Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Dewan Inisiasi Sanding Budaya Global Jepang-Jawa di Surabaya, AH Thony: Saling Menguatkan

Pimpinan DPRD menginisiasi sanding budaya global Jepang-Jawa di Surabaya, AH Thony: Bisa bertukar ilmu dan saling menguatkan.

Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/Nuraini Faiq
Aksara Jawa - Keluarga Wakil Konjen Jepang, Ishii Yutaka bersama istri dan anaknya saat belajar menulis aksara Jawa, di Museum Pendidikan Surabaya, Minggu (5/5/2024). 

Sampai akhirnya mereka bisa menulis aksara Jawa.

Semua aksara Jawa atau huruf Hanacaraka mereka hafal.

Bahkan kini sudah masuk aksara rekan sampai huruf pangku Jawa. Mereka pun praktik melukis kata Jepang dalam huruf Hanacaraka.

"Lekukan huruf itu yang bikin menggairahkan," kata Ishii.

Perekat Memori Kolonial

AH Thony mengakui bahwa etos masyarakat Jepang itu tampak saat mereka mempelajari aksara Jawa.

Tidak hanya serius hingga bisa, tapi konsistensi dan keberlanjutan mereka tanamkan. Sikap ini harus ditiru.

"Jepang dikenal sebagai negara maju. Mereka juga bisa bangkit lebih cepat. Namun memori bangsa ini masih melihat bahwa Jepang pernah menjajah Indonesia. Sebagai sejarah, hal itu tetap tidak boleh dilupakan, tapi tidak boleh larut. Saat ini yang diperlukan adalah saling menguatkan," ujarnya.

Termasuk saling mengenalkan budaya Jepang dan Jawa lewat aksara negara masing-masing.

Jepang dan Indonesia di Surabaya disatukan dengan Hanacaraka.

"Tapi memang kita harus belajar budaya orang Jepang yang tekun dan istiqomah. Juga totalitasnya," ucap AH Thony yang asli Bojonegoro.

Dia menambahkan, budaya seperti kerja keras, tidak pernah menyerah, dan sungguh-sungguh itu harus diambil sebagai pelajaran berharga. Bahwa semuanya harus melalui proses dengan langkah yang serius.

Dengan porses yang baik, hasilnya juga akan baik.

Mengenal budaya Jepang, tidak sekadar mengenal huruf Kanji. Begitu juga belajar aksara berarti juga mengenal karakteristik dan perilaku masyarakatnya.

Jadi, menyatunya budaya Jepang dan Jawa ini adalah membaca karakteristik keduanya.

"Ingat, di Surabaya ada Kembang Jepun. Itu peninggalan Jepang (Jepun)," kata AH Thony. (adv)

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved