Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Pesma An-Nur Surabaya Bangun Perpustakaan 'Khofifah,' Berharap Banyak Lahirkan Tokoh Penting

Pesma An-Nur Surabaya membangun Perpustakaan 'Khofifah,' berharap pesantren bisa banyak melahirkan tokoh yang penting dalam dakwah Islam.

Editor: Dwi Prastika
Istimewa/TribunJatim.com
Pesantren Mahasiswa An-Nur di Jemurwonosari, Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim), membangun perpustakaan pesantren yang diberi nama "Perpustakaan Khofifah Indar Parawansa," Sabtu (11/5/2024). 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pesantren Mahasiswa An-Nur di Jemurwonosari, Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim), membangun perpustakaan pesantren yang diberi nama "Perpustakaan Khofifah Indar Parawansa."

Nama perpustakaan tersebut sesuai dengan nama pemberi wakaf yang juga tokoh Muslimat NU dan Gubernur Jatim 2019-2024 itu.

Pembangunan perpustakaan dengan tanah seluas hampir 140 meter persegi (6,9x20) itu ditandai dengan peletakan batu pertama oleh mantan Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) Surabaya, tokoh NU dan Imam Besar Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS), Prof Dr KH Ridlwan Nasir di sisi timur pesantren, Sabtu (11/5/2024).

"Saya menerima wakaf tanah ini dari ibu Khofifah saat saya umrah di Tanah Suci pada 27 Ramadan 1445 H. Karena itu, sepulang ke Surabaya, saya langsung ke rumah beliau membahas wakaf tanah yang akan kami gunakan untuk perpustakaan itu," kata pengasuh Pesantren Mahasiswa (Pesma) An-Nur, Wonocolo, Surabaya, Prof Dr KH Imam Ghazali Said.

Menurut Kiai Imam Ghazali Said, ada tiga pesantren di dunia yang menjadi besar karena wakaf dari masyarakat, di antaranya Universitas Al-Azhar Kairo yang merupakan pesantren dan universitas ternama di dunia, sementara dua pesantren serupa lainnya berada di Maroko dan Tunisia.

"Saya berharap pesantren yang merupakan wakaf dari orang tua kami dan masyarakat ini juga bisa besar seperti pesantren kelas dunia itu. Saat ini, pesantren kami sudah mencetak empat profesor, yakni dua profesor di Malang, Jatim, dan dua profesor di NTB," kata Kiai Imam Ghazali Said.

Bahkan, katanya di sela-sela acara peresmian itu, dua profesor di NTB yang alumni Pesantren Mahasiswa An-Nur itu kini menjadi Ketua NU dan Muhammadiyah di NTB.

"Semoga, pesantren kami akan banyak melahirkan tokoh yang sangat penting dalam dakwah Islam," katanya.

Saat ini, Pesma An-Nur di Gang Modin 10-A, Kelurahan Jemurwonosari, Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya, itu memiliki 30 santri hafidz (hafal Alquran), tapi sebagian masih ada yang belum 30 juz, karena itu, mereka kini dibina secara khusus.

Baca juga: Pegang Rekom 4 Parpol, Khofifah Dekati 3 Parpol Merah-Hijau di Pilgub Jatim, Bikin Koalisi Besar?

"Untuk memotivasi mereka agar mampu meningkatkan dan mempertahankan hafalannya itu kami adakan sema'an Alquran secara rutin selama dua hari untuk seorang santri. Semoga pesantren kami mampu memotivasi mereka seperti yang dilakukan almarhum Gus Miek," ujarnya.

Menanggapi peletakan batu pertama perpustakaan pesantren di atas tanah wakaf darinya itu, Ketua Umum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa mengucapkan terima kasih atas ikhtiar Kiai Imam Ghazali Said dan Pesma An-Nur dalam mengembangkan wakaf tanah darinya.

"Bismillah, semoga manfaat dan barokah. Amin allahumma amin," kata politisi perempuan yang selama ini menekankan pentingnya kualitas sumber daya manusia secara akademik agar berseiring dengan kualitas akhlak/kesalehan itu.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved