Berita Mojokerto
Kesenjangan Gaji di Mojokerto Bikin Warga Enggan Bekerja di Bumi Majapahit, Orang Dalam Berperan
Kesenjangan Gaji di Mojokerto Bikin Warga Enggan Bekerja di Bumi Majapahit, Orang Dalam Berperan
Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Samsul Arifin
TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO - Banyak faktor yang mempengaruhi angka pengangguran terbuka (TPT) di Mojokerto Raya.
Salah satunya adalah minimnya lowongan pekerjaan dan kehadiran Orang Dalam (Ordal) hingga kesenjangan UMK yang menghambat masyarakat sulit mendapat kesempatan kerja.
Kesenjangan UMK terpaut jauh, yakni UMK Kota Mojokerto Rp 2.876.603.30 dan Kabupaten Mojokerto yang mencapai Rp. 4.624.787.
Pengakuan dari seorang warga Mojokerto, Januariyanto mengatakan kebanyakan anak muda tidak tertarik mencari kerja di Kota Mojokerto adalah UMK yang tergolong kecil.
"Yang membuat banyak tidak tertarik karena UMR Mojokerto kota kecil. Kalau pabrik tergantung kebutuhan perusahaan, dan mereka juga biasa umur (Pencari kerja) yang menjadi pertimbangan. Kalau UMR kabupaten kurang lebih sama seperti Surabaya, tapi rata-rata pabrik," jelasnya, Sabtu (11/5/2024).
Menurut dia, kesempatan mendapat pekerjaan di Mojokerto juga relatif kecil, apalagi jika bersaing sesama pencari kerja yang mengandalkan Ordal.
"Masalah Ordal ya, hampir semua perusahaan dimana-mana kalau ada Ordal lebih mudah," bebernya.
Dikatakan Yanuardi, ia berharap UMK Mojokerto Kota disamakan dengan UMK Kabupaten Mojokerto.
Warga domisili Mojokerto juga diutamakan untuk kesempatan bekerja di suatu perusahaan.
"Harapannya UMR kota kalau bisa disamakan, perusahaan banyak yang buka di Mojokerto, supaya banyak menyerap tenaga kerja. Ingin pastinya diutamakan warga wilayah sekitar Mojokerto untuk bisa bekerja di wilayah sekitar," bebernya.
Minimnya lowongan pekerjaan dan kehadiran Ordal juga dirasakan oleh Eka warga Gedeg, Kabupaten Mojokerto.
Terlebih, kualifikasi maupun syarat untuk mencari kerja di Kabupaten Mojokerto relatif tinggi.
Baca juga: 30 ribu Pengangguran di Mojokerto Padahal Pembangunan Masif, Bupati Turun Tangan Tekan Angka
Kesempatan mendapat pekerjaan bagi wanita juga sangat sedikit, seperti batas usia dan faktor lainnya.
"Salah satunya kenapa tidak memilih di Mojokerto karena UMK Kota Mojokerto sedikit. Kalau UMK kab masih banyak, tapi kualifikasi yang dicari tinggi dan kebanyakan kalau tidak ada orang dalam ya susah masuk mendapat kerja," pungkasnya.
30 ribu Lebih jumlah pengangguran di Mojokerto
Minimnya ketersediaan lowongan pekerjaan masih menjadi momok di Kabupaten Mojokerto.
Meskipun wilayahnya ditempati kawasan industri di Ngoro (NIP) dan pabrik- pabrik yang tersebar hampir di seluruh kecamatan, nyatanya belum mampu menyediakan lowongan pekerjaan secara merata bagi masyarakat setempat.
Hasil data BPS (Badan Pusat Statistik) tercatat, bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Mojokerto masih mencapai 4,67 persen atau sebanyak 30.219 orang.
Terlebih, pembangunan infrastruktur begitu masif yang dilakukan Pemda Mojokerto faktanya belum berdampak
signifikan menciptakan lowongan pekerjaan secara komprehensif di Bumi Majapahit ini.
Menghadapi hal itu, Pemkab Mojokerto telah berupaya untuk menurunkan TPT dengan menjalin kerja sama dengan perusahaan dan masif menggelar Job Fair.
Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati mengatakan program Tim Koordinasi Daerah Vokasi (TKDV) digerakkan untuk menekan angka pengangguran terbuka.
Apalagi, salah satu indikator untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yakni dengan turunnya angka pengangguran terbuka atau banyaknya angkatan kerja yang mendapatkan pekerjaan.
"Karena kesejahteraan masyarakat tergantung dari bagaimana angkatan ini mendapatkan pekerjaan, dan mendapatkan penghasilan yang layak," jelasnya, Sabtu (11/5/2024).
Tak kalah pentingnya, pihaknya intensif berkoordinasi menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, untuk memetakan sekaligus menghubungkan para pencari kerja yang sesuai dengan lapangan kerja.
"Jangan sampai para pencari tidak tahu lapangan apa saja yang terbuka lebar di Kabupaten Mojokerto. Kemudian jangan sampai lapangan kerja ini tidak tertata dengan baik, sehingga para pencari kerja tidak menyiapkan dirinya supaya bisa diterima di lapangan pekerjaan yang ada," bebernya.

Para pencari kerja juga harus serius dan aktif dalam mencari informasi lapangan kerja, karena faktanya banyak sekali lapangan kerja formal maupun informal yang terbuka luas.
