|
Imbas Salah Lokasi, Pengendara Bayar Parkir Rp1,2 Juta di Bandara usai Mobil Nginap 4 Hari |
![]() |
---|
Sosok dan Harta Zamroni Aziz, Kakanwil Kemenag NTB Viral Lempar Mikrofon: Saya Hanya Bercanda |
![]() |
---|
Sosok Dokter Gadungan Sragen Tipu Korban Rp538 Juta, Berani Diagnosa HIV dengan Belajar di Internet |
![]() |
---|
Imbas Ngaku Ingin Rampok Uang Negara, Karir Wahyudin Balik dari Nol usai Tak Jadi Angggota DPRD |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.