Berita Viral
Padahal Hari-hari Cuma Cari Botot, Mbah Nur Tewas usai Uang Dirampas, Tetangga: Dia Mengenal Pelaku
Mbah Nur Siti berakhir tewas setelah uangnya dirampas, padahal sehari-hari hanya bekerja sebagai botot atau pemulung.
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Sungguh mengenaskan hidup Mbah Nur Siti yang tewas dengan cara tak terduga.
Padahal hari-hari cuma cari botot atau bekerja sebagai pemulung, Mbah Nur Siti harus mengalami kondisi memprihatinkan.
Seorang wanita bernama Nur Siti (80), menjadi korban perampokan oleh pria yang belum diketahui identitasnya.
Kejadian itu terjadi di depan rumahnya yang terletak di Jalan Gabus, Kecamatan Medan Area, pada Selasa (9/4/2024) silam.
Menurut salah seorang tetangganya, Sri, korban ini kesehariannya bekerja sebagai pemulung dan tinggal bersama dengan seorang anaknya di rumah tersebut.
"Dia itu tukang botot (pemulung), memang kesehariannya mencari botot. Tinggal di situ sama anak laki-lakinya," kata Sri kepada Tribun Medan, Rabu (15/5/2024), dikutip Tribun Jatim.
Ia mengatakan, saat kejadian perampasan uang tersebut korban ini baru saja pulang bekerja dan sedang duduk di depan rumahnya.
"Kejadiannya itu pas di depan rumahnya itu, karena sudah malam jadi nggak ada yang tahu. Katanya uang yang diambil," sebutnya.
Sri menjelaskan bahwa, sampai saat ini warga sekitar tidak ada yang mengetahui.
Namun, warga mendapatkan kabar sebelum korban meninggal bahwa dia mengenali pelaku.
Baca juga: Sosok Mbah Hardjo Jamaah Haji Tertua Asal Ponorogo, Berusia 1 Abad Lebih, Dulunya Seorang Pejuang
"Nenek itu sudah meninggal beberapa hari yang lalu, pengakuannya dia kenal dengan pelaku ini. Cuma dia nggak mau ngasih tahu," ujarnya.
Amatan Tribun Medan, di rumah korban tampak tumpukan sampah plastik memadati halaman hingga ke dalam rumah.
Rumah korban berada tepat dipinggir parit.
Tidak terlihat adanya aktivitas apapun di dalam rumah korban dan tampak sepi.

Tengah viral pula aksi Mbah Suparman bangun tembok di tengah jalan.
Penyebab pria yang tinggal di Dukuh Gabusan, RT 02 RW 01, Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora itu bangun tembok di tengah jalan diungkap Camat.
Rupanya semua berawal dari hinaan fisik antara Suparman (60) dan Ngadiyo (60) di warung kopi.
Warga pun ngamuk kena imbasnya.
Aksi Mbah Suparman nekat menutup akses jalan tiga rumah dengan membangun tembok melintang di tengah jalan menjadi berita viral setelah diunggah akun TikTok @sempronk95.
Salah seorang perangkat desa, Tarto (45), menjelaskan penutupan akses jalan itu dilakukan sebanyak dua kali.
Pertama pada Selasa (7/5/2024), sekira pukul 14.00. Kedua, penutupan akses jalan dilakukan Sabtu (11/5/2024) sekira pukul 10.00.
"Selasa, saya dapat laporan dari warga terkait penutupan akses jalan yang dilakukan oleh Suparman. Kemudian Rabu sudah diselesaikan di tingkat desa. Akhirnya sepakat tembok yang dibangun yang menghalangi akses jalan dibongkar," katanya, Senin (13/5/2024), melansir dari TribunJateng.
Namun, kata Tarto, Suparman melakukan aksi penutupan jalan yang kedua kalinya dengan membangun tembok melintang di tengah jalan.
Baca juga: Pantas Pria Ponorogo Bangun Tembok di Jalan? Warga Ludahi Rumah hingga Blayer Motor, Tolak Mediasi
Menurut Tarto penutupan akses jalan yang kedua itu menjadi puncak kemarahan warga.
"Nah yang viral itu kejadian hari Sabtu. Warga bingung kok tiba-tiba akses jalan ditutup kembali. Padahal sebelumnya sudah diselesaikan," imbuhnya.
Sabtu (11/5/2024), pihak desa kembali melakukan mediasi antara warga dengan Suparman untuk menyelesaikan hal tersebut.
Lokasi mediasi di rumah Suparman.
"Sayangnya, Suparman masih ngotot tidak mau membuka akses jalan yang ditutup. Warga emosi, sehingga mereka (warga) kompak menutup akses jalan yang dilalui Suparman," terangnya.