"Diluar sesungguhnya juga banyak lapangan kerja yang terbuka lebar, akan tetapi bagaimana mereka mengambil secara aktif lapangan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri. Jadi lapangan kerja informal yang sesungguhnya ini potensinya sangat luar biasa," kata Bupati Ikfina.
Bupati perempuan pertama di Mojokerto ini, mengungkapkan ada berbagai pekerjaan informal yang sangat berpotensi untuk ditekuni oleh para pencari kerja, seperti maintenance Utility alat-alat listrik perkantoran maupun rumah tangga.
Tak hanya itu, peluang kerja disektor pertanian dengan merubah pola kerja yang dapat disesuaikan dengan perkembangan teknologi saat ini juga menjadi kesempatan lapangan pekerjaan.
"Saat ini kita juga membutuhkan pasar digital, khusus untuk para pedagang di Kabupaten Mojokerto. kemarin masih dilaporkan dari Disperindag agar pasar digital ini bisa ramai dan responnya cepat," ungkapnya.
Baca juga: Tembus 16.000 Orang, Lulusan SMK Penyumbang Angka Pengangguran Terbuka di Magetan
Dokter Ikfina menjelaskan bahwa memiliki ketangguhan dan daya juang dalam bekerja menjadi tantangan tersendiri untuk para pekerja saat ini.
Karena persaingan dalam mencari juga melibatkan berbagai daerah di luar Kabupaten Mojokerto.
Sehingga, diperlukan memupuk ketangguhan dan daya juang bekerja untuk seluruh angkatan kerja di Kabupaten Mojokerto, agar tidak kalah bersaing dengan para pencari kerja dari luar daerah.
"Jadi ini tugas kita bagaimana kita bisa mencetak tenaga-tenaga kerja yang handal, dan punya daya juang yang tangguh. Jadi ketangguhan ini memang penting, bagaimana kemudian bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja dan daya juangnya," cetusnya.
Dikatakan, Bupati Ikfina pihaknya mengapresiasi seluruh perusahaan yang berperan aktif dalam pelaksanaan job fair 2024, yang menjadi bagian dari pergerakan roda ekonomi di wilayah Kabupaten Mojokerto.
Dengan adanya Job Fair yang digelar Pemkab ini setidaknya dapat membuka sebanyak 3.220 lowongan kerja.
Baca juga: Nasib Artis Dihujat Imbas Buka Donasi untuk Pengobatan Anaknya, Bantah Pengangguran: Belum Syuting
"Karena kita juga ingin para pencari kerja mendapatkan pekerjaan yang diinginkan, dan perusahaan-perusahaan mendapatkan tenaga kerja yang sesuai diinginkan," pungkasnya.
Plt Kepala Disnaker Kabupaten Mojokerto, Bambang Purwanto menambahkan angka pengangguran terbuka Kabupaten Mojokerto pada tahun 2021 mencapai 5,54 persen atau 33.033 jiwa, dan mengalami penurunan menjadi 4,83 persen atau setara dengan 31.221 di tahun 2022.
Sedangkan pada tahun 2023, angka pengangguran terbuka di Bumi Majapahit juga mengalami penurunan sebesar 4,67 persen atau setara dengan 30.219 jiwa.
"Adanya Job Fair dharapkan dapat menurunkan angka pengangguran sebesar 10 persen atau 3.000 orang terserap didunia kerja sesuai target di tahun 2024. Pelaksanaan job fair kali ini, terdapat 45 perusahaan yang tergabung dengan total lowongan kerja sebanyak 3.220 dan diikuti sedikitnya 6.939 peserta pencari kerja," ujar Bambang.
Menurut dia, saat ini sektor industri menjadi pioner dalam penyerapan tenaga kerja di Bumi Majapahit.
Apalagi tahun 2022 tercatat sedikitnya 174.991 orang atau 27,29 persen angkatan kerja yang bekerja disektor industri.
"Belum lagi Kabupaten Mojokerto juga menjadi pioner, karena UMK-nya cukup tinggi di angka Rp. 4.624.787. Sehingga ketika kami melaksanakan job fair ini banyak peserta-peserta yang ikut dari luar daerah," ucapnya.
Ia mengharapkan pelaku job fair nantinya dapat mempercepat bertemunya pencari kerja dengan pengguna tenaga kerja, untuk percepatan penempatan tenaga kerja.
"Dapat menumbuhkan semangat berkompetisi secara sehat bagi pencari kerja, untuk mendapatkan pekerjaan tertentu sesuai keterampilannya," tandasnya.
5 Tahun Lalu Warga Sudah Patungan, Jalan Rusak di Mojokerto Tak Digubris, Pemda: Belum Bisa Akomodir |
![]() |
---|
Sambut Libur Panjang, Ratusan Bus di Terminal Kertajaya Mojokerto Diperiksa |
![]() |
---|
Jadwal Pembelajaran Bulan Ramadan di Mojokerto, Awal Puasa Siswa Belajar di Rumah |
![]() |
---|
Kisah Bripka Muliono, Polisi di Mojokerto yang Nyambi Jadi Petani Setelah Bertugas |
![]() |
---|
Ini Penyebab Program Makan Bergizi Gratis di Kota Mojokerto Ditunda hingga 3 Februari 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.