Sosok Mbah Tono Pemulung Naik Haji dari Ponorogo, Diarak Teman Menggunakan Gerobak Sampah

TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Seorang pemulung asal Ponorogo, Supartono diketahui menjadi salah satu jemaah haji tahun 2024.

Mbah Tono, sapaan akrab Supartono masuk dalam kloter 19 embarkasi Juanda Surabaya.

Sesuai jadwal, Mbah Tono berangkat dengan 316 jemaah haji lainnya asal Ponorogo ke asrama haji sukolilo Surabaya.

Ratusan jemaah haji itu berangkat pada Rabu (15/5/2024) dini hari.

Mbah Tono yang merupakan pemulung diarak oleh teman-temannya dari komunitas pemulung peduli lingkungan (Pepelling).

Puluhan teman-temannya dari Pepeling mengantarkan Mbah Tono.

Terlihat mereka mengarak bapak dua orang anak ini dengan menggunakan gerobak yang biasa digunakan untuk memulung.

Mbah Tono diarak sampai Kelompok Bimbingan Haji dan Umroh (KBHU) Al Haromain Pondok Pesantren (Ponpes) Mayak.

“Diarak seneng perasaannya. Saya neli gerobak ini tahun 1983 untuk memulung,” ungkap warga Jalan Sekar Taman, Kelurahan Tonatan, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo.

Mbah Tono mengaku saat ini terharu dan juga deg-deg-an. Lantaran dia sendiri tidak pernah naik peswqr.

“Tapi saya hanya pasrah saja terhadap Allah. Harapannya semoga saya berangkat selamat pulang selamat tidak ada halangan suatu apapun dan menjadi haji mabrur,” paparnya.

Baca juga: Semua Calon Jemaah Haji Indonesia Dapat Surat Izin Resmi Masuk Raudhah, PPIH: Atur Jadwalnya

Salah satu anggota Pepeling, Marshudi menyebutkan bahwa mengarak Mbah Tomo merupakan wujud syukur.

Karena salah satu anggota komunitas Pepeling bisa naik haji,

“Ini alhamdulillah, wujud bersyukur kami. Alhamdulillah allah memanggil Mbah Tono ke Makkah. Mendorong suapaya lebih semangat,” bebernya.

Dengan Mbah Tono menunaikan rukun islam ke lima, Marshudi berharap untuk membawa keberkahan Pepeling. Dan juga sebagai insipirasi.

“Dulu Mbah Tono berangkat dari gerobak sampah. Jadi kami naikkan gerobak ini. Semoga menjadi haji mabrur. Selamat berangkat maupun pulang,” tegasnya.

Celengan Mbah Ibrahim

Semangat tinggi yang bisa dicontoh juga ditunjukkan Kakek Ibrahim, jemaah haji tertua asal Pacitan.

Usianya tak lagi muda, kini warga Desa Menadi, Kecamatan/Kabupaten Pacitan berusia 87 tahun  . 

Di usianya yang sudah renta tak menyurutkan untuk menunaikan rukun islam ke lima.

Keberangkatannya pada tahun 2024 ini juga sempt tertunda kala Covid-19 melanda dunia.  

“Saya mendaftar tahun 2018. Saat itu mecah celengan. Untuk sekedar mendaftar. Celengan waktu bekerja sebagai kusir andong,” kisah Kakek Ibrahim di rumahnya, Selasa (14/5/2024).

Dia menjelaskan, bahwa mendaftar haji bersama istri tercinta Siti Sofana.

Keduanya memang menabung dari hasil andong delman juga sebagai petani.

“Kumpulkan sedikit demi sedikit. Mendaftar haji berdua sama istri tahun 2018. Mestinya berangkat tahun 2022 lalu. Karena memang dia prioritas,” paparnya.

Namun kala itu tertunda. Hingga akhirnya ada panggilan menunaikan ibadah haji tahun 2024 ini.

Untuk pelunasan kakek 9 cucu ini juga menjual sebidang tanah untuk pelunasan biaya haji bersama sang istri.

Baca juga: Kesaksian Tetangga saat Balon Udara Jatuh di Rumah Warga Pacitan dan Meledak: Usai Sarapan

“Usaha saya dan orang tua. Saya daftar berdua itu Rp 50 juta. Lalu oelunasan jual tanah. Sempat tertunda alhamdulillah ini berangkat,” tegasnya.

Sementara Siti Sofana yang berusia 75 tahun ingin untuk selamat, sehat dan kuat saat menunaikan haji.

“Sehat awak saya kuat mendampingi mbah kakung. Bisa pulang ke Pacitan,” pungkasnya.