Baca juga: Akhirnya Pria Ponorogo Mau Bongkar Tembok yang Tutup Jalan? Lurah Beri Syarat ke Warga: Timbal Balik
Kejadian itu membuat ada tiga tembok dibangun yang melintang di jalan.
Tembok pertama dibangun oleh Suparman yang berada di belakang rumahnya.
Menghalangi akses jalan tiga rumah warga.
Sedangkan dua tembok lainnya dibangun oleh warga.
Warga membangun tembok dua arah yang dilalui Suparman, di sebelah Utara dan dari arah Barat.
"Pihak desa tidak mampu menyelesaikan permasalahan tersebut, sehingga dilakukan mediasi lanjutan yang dilakukan oleh pihak kepolisian. Pihak kepolisian melakukan mediasi, dan akhirnya, Sabtu sekira pukul 19.00, Suparman berkenan untuk membuka akses jalan," paparnya.
Camat Jati, Bambang Setyo Kunanto, menjelaskan kronologi kejadian lantaran terjadi perseteruan antara Suparman dengan Ngadiyo.
Kronologi berawal dari perseteruan antara Suparman dengan Ngadiyo.
Sekitar 2 tahun yang lalu Suparman dan Ngadiyo bercanda di warung kopi.
"Saat bercanda ada kata-kata yang saling menyinggung dengan saling mengejek cacat fisik. Selanjutnya keduanya sering cek-cok," kata Bambang.
Rumah Suparman berlokasi di pinggir jalan, dengan posisi sampingnya ada lorong atau gang yang dibelakangnya terdapat tanah milik Ngadiyo.
Lorong tersebut ditutup atau diblokir menggunakan pondasi batu kumbung dengan alasan tanah lorong atau gang tersebut yang diakui milik Suparman.
Lalu dilakukan komunikasi antara perangkat desa bersama babinkamtibmas, dan akhirnya pondasi dibongkar oleh Suparman, pada Rabu (8/5/2024).
Baca juga: Warga Senang Masalah Pria Ponorogo Bangun Tembok Viral, Sikap Tak Berubah? Lurah Bahas Bongkar Paksa
Saat dilakukan komunikasi tersebut, perangkat desa melakukan pengukuran.
Hasilnya lorong tersebut masuk tanah desa yang digunakan untuk Sekolah Dasar.
Lalu, Suparman diarahkan untuk ke BPN Blora dengan maksud untuk diukur ulang.
Pada Sabtu tanggal 11 Mei 2024, Suparman tidak ke BPN malah langsung membuat pondasi dengan batu kumbung menutup kembali akses lorong samping rumah sebelah kanan milik Suparman.
"Selanjutnya perangkat desa bersama babinkamtibmas, babinsa, dan Kasi Trantib Jati memediasi untuk dibongkar tetapi ditolak oleh Suparman,"
"Hingga warga sekitar yang berkumpul merasa emosi juga melakukan pemblokiran atau penutupan jalan akses yg masuk depan rumah Suparman dari sebelah kanan dan kiri dengan pondasi batu kumbung," jelasnya.
Baca juga: 5 Fakta Pria Ponorogo Bangun Tembok di Jalan, Ogah Damai dengan Warga - Siasat Lurah Agar Dibongkar
Tidak bisa terselesaikannya permasalahan tersebut, unit reskrim dan unit intel dibantu anggota yang lain bersama Kasi Trantib Kecamatan Jati, dan perangkat desa mendatangi rumah Suparman.
"Suparman dan keluarga diberikan masukan dan penjelasan sampai sekitar pukul 18.30 hingga akhirnya keluarga Suparman dengan kesadaran sendiri membongkar pondasi batu kumbung masuk lorong tersebut," katanya.
Melihat pondasi lorong itu sudah dibongkar, kemudian pihak warga gotong royong membongkar kembali pondasi depan rumah Suparman samping kanan dan kirinya.
"Pihak keluarga Suparman berjanji tidak akan mengulangi menutup lorong tersebut dan pihak keluarga suparman tidak mau ke BPN Blora karena sudah sadar akan perbuatannya karena mendapatkan penjelasan dari Forkompimcam Jati," paparnya.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Arti 'Seal the Deal' pada Baliho Prabowo Berjajar dengan Netanyahu di Israel, Kemlu RI Klarifikasi |
![]() |
---|
2 Cucu Mahfud MD jadi Korban Keracunan MBG hingga Masuk Rumah Sakit: Jangan Menyederhanakan |
![]() |
---|
Janji Setpres usai Viral ID Pers Jurnalis CNN Indonesia Dicabut Lalu Dikembalikan, Bahas Kewenangan |
![]() |
---|
Nasib Guru Jupriadi, Tak Bisa Daftar PPPK usai Dipecat Meski sudah 16 Tahun Mengabdi di Sekolah |
![]() |
---|
Nominal Uang Pensiun yang Diterima oleh Mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.